"Lagu Panggilan Jihad.mp3"

Selasa, 01 Juni 2010

Mengungkit Ungkit Pemberian

Engkau memberi sedekah tetapi kemudian menyebut - nyebut amalmu itu di hadapan orang dan menyebut pula sifulan yang engkau beri, maka perbuatanmu itu adalah dosa besar.

Imam Ibnu Katsir mengatakan,"Artinya janganlah kalian membatalkan pahala sedekah kalian dengan menyakiti dan mengungkit-ungkitnya, sebagaimana tidak bernilainya sedekah orang riya. Orang yang riya adalah yang menampakkan sikap dihadapan orang lain bahwa dia ikhlas dalam beramal, padahal maksud sebenarnya adalah agar dia dipuji oleh orang lain atau agar tenar dengan sifat-sifat terpuji sehingga banyak orang yang mengagumi. Atau agar disebut sebagai orang dermawan dan maksud-maksud keduniawian lainnya. Orang yang riya tidak memiliki perhatian untuk taat kepada Allah, mencari ridha-Nya dan mengharap pahala-Nya yang berlimpah. Oleh karena itu, Allah berfirman yang artinya, "Dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir." (QS. Al-Baqarah:164).

Yang namanya sedekah atau apa pun bentuknya jika engkau lakukan tanpa pamrih, maka itulah yang dinilai Allah sebagai amal mulia. Allah akan membalasmu dengan pahala berlipat ganda.Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menghilang (pahala) sedekah kalian dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima). QS. Al Baqarah 264


Sabda Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Daud, At Turmudzi, An Nasai dan Ibnu Majah dari Abu Dzar:

Ada tiga golongan dimana Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) mensucikan mereka, dan bagi mereka adzab yang pedih, maka Rasulullah saw. membaca ayat 77 dari surat Ali Imran tersebut di ulang tiga kali, lalu Abu Dzar berkata: Tiga golongan itu tertipu dan merugi, wahai Rasulullah! siapakah mereka itu?, Rasulullah menjawab: (yaitu) orang yang memanjangkan pakaiannya, karena sombong, orang yang menyebut-nyebut pemberiannya dan orang yang menawarkan barang dagangannya dengan sumpah palsu. HR. Imam Muslim, Abu Daud, At Turmudzi, An Nasai dan Ibnu Majah.

Tidak akan masuk surga orang yang menipu dan bakhil (pahit) serta orang yang biasa menyebut-nyebut pemberian. HR. Ahmad dan At Turmudzi

Mereka telah berpaling dari beribadah kepada Dzat yang ibadah tersebut mampu mendatangkan manfaat untuk mereka sendiri. Oleh karenanya, Allah palingkan hati mereka dari hidayah. Mengingat hal tersebut, Allah mengakhiri ayat diatas denagn firmannya, yang artinya,"Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang kafir." (Lihat tafsir As-Sa"di,hal 113-114)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut