"Lagu Panggilan Jihad.mp3"

Sabtu, 24 Desember 2011

Nasihat Berharga Bag 6

Empat sifat tidak terdapat pada seseorang kecuali pada orang mukmin yaitu:


1 - Diam dan ini ibadat yang pertama.

2 - Tawadhuk.

3 - Dzikrullah atau berzikir.

4 - Tidak berbuat kejahatan.

Enam macam menunjukkan kebodohan yaitu:


1 - Marah tidak pada tempatnya, seperti marah pada seseorang, binatang atau lain-lainnya.

2 - Bicara yang tidak berguna kerana itu seharusnya seorang yang berakal tidak bicara kecuali jika penting dan berguna.

3 - Pemberian yang tidak pada tempatnya seperti pemborosan harta atau memberi kepada orang yang tidak akan berguna baginya.

4 - Membuka rahasia pada semua orang.

5 - Tidak membedakan antara kawan dengan lawan karena itu harus mengetahui siapa musuh dan siapa kawan. Kawan untuk ditaati dan musuh untuk diawasi dan musuh yang utama ialah syaitan laknatullah, yang benar-benar harus dijauhinya.

Lima sifat yang tidak ada pada orang munafiq yaitu:


1 - Pengertian agama.

2 - Berhati-hatilah dalam lidah.

3 - Senyum dimuka.

4 - Nur (terang) dalam hati.

5 - Cinta kepada kaum muslimin.

Diam mengandungi tujuh ribu kebaikan dan tersimpul dalam tujuh kalimat dalam tiap kalimat seribu yaitu:


1 - Diam itu ibadat tanpa susah payah.

2 - Perhiasan tanpa berhias.

3 - Kehebatan tanpa kerajaan.

4 - Benteng tanpa pagar.

5 - Kekayaan tanpa minta maaf kepada orang.

6 - Istirahat bagi kedua Malaikat pencatat amal.

7 - Menutupi segala aib.


Nabi Isa a.s. berkata: "Jangan banyak bicara selain dzikir kepada Allah s.w.t. sebab banyak bicara menyebabkan hati menjadi beku dan hati yang beku itu jauh dari Allah s.w.t. tetapi engkau tidak mengetahui."

Seorang sehabat berkata: "Jika engkau merasa keras hatimu dan lemah badanmu dan berkurang rezekimu, maka ketahuilah bahawa engkau telah bicara yang bukan kepentinganmu."

Sabtu, 17 Desember 2011

Do'a Mohon perlindungan Keselamatan Dan Kelapangan Hati

"Ya Tuhanku, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari memohon sesuatu yang aku tidak mengetahui hakikatnya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampunan serta tidak menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk golongan orang-orang yang merugi."

"Ya Tuhan, janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zhalim, dan selamatkanlah kami dengan curahan rahmat-Mu dari tipu daya orang- orang yang kafir."

"Ya Tuhan, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah segala urusanku, dan lepaskanlah kekakuan lidahku, agar mereka mengerti perkataanku."

Do'a tersebut dibaca oleh orang-orang yang senantiasa memuji dan menyucikannya. Mereka senantiasa berpegang teguh pada etika Islam, beramal shalih, memperbanyak dzikir dan doa dalam segala kesempatan.

Sabtu, 27 Agustus 2011

Nama-Nama Surah al-Fatihah

Menurut kitab Khazinatul-Asrar karangan al-Ustadz Muhammad Hakky an-Nazily, Surah al-Fatihah ini mempunyai 30 nama.

Nama- nama itu ada yang diambil dari berbagai hadis Nabi mengenai al-Fatihah, dan ada pula yang ditetapkan oleh para sahabat dan Tabi'in.

Nama-nama tersebut adalah:
1- AL-FATIHAH atau FATIHATUL KITAB
Artinya: ialah pembuka atau pembuka kitab, dan nama ini terdapat didalam banyak hadis seperti telah kita sebutkan ini.

2- UMMUL-KITAB
Artinya: induk kitab, dan nama ini juga terdapat di dalam banyak hadis sebagai telah kita sebutkan sesudah ini,UMMUL-kitab diartikan bahwa al-Fatihah mengandung semua persoalan yang terdapat didalam al-Quran, yaitu Ketuhanan, Alam, Akhirat, Ibadah, dan sejarah- sejarah.

3- UMMUL-QURAN
Artinya: Induk al-Quran, juga nama ini terdapat dalam hadis, berbagai pendapat kenapa dinamai UmmulQuran, diantaranya adalah karena al-Fatihah ini isinya dianggap sebagai keringkasan dari isi seluruh al-Quran.

4- AL-QURAN-AL-AZHIM
Artinya: Bacaan Agung, nama ini juga terdapat dalam hadis, dinamakan bacaan agung karena isi al-Fatihah ini semuanya mengenai masalah-masalah yang amat besar atau agung.

5- AS-SABUL MATSANY
Artinya: Tujuh yang Berulang- ulang, nama ini paling banyak tersebut dalam hadis-hadis, dinamakan tujuh, karena memang terdiri dari 7 ayat, dan dikatakan berulang-ulang karena memang bayak ayat-ayatnya dibaca berulang-ulang, baik di dalam ayat-ayat al-Quran lainnya atau dalam shalat atau diluar shalat.

6- AL-WAFIAH
Artinya: Mencakup, karena isinya mencakup seluruh isi al-Quran dan meliputi keterangan-keterangan tententang tuhan dan keterangan-keterangan tentang manusia.

7- AL-WAQIAH
Artinya: Tameng, nama ini diberikan oleh Yahya bin Abu Katsir, karena al-Fatihah ini dapat menamengi (menjaga) orang-orang yang membacanya dari berbagai bahaya dan penyakit, Telah bersabda Rasulullah saw: siapa yang membaca al-Fatihah dan ayat kursi dirumahnya, tidak dapat menimpa kepadanya penyakit 'ain dari manusia atau jin dihari itu. Diriwayatkan oleh AD-DAILAMY dari Imran bin Husain ra.

8- AL-KANZU
Artinya: perbendaharaan, atau tempat yang penuh dengan barang-barang berharga, nama ini diambil dari hadis: Bersabda Rasulullah saw: Allah berfirman bahwa al-Fatihah adalah suatu perbendaharaan dari perbendaharaan-perbendaharaan Arasy-Ku.

9- AL-KAFIAH
Artinya: Memadai, karena al-Fatihah ini mencakup semua ayat-ayat dalam al-Quran, dan ayat-ayat lain tidak mencakup akan isi al-Fatihah ini.
Dinamai al-Kafiah berdasarkan sebuah hadis mursal: Bersabda Rasulullah saw: Ummul Quran dapat jadi ganti lainnya, tetapi lainnya tidak dapat menjadi gantinya.

10- AL-ASAS
Artinya: sendi atau dasar, dinamakan dengan nama ini oleh Sufyan bin Uyainah, karena dia dianggapnya sebagai dasar dari al-Quran dan ayat BISMILLAHIR-RAHMAANIR-RAHIIM dianggapnya sebagai dasar dari al-Fatihah. (Bersambung)


























Sabtu, 20 Agustus 2011

Nasihat Berharga Bag 5

1- "Orang pemurah itutidak akan mendurhakai Allah,dan tidaklah pengaruh akhirat akan dikalahkan oleh pengaruh dunia bagi orang yang bijaksana."

2- "Siapa yang menjadikan taqwa sebagai modal utamanya, tentu lidahnya tidak akan bercerita tentang jumlah keuntungan agamanya, dan barang siapayang menjadikan dunia sebagai modal utamanya, tentu lidahnya tidak akan tidak akan bercerita tentang kerugian agamanya."


Barang siapa yang menjaga ketaqwaannya dengan kesiapan menjalankan semua perintah Allah dan kesanggupan menjauhi larangan-Nya, artinya semua tingkah lakunya selalu sejalan dengan ajaran Syara', maka ia akan memperoleh pahala yang tiada bandingnya, sebaliknya orang yang berani melakukan pelanggaran pelanggaran agama, maka baginya celaan/siksa yang tiada terhingga beratnya sehingga lidah sulit menggambarkan sejauh mana beratnya siksaan itu.

Minggu, 31 Juli 2011

3 Hal yang menyenangkan Rasulullah, Kulafaur rasyidin dan malaikat Jibril

”Apabila Allah SWT menghendaki hamba-Nya menjadi orang baik, maka Dia (Allah SWT) menjadikan hamba itu mengerti agama, menjadikan dia zuhud terhadap dunia dan menjadikan dia menyadari aib-aib dirinya.” (Dikutip dari kitab Nashaihul Ibad, karya tulis Syekh Muhammad Nawawi Ibnu Umar Al-Jawi. Dalam edisi berbahasa Indonesia buku ini berjudul : Nasihat Buat Hamba Allah dengan penterjemah : Moh. Syamsi Hasan. Oleh penulisnya (Syekh Muhammad Nawawi Ibnu Umar AL-Jawi) buku Nasihat Buat Hamba Allah ini untuk mejelaskan sebuah kitab yang berisi berbagai nasihat adalah karya seorang ulama besar yang populer dengan gelar Ibnu Hajar Al-Asqalami bernama : Al-Alamah Al-Hafizh As-Syekh Syihabuddin Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad As-Syafi’i)
Subhanallah! Ketika Allah SWT mengehendaki seorang hamba menjadi manusia yang sempurna, maka Allah menjadikannya sebagai orang yang mengerti persoalan agama, mulai dari masalah – masalah yang pokok sampai ke cabang – cabangnya. Hatinya tetap tenang, sekalipun tangannya hampa tidak menghasilkan rezeki yang dibutuhkan dan mampu melihat aib-aib yang ada pada dirinya. Saudaraku, kita berharap semoga kita menjadi (Insya Allah) hamba-hamba yang dikehendaki Allah SWT menjadi baik, menjadi insan yang sempurna, yang dijadikan (dengan kehendak Allah) menjadi sebagai orang yang mengerti persoalan agama, Amin ! Ya Robbal Alamin.
Beralih kita kepada materi utama kita, bahwa ada tiga hal yang menyejukkan hati, menyenangkan hati, junjungan kita, Nabi termulia, Rasul paling Agung, yaitu baginda Nabi Besar Muhammad SAW, kemudian para Sahabat terkemuka yang populer dengan sebutan Khulafaur Rasyidin, mereka adalah Sayyidina Abu Bakar Sidiq ra, Sayyidina Umar Ibnu Khatab ra, Sayyidina Utsman bin Affan ra dan Sayyidina Ali Bin Abu Thalib ra. Dan seorang malaikat yang sangat populer, si pembawa wahyu, dia adalah malaikat Jibril As.
Apa tiga hal yang sangat menyenangkan (sebagai sarana ibadah) serta penyejuk hati insan – insan dan makhluk pilihan Allah ini ?
Rasulullah SAW bersabda :
”Ada tiga hal dari dunia anda ini yang dititahkan menyenangkan kepadaku, yaitu bau harum, wanita, dan dibuat kesejukkan mataku justru dalam sholat.” (Dikutip dari buku Nasihat Buat Hamba Allah, penterjemah : Moh. Syamsi Hasan)
Saudaraku, dalam kitab Majaalisi Ar-Raaiqah oleh : Syekh Khalil Ar-Rasyidi dikatakan bahwa hal tersebut yang terjadi pada Rasulullah SAW bukanlah semata-mata dunia, bahwa sesungguhnya setiap perkara yang dilakukan karena Allah SWT bukanlah dunia semata, seperti sarana yang menjadi sebuah keniscayaan dan tidak bisa tidak, misalnya makanan pokok sebagai sumber kekuatan, tempat tinggal dan pakaian yang diperlukan (yaitu sandang, pangan dan papan). Ketika Nabi SAW menyampaikan sabda tersebut, beliau berada dalam satu majlis bersama para Sahabat terkemuka (Khulafaur Rasyidin).
Lantas saja Sayyidina Abu Bakar Sidiq berkata :
”Benar, ya Rasulullah, didunia ini ada tiga hal yang menyenangkan hatiku, yaitu : Melihat wajah Rasulullah, membelanjakan hartaku untuk Rasulullah dan putriku menjadi istri Rasulullah SAW.”
Mendengar itu, Sahabat Umar Ibnu Khatab pun berkata :
”Anda benar, Wahai Abu Bakar! Di dunia ini ada tiga hal yang menyenangkan hatiku, yaitu Amar makruf (perintah pada yang ma’ruf), nahi mungkar (mencegah dari yang mungkar) dan pakaian yang usang.”
Ket.: Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa pada pakaian Sayyidina Umar Ibnu Khatab terdapat empat belas tambalan.
Sementara Sahabat Utsman bin Affan ikut berkata :
”Anda benar, Wahai Umar! Di dunia ini ada tiga hal yang menyenangkan aku, ialah : Memberi makan orang yang kelaparan sampai kenyang, memberi pakaian orang yang tidak berpakaian dan membaca Al-Qur’an.”
Ket.: Didalam sebuah riwayat di terangkan bahwa Sayyidina Utsman bin Affan ra telah menghatamkan Al-Qur’an dalam dua rakaat shalat sunnat dimalam hari.
Selanjutnya Sahabat Ali bin Abu Thalib ra juga berkata :
”Anda benar, wahai Utsman! Didunia ini ada tiga hal (perkara) yang menyenangkan hatiku, yaitu : Melayani tamu, puasa pada waktu cuaca panas dan menghunus pedang menghajar musuh-musuh Allah dimedan perang.”
Ketika mereka sedang berdialog mengenai hal tersebut, tiba-tiba datang Jibril As kepada Nabi SAW seraya malaikat Jibril As berkata :
”Allah SWT yang maha Suci lagi Maha Tinggi mengutus aku ketika Dia (Allah SWT) mendengar ucapan anda semua. Dia (Allah SWT) memerintahkan kepadamu, agar bertanya kepadaku tentang perkara (hal) yang aku senangi, seandainya aku menjadi penduduk bumi.”
Maka Nabi SAW bertanya kepada malaikat Jibril As :
”Wahai Jibril, apakah yang anda senangi seandainya anda menjadi penduduk dunia ? ”
Malaikat Jibril As menjawab :
”Menunjukkan orang-orang yang tersesat pada Jalan yang lurus, bersikap ramah dan menyenangkan terhadap orang-orang yang mengembara yang taat kepada Allah SWT dan khusu’ dalam beribadah kepada-Nya serta menolong kerabat yang sengsara, kesulitan ekonomi (fakir).”
Seterusnya malaikat Jibril As berkata :
”Tuhan, pemilik keagungan, mencintai tiga perkara dari hamba-hamba-Nya, yaitu : Mengerahkan seluruh kekuatan untuk berbakti kepada Allah SWT, menangis ketika sedih karena telah melakukan maksiat dan bersabar ketika tidak punya sesuatu buat memenuhi kebutuhan.” (Dikutip dari buku : Nasihat Buat Hamba Allah. Penterjemah : Moh. Syamsi Hasan.)
Saudaraku sidang pembaca yang berbahagia. Sebelum saya akhiri dakwah saya (lewat tulisan) ini, ingin saya menyampaikan beberapa maqalah nasehat (man’izhah) berupa Akhbar dan Atsar sebagai berikut yaitu tentang perbandingan antara kebaikan Sayyidina Umar Ibnu Khattab ra dan Sayyidina Abu Bakar Shiddiq ra.
Diriwayatkan dari Umar ra, yang dinukil (dikutip) dari Syekh Abdul Mu’thi As-Samlawi, bahwa Nabi SAW bertanya kepada Malaikat Jibril As :
”Jelaskanlah kepadaku tentang kebaikan Umar.”
Lalu Jibril menjawab : ”Seandainya lautan menjadi tinta dan pohon-pohon menjadi penanya, niscaya aku tidak akan mampu menghitungnya.”
Lalu Nabi SAW bertanya lagi kepadanya : ”Jelaskan pula kepadaku tentang kebaikan Abu Bakar.”
Jibril berkata : ”Umar adalah salah satu kebaikan dari kebaikan-kebaikan Abu Bakar.”
Sementara Sayyidina Utsman bin Affan ra berkata setentang : Antara kegelisahan duniawi dan ukhrawi, katanya :
”Bersedih dalam urusan duniawi, membuat hati menjadi gelap sedangkan gelisah dalam urusan akhirat merupakan cahaya hati.”
Lantas apa kata Sahabat Ali bin Abu Thalib ra setentang menuntut ilmu dan berbuat maksiat (durhaka) ? Ujarnya :
”Barangsiapa menuntut (mencari) ilmu, maka syorga mencari dirinya dan barangsiapa berusaha berbuat durhaka (maksiat), maka nerakalah yang memburunya.” (Dua maqalah (Atsar) tersebut diatas dikutip dari buku : Nasihat Buat Hamba Allah Penterjemah : Moh. Syamsi Hasan.)

Senin, 04 Juli 2011

Nasihat Berharga Bag 4

1- "Menyusahkan diri semata mata karena dunia adalah kegelapan hati, dan menyusahkan diri semata-mata karena akhirat adalah penerang dalam hati".

Kandungan statemen di atas bahwa berduka citadalam hal-hal yang bersifat keduniaan akan menjadikan kegelapan hati seseorang, sedangkan berduka cita dalam hal-hal yang berhubungan dengan akhirat, Hati akan menjadi terang.

YA ALLAH, kami mohon, janganlah Engkau menjadikan penghidupan kami di dunia ini menjadi tujuan yang utama, tetapi jadikanlah itu sebagai jembatan menuju akhirat,

2- "Barangsiapa yang menuntut ilmu sama halnya ia mencari syurga. dan barang siapa yang berbuat maksiat/dosa sama halnya ia mencari neraka".

Seseorang yang bersusah payah menuntut ilmu manfaatyang wajib di ketahui oleh orang-orang yang berakal, maka sesungguhnya ia mencari amal untuk surga dengan ridho ALLAH Swt. dan barang siapa yang selalu berbuat dosa, maka sama halnya mencari-cari pintu neraka dan berusaha memperoleh murka ALLAH Swt.

Senin, 13 Juni 2011

Ibadah Nabi Muhammad saw di bulan Sya’ban

Sungguh berkata Sayyidatina Aisyah ra :
Belum pernah Nabi saw melakukan puasa sunnah pada suatu bulan pun sebanyak puasa sunnah beliau saw dibulan Sya'ban, dan sungguh beliau saw pernah melakukan puasa Sya'ban sebulan penuh, dan beliau saw bersabda : "Beramallah dari amal amal semampu kalian, sungguh Allah swt tidak pernah bosan hingga kalian sendiri yg bosan", dan shalat sunnah yg paling disukai Nabi saw adalah yg dilakukan dg berkesinambungan walaupun sedikit, dan beliau saw jika melakukan shalat sunnah maka beliau saw mendawamkannya. (Shahih Bukhari)

Betapa mulianya bulan sya'ban karena Rasul saw memperbanyak ibadah di bulan sya'ban diantaranya puasa. Dengan memperbanyak puasa di bulan sya'ban itulah, Rasul saw mengajarkan umatnya. Belum pernah beliau memperjuangankan banyak berpuasa sunnah melebihi di bulan sya'ban. Isyarat Ilahiyyah dari perbuatan Sang Nabi saw yang sangat mengetahui letak waktu – waktu mulia dan waktu – waktu yang lebih mulia dari sebagian waktu lainnya. Seraya mengambil waktu – waktu tersebut untuk memperbanyak ibadah yang tentunya telah menjadikan isyarat yang jelas bagi kita bahwa waktu – waktu tersebut sangat dimuliakan Allah.

Jika waktu tersebut sangat dimuliakan Allah, maka disitulah kesempatan bagi kita mengambil kesempatan untuk memperbanyak doa, munajat dan ibadah. Karena disaat – saat yang dimuliakan Allah itu, barangkali kita mendapatkan anugerah yang lebih dari waktu lainnya.

Bulan Sya'ban AlMukarram (Almukarram : yg dimuliakan) menyimpan kemuliaan yang banyak diantaranya adalah turunnya firman Allah "Innallaha wa malaikatahu yushalluuna alannabiy, yaa ayyuhalladzina'amanu shalluu alaihi wa sallimuu tasliimaa" QS. Al-Ahzab:56.) Ayat ini turun di bulan Sya'ban, maka bulan Sya'ban disebut bulan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw. Karena dibulan Sya'ban inilah Allah menurunkan firman tersebut bagi seluruh mukminin mukminat hingga akhir zaman untuk memperbanyak shalawat kepada Sang Nabi saw.

Dan di bulan Sya'ban itu pula terjadinya perpindahan kiblat dari Masjidil Aqsa menuju Masjidil Haram di Makkah Al Mukarramah. Turunnya ayat Aku telah melihat engkau menginginkan kiblat yang mengarah ke tempat yang lain dari Masjidil Aqsa (wahai Muhammad), maka kami akan menghadapkan kiblatmu ke arah yang engkau inginkan (yaitu Masjidil Haram). Maka Sang Nabi saw mengarahkan kiblatnya menuju Masjidil Haram dan kemudian turun ayat penyempurnanya, "maka hadapkanlah wajahmu ke Masjidil Haram".(QS Al Baqarah 144) Sya'ban merupakan Kesempurnaan Allah Swt, muncul padanya kepada Sayyidina Muhammad Saw yang mana bulan Rajab adalah bulan kemuliaan shalat.

Shalat masih berlanjut terus menghadap ke Masjidil Aqsa dan kemudian di bulan Sya'ban, belasan bulan setelah diwajibkannya shalat itu maka dihadapkanlah kiblat itu ke Masjidil Haram sampai saat ini. Dan kejadian itu di bulan Sya'ban.
Dan bulan Sya'ban pula mempunyai kemuliaan agung yaitu malam Nishfu Sya'ban yang di malam itu Allah Swt memuliakan hamba- hambaNya dan disunnahkan padanya memperbanyak doa dan munajat. Sebagaimana dijelaskan oleh Hujjatul Islam Al Imam Syafi'i alaihi rahmatullah bahwa berbeda pendapat ulama tentang malam lailatul qadr, sebagian mengatakan di bulan Ramadhan, sebagian mengatakan di malam nishfu sya'ban.

Namun tentunya pendapat yang lebih kuat "lailatul qadr adalah di bulan Ramadhan". Namun ada juga pendapat yang mengatakn malam nishfu sya'ban mempunyai kemuliaan seperti malam lailatul qadr. Dan di malam nishfu sya'ban pula Allah Swt memberikan kesempatan kepada hamba- hambaNya dengan berganti amal kitab setiap tahunnya. Amal kitab pahalanya dan dosanya yang diganti setiap tahun. Agenda dosa dan pahala itu diganti oleh Allah mulai malam 15 sya'ban dan disitu disunnahkan untuk memperbanyak ibadah.

Muncul pertanyaan kepada saya, tentang amal – amal yang paling baik di malam nishfu sya' ban? Sebagian para ulama mengajarkan shalat 100 rakaat dan lainnya. Belum saya temukan ada 1 dalil yang shahih mendukung shalat 100 rakaat di malam nishfu sya'ban. Akan tetapi hal itu terikat kepada sunnahnya memperbanyak ibadah di malam nishfu sya'ban. Maka apakah itu berupa memperbanyak ibadah shalat sunnah, memperbanyak doa, memperbanyak membaca Alqur'an, dan semua itu hal yang baik dilakukan di malam nishfu sya'ban. Malam – malam agung itu telah menanti kita, kemuliaan – kemuliaan itu menanti kita dan kemudian akan datanglah Ramadhan AlMukarram.

Kita teruskan riwayat hadits Sang Nabi saw, Rasul saw bersabda sebagaimana ucapan Sayyidatuna Aisyah radiyallahu anha bahwa Rasul kemudian bersabda "khudzuu minal amal ma tuthiqun" ambillah dari amal pahala itu semampu kalian. Bila mampu 1 bulan penuh berpuasa di bulan sya'ban, berpuasalah. Bila tidak mampu ambillah semampunya, 1 hari, 2 hari, berapa pun semampunya ambillah semampunya hal – hal yang sunnah hingga usia kita dan jasad kita menyaksikan lewatnya hari – hari kita didalam sunnah Muhammad Rasulullah Saw. (lalu keterusan hadits tsb) "Innallaha la yamillu hatta tamilluu" sungguh Allah tiada akan pernah bosan sampai kalian sendiri yang bosan.

Maksudnya apa? Kalau kita tidak bosan – bosannya maka hal itu baik., namun Allah tidak ada padanya sifat bosan. Menunjukkan setiap pendosa yang selalu bertaubat, Allah tidak akan bosan menerima taubatnya. Setiap orang yang bersalah memohon maaf kepada Allah, Allah tidak akan bosan memaafkannya. Setiap hamba yang berdoa siang dan malam, Allah tidak akan bosan mendengar doanya.

Hamba yang beribadah siang dan malam, Allah tiada akan pernah bosan untuk menerima ibadah hamba-Nya. Manusia memiliki sifat bosan. Akan kita berharap kepada Allah agar Allah membenahi kita untuk tidak bosan beribadah, untuk tidak bosan bertaubat, untuk tidak bosan membenahi diri kita dan Rasul saw diriwayatkan oleh Sayyidatuna Aisyah radiyallahu anha bahwa Rasul saw bersabda (kelanjutan hadits tsb) "ahabbusshalat ilannabiy shallallahu alaihi wa sallam ma duwima alaihi" amal yang paling dicintai oleh Sang Nabi saw adalah shalat sunnah yang dikerjakan berkesinambungan.

Bahwa Rasul itu kalau melakukan suatu shalat sunnah, tidak lagi meninggalkannya.
Sering bisikan syaitan membisikkan telinga kita untuk tidak banyak beramal. Jangan banyak – banyak beramal, nanti kau tidak bisa mendawamkannya. Sungguh itu bisikan syaitan, kita layaknya mengambil amal yang semampunya, seringannya untuk tidak kita tinggalkan dan boleh menambahkan amal sebanyak – banyaknya di waktu senggang kita, walaupun sering tertinggalkan tapi lebih baik daripada tidak sama sekali.

Tetapi ada amal – amal yang sangat ringan, yang selalu dijaga, yang tidak pernah ditinggalkan baik dalam keadaan safar atau dalam keadaan di rumah, dalam kesibukkan kerja, dalam keadaan sakit, tetap dikerjakan. Ada yang menjaga shalawat kepada Nabi saw yiatu 100X setiap harinya, shalawat 100X tidak akan makan waktu 10 menit dari 24 jam. Tidak sempat pagi, siang, sore, maghrib, isya, subuh, lewat 1 hari 1 malam, bisa di qadha esoknya.

"Ahabbusshalat ilannabiy shallallahu alaihi wa sallam ma duwima alaihi" amal yang paling dicintai oleh Sang Nabi saw adalah shalat sunnah yang dikerjakan berkesinambungan. Kita mempunyai waktu 24 jam, lihatlah mana waktu yang paling senggang pada hari – harimu. Saya lebih santai di waktu maghrib, ambil 2 rakaat ba'diyah Isya, saya tidak punya waktu shalat sunnah qabliyah - ba'diyah, shalat fardhu saja curi – curi waktu karena sibuk bekerja, ambil 2 rakaat saja, barangkali qabliyah subuh 2 rakaat atau ba'diyah maghrib 2 rakaat.

Waktu yang jelas engkau disitu tidak sibuk, ambil 2 rakaat saja. 2 rakaat dulu jangan ditinggalkan, kalau ada waktu boleh qabliyah dhuhur 4 rakaat, ba'diyah dhuhur 4 rakaat, qabliyah ashar 4 rakaat, maghrib tambah awwabin 6 rakaat, qabliyah isya 4 rakaat, ba'diyah isya 4 rakaat, boleh ditambah tapi punya 1 waktu yang tidak kita tinggalkan dari hal yang sunnah Nabi Muhammad Saw. Yang 2 rakaat jangan tinggalkan, yang lainnya di saat senggang, lakukan atau disaat kita sibuk bisa kita tinggalkan karena hal itu sunnah.

Tetapi ada amal – amal yang kita pegang walaupun hal itu ringan tapi itu tidak kita tinggalkan sebagai pencapaian cinta Nabi Muhammad Saw yang pasti padanya kecintaan Allah Swt.

Demikian ringan dan mudahnya Nabi saw mengajarkan kepada kita, maka kita sudah berada di akhir bulan Rajab untuk membenahi kehidupan dan hari – hari kita sebaik - baiknya, membenahi jiwa kita sebaik – baiknya, mempersiapkan diri masuk ke bulan sya'ban dengan kemuliaan, mempersiapkan diri sampai ke gerbang Ramadhan dengan seindah – indah keadaan.

Allah Swt tiada henti – hentinya memuliakan hamba-Nya dengan kemuliaan yang ia dambakan, kemuliaan di dunia dan kemuliaan akhirat adalah milik Allah. Firman Allah: Allah itu memberikan kewibawaan dan kemuliaan pada yang dikehendakinya dan Allah Maha Mencabutnya dari yang dikehendakinya.

Rabu, 01 Juni 2011

Doa

Apabila kita berkehendak mendapatkan sesuatu duniawi mahupun ukhrawi maka kita akan berusaha bersungguh-sungguh untuk mendapatkannya. Jika usaha kita tidak mampu memperolehinya kita akan meminta pertolongan daripada orang yang mempunyai kuasa. Jika mereka juga tidak mampu membantu kita untuk mencapai hajat kita maka kita akan memohon pertolongan daripada Allah s.w.t, menadah tangan ke langit sambil air mata bercucuran dan suara yang merayu-rayu menyatakan hajat kepada-Nya. Selagi hajat kita belum tercapai selagi itulah kita bermohon dengan sepenuh hati. Tidak ada kesukaran bagi Allah s.w.t untuk memenuhi hajat kita. Sekiranya Dia mengurniakan kepada kita semua khazanah yang ada di dalam bumi dan langit maka pemberian-Nya itu tidak sedikit pun mengurangi kekayaan-Nya. Andainya Allah s.w.t menahan dari memberi maka tindakan demikian tidak sedikit pun menambahkan kekayaan dan kemuliaan-Nya. Jadi, dalam soal memberi atau menahan tidak sedikit pun memberi kesan kepada ketuhanan Allah s.w.t. Ketuhanan-Nya adalah mutlak tidak sedikit pun terikat dengan kehendak, doa dan amalan hamba-hamba-Nya.


Dan Allah berkuasa melakukan apa yang di kehendaki-Nya. ( Ayat 27 :Surah Ibrahim )

Semuanya itu tunduk di bawah kekuasaan-Nya. ( Ayat 116 : Surah al-Baqarah )
Ia tidak boleh ditanya tentang apa yang Ia lakukan, sedang merekalah yang akan ditanya kelak. ( Ayat 23 : Surah al-Anbiyaa' )


Sebagian besar daripada kita tidak sadar bahwa kita mensyirikkan Allah s.w.t dengan doa dan amalan kita. Kita jadikan doa dan amalan sebagai kuasa penentu atau setidak-tidaknya kita menganggapnya sebagai mempunyai kuasa tawar menawar dengan Tuhan, seolah-olah kita berkata, "Wahai Tuhan! Aku sudah membuat tuntutan maka Engkau wajib memenuhinya. Aku sudah beramal maka Engkau wajib membayar upahnya!" Siapakah yang berkedudukan sebagai Tuhan, kita atau Allah s.w.t? Sekiranya kita tahu bahwa diri kita ini adalah hamba maka bersikaplah sebagai hamba dan jagalah sopan santun terhadap Tuan kepada sekalian hamba-hamba. Hak hamba ialah rela dengan apa juga keputusan dan pemberian Tuannya.

Doa adalah penyerahan bukan tuntutan. Kita telah berusaha tetapi gagal. Kita telah meminta pertolongan makhluk tetapi itu juga gagal. Apa lagi pilihan yang masih ada kecuali menyerahkan segala urusan kepada Tuhan yang di Tangan-Nya terletak segala perkara. Serahkan kepada Allah s.w.t dan tanyalah kepada diri sendiri mengapa Tuhan menahan kita dari memperolehi apa yang kita hajatkan? Apakah tidak mungkin apa yang kita inginkan itu boleh mendatangkan mudarat kepada diri kita sendiri, hingga lantaran itu Allah s.w.t Yang Maha Penyayang menahannya daripada sampai kepada kita? Bukankah Dia Tuhan Yang Maha Pemurah, Maha Penyayang lagi Maha Mengetahui.


Tidakkah Allah yang menciptakan sekalian makhluk itu mengetahui (segala-galanya)? Sedang Ia Maha Halus urusan Tadbiran-Nya, lagi Maha Mendalam Pengetahuan-Nya. (Ayat 14 : Surah al-Mulk )

Dialah yang mengetahui segala yang ghaib dan yang nyata, (dan Dialah jua) yang Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana. ( Ayat 18 : Surah at-Taghaabun )

Apa sahaja ayat keterangan yang Kami mansuhkan (batalkan), atau yang Kami tinggalkan (atau tangguhkan), Kami datangkan ganti yang lebih baik daripadanya, atau yang sebanding dengannya. Tidakkah engkau mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu? ( Ayat 106 : Surah al-Baqarah )


Allah s.w.t Maha Halus (Maha Terperinci/Detail), Maha Mengerti dan Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Allah s.w.t yang bersifat demikian menentukan buat diri-Nya yang apa saja yang Dia mansuhkan digantikannya dengan yang lebih baik atau yang sama baik. Dia boleh berbuat demikian karena Dia tidak bersekutu dengan siapa pun dan Dia Maha Berkuasa.

Seseorang hamba sentiasa berhajat kepada pertolongan Tuhan. Apa yang dihajatinya disampaikannya kepada Tuhan. Semakin banyak hajatnya semakin banyak pula doa yang disampaikannya kepada Tuhan. Kadang-kadang berlaku satu permintaan berlawanan dengan permintaan yang lain atau satu permintaan itu menghalang permintaan yang lain. Manusia hanya melihat kepada satu doa tetapi Allah s.w.t menerima kedatangan semua doa dari satu orang manusia itu. Manusia yang dikuasai oleh kalbu jiwanya berbalik-balik dan keinginan serta hajatnya tidak menetap. Tuhan yang menguasai segala perkara tidak berubah-ubah. Manusia yang telah meminta satu kebaikan boleh meminta pula sesuatu yang tidak baik atau kurang baik. Tuhan yang menentukan yang terbaik untuk hamba-Nya tidak berubah kehendak-Nya. Dia telah menetapkan buat Diri-Nya:


Bertanyalah (wahai Muhammad): "Hak milik siapakah segala yang ada di langit dan di bumi?" Katakanlah: "(Semuanya itu) adalah milik Allah! Ia telah menetapkan atas diri-Nya memberi rahmat." (Ayat 12 : Surah al-An'aam )

Orang yang beriman selalu mendoakan:
"Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari azab neraka". ( Ayat 201 : Surah al-Baqarah )


Hamba yang mendapat rahmat dari Allah s.w.t dengan diterimanya doa tersebut dan menjadikannya induk kepada segala doa-doa hambanya itu. Doa yang telah diterima oleh Allah s.w.t menepis doa-doa yang lain. Jika kemudiannya si hamba meminta sesuatu yang mendatangkan kebaikan hanya kepada penghidupan dunia sahaja, tidak untuk akhirat dan tidak menyelamatkannya dari api neraka, maka doa induk itu menahan doa yang datang kemudian. Hamba itu dipelihara daripada didatangi oleh sesuatu yang menggerakkannya ke arah yang ditunjukkan oleh doa induk itu. Jika permintaannya sesuai dengan doa induk itu dia dipermudahkan mendapat apa yang dimintanya itu.


Oleh sebab itu doa adalah penyerahan kepada Yang Maha Penyayang dan Maha Mengetahui. Menghadaplah kepada-Nya dan berserah diri kepada-Nya serta ucapkan, "Wahai Tuhanku Yang Maha Lemah-lembut, Maha Mengasihani, Maha Mengetahui, Maha Bijaksana! aku adalah hamba yang bersifat tergesa - gesa, lemah dan jahil. aku mempunyai hajat tetapi aku tidak mengetahui yang terbaik bagiku, sedangkan Engkau Maha Mengetahui. Sekiranya hajatku ini baik bagi dunia dan akhiratku dan melindungiku dari api neraka maka karuniakan ia kepadaku pada saat yang baik bagiku menerimanya. Jika kesudahannya buruk bagi dunia dan akhiratku dan mendorongku ke neraka, maka jauhkan ia daripadaku dan cabutkanlah keinginanku terhadapnya. Sesungguhnya Engkaulah Tuhanku Yang Maha Mengerti dan Maha Berdiri Dengan Sendiri".


Dan Tuhanmu menciptakan apa yang dirancangkan berlakunya, dan Dialah juga yang memilih (satu-satu dari makhluk-Nya untuk sesuatu tugas atau keutamaan dan kemuliaan); tidaklah layak dan tidaklah berhak bagi sesiapapun memilih (selain dari pilihan Allah). Maha Suci Allah dan Maha Tinggilah keadaan-Nya dari apa yang mereka sekutukan dengan-Nya. { Ayat 68 : Surah al-Qasas }


Maka ingatlah "Janganlah karena keterlambatan masa pemberian Tuhan kepadamu (padahal kamu telah bersungguh – sungguh berdoa) membuatmu berputus asa, sebab Allah menjamin untuk menerima semua doa, menurut apa yang dipilihNya dan waktu yang ditentukanNya, tidak menurut kehendakmu, tidak pada waktu yang kamu tentukan"

Sabtu, 21 Mei 2011

Sikap Manusia Dalam Menjalani Kehidupan Di Dunia Ini

Agar manusia dan jin tidak tertipu oleh keindahan hidup di dunia dan terpedaya oleh bujuk rayu syetan, Allah Swt memperingatkan mereka akan kecilnya kenikmatan hidup di dunia, bila dibandingkan dengan kenikmatan hidup di akhirat.

Banyak ayat Alqur'an dan Hadits nabawi yang menegaskan betapa remeh, tidak berharga, dan tercelanya dunia dengan segala bentuk keindahan dan perhiasannya. adalah fiman Allah SWT:

Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan pada apa-apa yang di ingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda-kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang, itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah tempat kembali yang baik (surga). (QS Ali Imran 3: 14).

Demi Allah, Tidaklah nilai kenikmatan hidup di dunia dan di akhirat kelak kecuali seperti salah seorang di antara kalian yang memasukkan sebuah jarinya ke dalam air laut. Maka hendaklah ia melihat berapa banyak air yang menempel pada jarinya manakala diangkat dari dalam air laut. (HR Al Hakim, Ibnu Majah No 4098 dan At Tirmidzi No. 2245)

Orang-orang yang beriman dan bertaqwa tidak akan tertipu oleh keindahan hidup di dunia dan bujuk rayu setan. Mereka akan mempergunakan seluruh kenikmatan duniawi yang mereka miliki sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mempersiapkan bekal ke akhirat kelak. Mereka hanya mengambil kenikmatan dunia sebatas apa yang mencukupi standar kelayakan hidup semata. Selebihnya mereka curahkan untuk beramal shaleh demi mengharapkan kenikmatan hidup yang lebih baik dan kekal di Surga kelak.

Firman Allah SWT :
Maukah kalian Aku beritahukan hal yang lebih baik dari seluruh harta kekayaan tersebut ? Yaitu orang-orang yang bertaqwa. Bagi mereka di sisi Rabb ada surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Mereka kekal di dalamnya, bagi mereka pasangan-pasangan yang suci dan ridha dari ALlah. Dan Allah Maha Mengetahui hamba-hamba-Nya. (QS. Ali Imran : 15).

Maka bertaqwalah kepada Allah SWT menurut kesanggupan, dengarlah dan taatilah perintah dan larangan-Nya dan infakkanlah kebaikan (harta yang banyak) untuk kebaikan diri sendiri. Dan barangsiapa dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.

Sebaliknya, orang-orang yang musyrik, kafir, munafik dan orang-orang yang banyak berbuat dosa menjadikan kenikmatan hidup duniawi sebagai tujuan hidup dan cita-cita utama. Mereka rela bekerja keras demi mendapatkan fasilitas hdup duniawi yang mewah. Untuk itu, mereka siap melakukan cara apapun tak peduli melanggar larangan-larangan Allah SWT dan Rasul-Nya dan tak peduli bila lalai dari mengerjakan perintah-perintah-Nya. Kecintaan kepada kenikmatan hidup duniawi membuat mereka mempergunakan segenap akal, pikiran, tenaga, waktu dan biaya dalam rangka mendapatkan kekayaan dan kenikmatan hidup yang lebih banyak. Bagi mereka kenikmatan hidup di dunia adalah segala-galanya. Jika mereka mampu meraih kesuksesan materi dan kekayaan yang besar, mereka mempergunakannya untuk berfoya-foya, hidup mewah dan mencari kepuasan syahwat mereka. Sebaliknya jika ditimpa kemiskinan dan kegagalan materi, mereka berputus asa, berkeluh kesah dan menempuh cara-cara yang haram demi meraih kenikmatan hidup duniawi.

Firman Allah SWT :
Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya niscaya Kami berikan balasan yang penuh atas pekerjaan mereka di dunia dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. Mereka itulah orang-orang yang tidak akan memperoleh balasan di akhirat kecuali Neraka dan sia-sialah di sana apa yang telah mereka usahakan di dunia dan terhapuslah apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Hud : 15 - 16).

Dengan demikian semoga kita bisa mempersiapkan diri sebaik baiknya dan merih kebahagiaan dalam kehidupan abadi selanjutnya.

Senin, 02 Mei 2011

Dunia Adalah Ladang Akhirat

Setiap muslim harus mempertimbangkan kepentingan akhirat dalam setiap aktivitasnya. Allah berfirman, ”Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedangkan apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka, apakah kamu tidak memahaminya? Maka, apakah orang yang Kami janjikan kepadanya suatu janji yang baik (surga) lalu ia memperolehnya, sama dengan orang yang Kami berikan kepadanya kenikmatan hidup duniawi, kemudian dia pada hari kiamat termasuk orang-orang yang diseret (ke dalam neraka)?” (QS 28: 60-61).

Rasulullah SAW bersabda: “Dunia ini adalah ladang untuk bercocok tanam (tempat melakukan amal ibadah dan amal kebajikan) yang hasilnya dipanen kelak di negeri akhirat.”

Jangan terlena dengan dunia ini, jangan buang-buang waktu, manfaatkan setiap detik hidup kita yang masih tersisa di dunia ini untuk:

1. Mendekatkan diri kepada Allah SWT (taqarrub) dengan memperbanyak dzikir dan amal ibadah lainnya.
2. Mengerjakan berbagai amal sholeh dan kebaikan walaupun sekedar memberikan sebutir kurma kepada orang lain
3. Membekali diri dengan takwa
4. Menggunakan kenikmatan yang diberikan Allah SWT (harta, waktu luang, kesehatan) untuk taat kepada-Nya.
5. Mensyukuri nikmat Allah SWT dengan menggunakan nikmat tersebut untuk semakin lebih taat kepada-Nya. Menggunakan nikmat harta, nikmat waktu, nikmat sehat untuk digunakan sebagai sarana dan fasilitas untuk beribadah lebih banyak lagi kepada-Nya.

Semoga kita tidak termasuk umat yang digambarkan Allah SWT seperti dalam firman-Nya, “Hingga ketika datang kematian menjemput salah seorang dari mereka, ia pun berkata: ‘Wahai Rabbku, kembalikanlah aku ke dunia agar aku bias mengerjakan amal shalih yang dulunya aku tinggalkan’.” (Al-Mukminun: 99-100)

Atau firman Allah SWT, “Sebelum datang kematian menjemput salah seorang dari kalian, hingga ia berkata: ‘Wahai Rabbku, seandainya Engkau menangguhkan kematianku sampai waktu yang dekat sehingga aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shalih.’ Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan kematian seseorang apabila telah datang waktunya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (Al-Munafiqun: 10-11)

Sabtu, 30 April 2011

Iblis Musuh Manusia

Iblis adalah musuh manusia, sementara manusia adalah sasaran iblis. Oleh karena itu, manusia hendaklah senantiasa waspada sebab iblis senantiasa melihat tepat pada sasarannya. Sabda Rasulullah S.A.W kepada Mu'adz, "Wahai Mu'adz, apabila di dalam amal perbuatanmu itu ada kekurangan :

1 Jagalah lisanmu supaya tidak terjatuh di dalam ghibah terhadap saudaramu/muslimin.

2 Bacalah Al-Qur'an

3 Tanggunglah dosamu sendiri untukmu dan jangan engkau tanggungkan dosamu kepada orang lain.

4 Jangan engkau mensucikan dirimu dengan mencela orang lain.

5 Jangan engkau tinggikan dirimu sendiri di atas mereka.

6 Jangan engkau masukkan amal perbuatan dunia ke dalam amal perbuatan akhirat.

7 Jangan engkau menyombongkan diri pada kedudukanmu supaya orang takut kepada perangaimu yang tidak baik.

8 Jangan engkau membisikkan sesuatu sedang dekatmu ada orang lain.

9 Jangan engkau merasa tinggi dan mulia daripada orang lain.

10 Jangan engkau sakitkan hati orang dengan ucapan-ucapanmu.

Sabtu, 16 April 2011

Hakikat Hidup Yang Sebenarnya

Allah menciptakan langit Bumi dan semua makhluk hidup maupun benda mati yang ada di dalamnya, dengan sebuah maksud yang jelas, penciptaan makhluk sama sekali bukanlah sebuah permainan, kesia-siaan, dan kebetulan belaka, semua makhluk di ciptakan oleh Allah untuk sebuah tujuan yang benar dan hikmah yang agung,

Allah Berfirman:
" Maka apakah kalian mengira bahwa Kami menciptakan kalian main-main belaka (tanpa ada maksud) dan bahwa kalian tidak akan di kembalikan kepada Kami?" (QS Al Mukminun 23:115).

Tujuan dan penciptaan langit, Bumi, manusia, jin, dan seluruh makhluk lainnya adalah untuk menguji ketaatan manusia dan jin kepada Allah SWT, niscaya akan mendapatkan balasan kenikmatan di akhirat, dan barang siapa mendurhakai Allah niscaya akan mendapatkan balasan siksa di akhirat, Allah menciptakan jin dan manusia, semata-mata agar mereka menegakkan taukhit, beribadah Kepada-Nya semata dan meninggalkan segala bentuk ibadah kepada selain-Nya.

Telah kita sadari dan fahami bersama bahwa tugas pokok manusia sebagai hamba Allah yang diciptakan di muka bumi adalah beribadah kepadaNya, kewajibanya yang harus di lakukannya sendiri tidak boleh diwakilkan, tidak bisa di tunda kapan saja, di mana saja, dalam keadaan apa saja bagaimana saja tidak boleh ditinggalkan dengan alasan apapun.

Hal ini telah ditetapkan dan ditegaskan oleh Allah dalam Al - Qur'an : "Dan aku ( Allah ) tidak menjadikan manusia dan jin kecuali untuk beribadah kepadaku". Setelah Allah menetapkan suatu kewajiban terhadap jin dan manusia untuk beribadah, kemudian Allah mengutus para nabi dan rasulnya dengan di beri wahyu yang berisikan syariat dan tuntunan cara ibadahyang harus dikerjaka secara murni.

Ketentuan ini telah di firmankan oleh Alloh dalam Al - Qur'an : "Beribadahlah kepada Allah dengan memurnikan agama kepadaNya" , dan sabda nabi : "Sesungguhnya Allah tidak menerima suatu amalan ibadah kecuali amalan yang murni dan mencari wajah Allah ( karena Allah )

Dari dalil di atas telah dapat dimengerti dan di fahami bahwa beribadah harus benar benar murni tidak boleh di campuri, di tambah atau dikurangi. Beribadah secara murni akanditerima Allah dan di masukan dalam surga. Sebaliknya jika tidak murni akan di tolak oleh Allah dan akan dimasukan ke dalam neraka.

Bagi umat muslim,ini yg perlu di perhatikan:
a. Tujuan hidup : Mencari ridho Allah swt.
b. Fungsi hidup : Sebagai Khalifah Allah swt.
c. Tugas hidup : Beribadah hanya kepada Allah swt.
d. Alat hidup : Segala kenikmatan yang diberikan Allah swt.
e. Teladan hidup : Nabi Muhammad rasulullah saw.
f. Pedoman hidup : Al-Qur’an sebagai firman Allah swt.
g. Kawan hidup : Orang yang berjuang karena Allah swt.

Rabu, 30 Maret 2011

Keutamaan Doa

1. Do'a adalah otaknya (sumsum / inti nya) ibadah. (HR. Tirmidzi)

2. Do'a adalah senjata seorang mukmin dan tiang (pilar) agama serta cahaya langit dan bumi. (HR. Abu Ya'la)

3. Akan muncul dalam umat ini suatu kaum yang melampaui batas kewajaran dalam berthaharah dan berdoa. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Penjelasan:
Yakni berdoa atau mohon kepada Allah untuk hal-hal yang tidak mungkin dikabulkan karena berlebih-lebihan atau untuk sesuatu yang tidak halal (haram).

4. Do'a seorang muslim untuk kawannya yang tidak hadir dikabulkan Allah. (HR. Ahmad)

5. Jangan mendo'akan keburukan (mengutuk) dirimu atau anak-anakmu atau pelayan-pelayanmu (karyawan-karyawanmu) atau harta-bendamu, (karena khawatir) saat itu cocok dikabulkan segala permohonan dan terkabul pula do'amu. (Ibnu Khuzaimah)

6. Rasulullah Saw ditanya, "Pada waktu apa do'a (manusia) lebih didengar (oleh Allah)?" Lalu Rasulullah Saw menjawab, "Pada tengah malam dan pada akhir tiap shalat fardhu (sebelum salam)." (Mashabih Assunnah)

7. Do'a yang diucapkan antara azan dan iqomat tidak ditolak (oleh Allah). (HR. Ahmad)

8. Bermohonlah kepada Robbmu di saat kamu senang (bahagia). Sesungguhnya Allah berfirman (hadits Qudsi): "Barangsiapa berdo'a (memohon) kepada-Ku di waktu dia senang (bahagia) maka Aku akan mengabulkan do'anya di waktu dia dalam kesulitan, dan barangsiapa memohon maka Aku kabulkan dan barangsiapa rendah diri kepada-Ku maka aku angkat derajatnya, dan barangsiapa mohon kepada-Ku dengan rendah diri maka Aku merahmatinya dan barangsiapa mohon pengampunanKu maka Aku ampuni dosa-dosanya." (Ar-Rabii')

9. Ada tiga orang yang tidak ditolak do'a mereka: (1) Orang yang berpuasa sampai dia berbuka; (2) Seorang penguasa yang adil; (3) Dan do'a orang yang dizalimi (teraniaya). Do'a mereka diangkat oleh Allah ke atas awan dan dibukakan baginya pintu langit dan Allah bertitah, "Demi keperkasaanKu, Aku akan memenangkanmu (menolongmu) meskipun tidak segera." (HR. Tirmidzi)

10. Barangsiapa tidak (pernah) berdo'a kepada Allah maka Allah murka kepadanya. (HR. Ahmad)

11. Apabila kamu berdo'a janganlah berkata, "Ya Allah, ampunilah aku kalau Engkau menghendaki, rahmatilah aku kalau Engkau menghendaki dan berilah aku rezeki kalau Engkau menghendaki." Hendaklah kamu bermohon dengan kesungguhan hati sebab Allah berbuat segala apa yang dikehendakiNya dan tidak ada paksaan terhadap-Nya. (HR. Bukhari dan Muslim)

12. Hati manusia adalah kandungan rahasia dan sebagian lebih mampu merahasiakan dari yang lain. Bila kamu mohon sesuatu kepada Allah 'Azza wajalla maka mohonlah dengan penuh keyakinan bahwa do'amu akan terkabul. Allah tidak akan mengabulkan do'a orang yang hatinya lalai dan lengah. (HR. Ahmad)

13. Apabila tersisa sepertiga dari malam hari Allah 'Azza wajalla turun ke langit bumi dan berfirman : "Adakah orang yang berdo'a kepadaKu akan Kukabulkan? Adakah orang yang beristighfar kepada-Ku akan Kuampuni dosa- dosanya? Adakah orang yang mohon rezeki kepada-Ku akan Kuberinya rezeki? Adakah orang yang mohon dibebaskan dari kesulitan yang dialaminya akan Kuatasi kesulitan-kesulitannya?" Yang demikian (berlaku) sampai tiba waktu fajar (subuh). (HR. Ahmad)

14. Tidak ada yang lebih utama (mulia) di sisi Allah daripada do'a. (HR. Ahmad)
15. Tiga macam do'a dikabulkan tanpa diragukan lagi, yaitu doa orang yang dizalimi, doa kedua orang tua, dan do'a seorang musafir (yang berpergian untuk maksud dan tujuan baik). (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

16. Sesungguhnya Allah Maha Pemalu dan Maha Murah hati. Allah malu bila ada hambaNya yang menengadahkan tangan (memohon kepada-Nya) lalu dibiarkannya kosong dan kecewa. (HR. Al Hakim)

17. Tiada seorang berdo'a kepada Allah dengan suatu do'a, kecuali dikabulkanNya, dan dia memperoleh salah satu dari tiga hal, yaitu dipercepat terkabulnya baginya di dunia, disimpan (ditabung) untuknya sampai di akhirat, atau diganti dengan mencegahnya dari musibah (bencana) yang serupa. (HR. Ath-Thabrani)

18. Barangsiapa mendo'akan keburukan terhadap orang yang menzaliminya maka dia telah memperoleh kemenangan. (HR. Tirmidzi dan Asysyihaab)

19. Ambillah kesempatan berdo'a ketika hati sedang lemah-lembut karena itu adalah rahmat. (HR.Ad-Dailami)

20. Ali Ra berkata, "Rasulullah Saw lewat ketika aku sedang mengucapkan do'a : "Ya Allah, rahmatilah aku". Lalu beliau menepuk pundakku seraya berkata, "Berdoalah juga untuk umum (kaum muslimin) dan jangan khusus untuk pribadi. Sesungguhnya perbedaan antara doa untuk umum dan khusus adalah seperti bedanya langit dan bumi." (HR. Ad-Dailami)

21. Berlindunglah kepada Allah dari kesengsaraan (akibat) bencana dan dari kesengsaraan hidup yang bersinambungan (silih berganti dan terus-menerus) dan suratan takdir yang buruk dan dari cemoohan lawan-lawan. (HR. Muslim)

22. Tidak ada manfaatnya bersikap siaga dan berhati-hati menghadapi takdir, akan tetapi do'a bermanfaat bagi apa yang diturunkan dan bagi apa yang tidak diturunkan. Oleh karena itu hendaklah kamu berdoa, wahai hamba-hamba Allah. (HR. Ath-Thabrani)

23. Barangsiapa ingin agar do'anya terkabul dan kesulitan-kesulitannya teratasi hendaklah dia menolong orang yang dalam kesempitan. (HR. Ahmad)


Doa adalah ibadah. Doa adalah senjata. Doa adalah benteng. Doa adalah obat. Doa adalah pintu segala kebaikan.

Allah memiliki dua sifat agung, yakni Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Tentang dua sifat itu, Abdullah Ibnul Mubarak berkata: "Ar-Rahman yaitu jika Dia diminta pasti memberi, sedang Ar-Rahim yaitu jika tidak dimintai maka Dia murka." (Fathul Bari 8/155).
Allah berfirman:

"Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah, bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaKu, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku dan hendaklah mereka beriman kepadaKu agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (Al-Baqarah: 186)


Sumber:
1100 Hadits Terpilih (Sinar Ajaran Muhammad) - Dr. Muhammad Faiz Almath

Minggu, 20 Maret 2011

Bagiamana Cara Kita Bertawakkal

Sikap tawakkal tentu saja tidak bisa muncul dengan sendirinya,tanpa adanya penghayatan terhadap akidah atau tauhid secara benar, misalnya penghayatan terhadap luasnya makna Laa Ilaaha Illallah , atau keluasan
Asmaul Husna,sehingga melahirkan sikap akidah yang mantap. Keyakinan yang mantap teralisir dalam aplikasi sebagai seorang muslim yang mempunyai akhlakul karimah. Seperti kesabaran yang kuat, keistiqomahan yang mantap, sifat qonaah, ketenangan qalbu (muthmainah) yang baik. Termasuk di dalamnya sifat tawakkal yang sebenarnya. Semua itu harus betul-betul dipahami dengan pemahaman yang sempurna. Sebuah contoh dari seorang alim yang pemahaman Islamnya sempurna, ia adalah Hatim al-Sham (237 H). Ketika ia di tanya tentang tawakkal. “Atas dasar apa anda bangun urusan anda dalam hal tawakkal”. Kemudian ia menjawab: “ Berdasarkan empat perkara: Pertama : Aku tahu bahwa rezekiku tidak akan di makan oleh selainku, maka hatiku tentram dengannya. Kedua : Aku tahu bahwa amalku tidak dilakukan oleh orang selainku,maka aku sibuk dengannya. Ketiga : Aku tahu bahwa kematian itu datang dengan tiba-tiba, maka aku berpacu dengannya. Keempat:aku tahu bahwa aku tidak pernah sepi dari pengawasan Allah,maka aku malu kepada-Nya.

Minggu, 27 Februari 2011

Yaasiin Fadhilah


Surah Ya Sin (bahasa Arab:يس) adalah surah ke-36 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 83 ayat, termasuk golongan surah-surah Makkiyah serta diturunkan sesudah surah Al-Jinn. Dinamai Ya Sin karena dimulai dengan huruf Ya Sin. Sebagaimana halnya arti huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan beberapa surat Al-Quran, maka demikian pula arti Ya Sin yang terdapat pada ayat permulaan surah ini, yaitu Allah mengisyaratkan bahwa sesudah huruf tersebut akan dikemukakan hal-hal yang penting antara lain: Allah bersumpah dengan Al-Quran bahwa Muhammad SAW benar-benar seorang rasul yang diutus-Nya kepada kaum yang belum pernah diutus kepada mereka rasul-rasul.

Surah ini mempunyai kedudukan tersendiri dalam tradisi kehidupan sebagian umat Islam. Meskipun keabsahan tradisi tersebut diperdebatkan, surah Ya Sin sering dibaca pada waktu-waktu tertentu seperti ketika seseorang sedang menghadapi sakratul maut, malam Jumat, malam Nisfu Sya'ban, tahlil, dan lain sebagainya.

Diantara keutamaan surat Yasin adalah dikeluarkan oleh Addarimiy hadits dari Anas ra marfu ' "Barangsiapa yg membaca surat Yaasiin maka pahalanya menyamai 10X khatam Alqur'an" (Mushonnif Abdurrazak); diriwayatkan dari Ma'mar ra bahwa" dalam segala sesuatu ada jiwanya, dan jiwa Alqur'an adalah surat Yaasiin" (Mushonnif Abdurrazak Juz 3 hal 372); "Bacalah surat Yaasiin karena padanya terdapat 10 keberkahan, mereka yg membacanya dalam keadaan lapar makan akan diberi rizki hingga kenyang, mereka yg haus akan diberi minum hingga sirna hausnya, mereka yg tak punya baju akan diberikan baju, mereka yg belum menikah maka akan diberikan jodohnya, mereka yg ketakutan maka akan diamankan dari ketakutannya, mereka yg dipenjara kecuali akan dikeluarkan, mereka yg dalam perjalanan maka akan diberi bantuan dalam perjalananya, mereka yg kehilangan maka akan dikembalikan padanya, mereka yg sakit akan disembuhkan, jika dibacakan pada mayyit maka akan diringankan baginya" (Baghiyyatul Haarits juz 1 hal 52).


Tetapi tidak semua orang tahu apa yang dimaksud Yasin Fadhilah. Namun dikalangan warga pesantren sangat akrab dengan Yasin Fadhilah.

Yaasiin Fadhilah berisi surat yaasiin yg ditambahi doa, sebagaimana kita disunnahken oleh Rasul saw bila membaca ayat mengenai azab, maka kita berhenti dan memohon perlindungan Allah atas siksa Nya, demikian pula ayat Rahmat, atau surga dan lainnya, sunnah berhenti dan berdoa dengan makna yg sedang dibacanya, atau mengulang ulang suatu ayat, ini pun dilakukan oleh Rasul saw. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits yang bersumber dari sahabat Hudzaifah bin Al-Yaman ra beliau berkata: "Pada malam hari saya pernah shalat bersama Nabi Saww, lalu beliau membuka Surat Al-Baqarah, Surat Ali Imraan, dan Surat An-Nisaa' kemudian membacanya dengan tartil. Apabila beliau melewati ayat yang didalamnya terdapat tentang mensucikan Allah, maka beliau membaca "Sumhaanallaah." Apabila beliau melewati (ayat) tentang permohonan, maka beliau memohon (berdo'a) dan apabila beliau melewati (ayat) tentang permohonan perlindungan, maka beliau memohon perlindungan kepada Allah."(HR. Imam Muslim).

Dalam Yaasiin fadhilah di antara ayat Surat Yasin ada yang diulang sampai tiga kali atau lebih. Mengulang-ulang satu ayat ada contoh dari Rasulullah Saww sebagaimana disampaikan oleh Abu Dzarrin ra beliau berkata: "Nabi Saww pernah bangun malam dengan membaca sebuah ayat dan mengulang-ulang ayat itu, sehingga sampai pada pagi hari. Ayat tersebut adalah: In tu'adzdzibhum fa innahum 'ibaaduka (Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu)". (HR.Imam Nasa'I dan Ibnu Majah).

Jadi Yaasiin fadhilah adalah surat yaasiin yg telah dibubuhi doa pada beberapa ayat ayatnya, secara konteks doa dan yaasiin keseluruhan, hal ini tidak dilakukan oleh Rasul saw, namun para ulama mengumpulkan beberapa hadits hadits dan atsar shahabat dan qaul ulama dari doa doa yg dibaca pada ayat ayat tertentu dalam surat Yaasiin, lalu mengumpulkannya dan menamakannya Yaasiin Fadhiilah. (surat Yaasiin yg mulia)

Sabtu, 22 Januari 2011

Agar Tetap Tegar Ketika Tertimpa Musibah

Musibah sudah ditakdirkan Allah untuk ujian manusia, Dengan Musibah itu apakah manusia syukur atau kufur. Musibah di wilayah lain di bumi juga terjadi dalam wujud yang berlainan. Kepada masyarakat yang terkena musibah disarankan agar tetap sabar, tabah, tawakal dan menerima dengan hati yang ikhlas, Insya allah akan selalu ada pertolongan Allah.

Adapun tips agar seseorang tetap tegar dan tidak stress ketika tertimpa musibah di antaranya adalah :

1- Hendaknya ia mengetahui, bahwa dunia adalah tempat ujian dan cobaan.

2- Harus dipahami bahwa musibah adalah merupakan sebuah ketetapan atau sunnatullah.

3- Memahami bahwa di sana masih ada musibah yang lebih besar dan banyak jumlahnya.

4- Mengambil pelajaran dari keadaan orang-orang yang tertimpa musibah yang sama, karena hal itu akan mendatangkan ketenangan.

5- Memandang keadaan orang-orang yang tertimpa musibah yang lebih besar dari musibah yang menimpanya, sehingga ia lebih bersyukur karena musibah yang menimpanya ternyata masih ringan.

6- Berdo’a dan mengharapkan ganti yang lebih baik, dari apa yang telah hilang darinya. Jika yang menimpanya sesuatu yang dapat tergantikan dengan yang lain seperti hilangnya harta, meninggalnya anak, pasangan hidup atau yang semisalnya.

7- Mengharap pahala dan balasan kebaikan dari Allah Ta’ala dengan bersabar.

8- Hendaknya seorang hamba tahu bahwa bagaimana pun berjalannya sebuah ketetapan atau taqdir adalah merupakan sesuatu yang terbaik bagi dirinya.

9- Mengetahui bahwa beratnya cobaan dan dahsyatnya ujian hal itu adalah dikhususkan bagi orang-orang pilihan. Jika hal itu terjadi terhadap orang yang ahli ibadah, maka hal itu menunjukkan bahwa ia adalah termasuk pilihan.

10- Memahami bahwa ia adalah seorang hamba makhluk yang dimiliki dan seseorang yang dimiliki tidaklah ia memiliki dirinya sedikit pun.

11- Musibah yang terjadi adalah berdasarkan ridha dari Yang Empunya Allah, maka sudah merupakan kewajiban bagi seorang hamba untuk ridha terhadap apa yang diridhai oleh Allah Subhanahu wata’ala.

12- Mengoreksi diri ( Muhasabah ) ketika ia bersedih akibat musibah. Hal tersebut adalah sesuatu yang perlu dilakukan.

Memahami bahwa musibah adalah hanya sesaat saja, seolah-olah ia tidak pernah terjadi. Mungkin bisa dibenarkan orang yang mengatakan,Badai pasti berlalu.

Allah tidak akan menimpakan musibah kepada kita di luar kemampuan hambanya..

Jumat, 14 Januari 2011

Bahagianya Penderitaan

Setiap kali kita mengalami peristiwa yang membuat kita bersedih atau menderita seringkali kita menutupinya atau menekan perasaan kita agar tidak terlihat lemah atau takut dianggap sebagai orang yang lemah iman sehingga bila ditanya 'apa kabar? kemudian kita menjawab, 'baik..!' Tanpa kita sadari kita menolak penderitaan.

Dilingkungan kita berada bila terjadi peristiwa duka cita, kehilangan orang yang kita cintai biasanya ada ungkapan, 'sudahlah, jangan menangis. Ikhlaskan saja kepergiannya.' atau ada juga yang mengatakan, 'kayak bukan orang beriman saja, begitu kok menangis.' Itulah sebabnya kita menekan perasaan kita, menekan emosi kita, tidak menunjukkan menangis di depan umum agar kita tidak dianggap sebagai orang yang lemah bahkan dianggap sebagai orang yang kufur.

Padahal bila kita memahami lebih dalam setiap duka cita dan penderitaan yang kita alami sesungguhnya banyak manfaatnya dalam hidup kita. Penderitaan dan duka cita yang sering kita alami sesungguhnya bukan kelemahan melainkan sebuah kekuatan yang ada di dalam diri kita. Ada beberapa manfaat di dalam penderitaan yang kita rasakan sebagai kekuatan.

Pertama, setiap penderitaan mengandung hikmah. Pengalaman duka cita atau yang kita rasakan sebagai penderitaan justru mengajarkan kita pada limpahan kasih sayang Allah Subhanahu Wa ta'ala agar kita semakin dekat dan taat kepadaNya, dengan demikian limpahan kasih sayang Allah akan memenuhi hati kita dan hati kita memancarkan kasih sayangNya untuk semua orang yang disekeliling kita. Beliau shallallâhu 'alaihi wa sallam juga pernah bersabda:

"Sesungguhnya besarnya pahala tergantung dengan besarnya ujian. Sesungguhnya, apabila Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan mengujinya. Barang siapa yang rida dengan ujian itu maka ia akan mendapat keridaan-Nya. Barang siapa yang membencinya maka ia akan mendapatkan kebencian-Nya." (HR At-Tirmidzi no. 2396 dan Ibnu Mâjah no. 4031)


Kedua, penderitaan yang kita rasakan menjadikan kebahagiaan kita menjadi sempurna. Kebahagiaan sejati pada dasarnya adalah mengalami kegembiraan dan penderitaan secara seimbang. Hidup menjadi dinamis ketika semuanya datang silih berganti antara kebahagiaan dan penderitaan. Seperti saat kita setelah meminum kopi pahit, madu akan terasa lebih manis.

Ketiga, penderitaan membuat kita semakin peka terhadap penderitaan orang lain. Kita menjadi memiliki empati dan menghormati orang lain sebagai hamba Allah yang sama-sama dimuliakan. Kita tidak berani menghina, melecehkan, atau mencemooh orang lain karena kita merasakan betapa pahitnya sebuah penderitaan.

Keempat, ketika hati kita remuk redam, ingin menangis menangislah sesungguhnya apa yang kita rasakan sakitnya, dengan menangis merupakan salah satu cara untuk membersihkan hati kita dan juga menghapus dosa yang pernah kita lakukan. Menangislah kepada Allah agar diberikan kesabaran dalam menjalani hidup ini sebagaimana sabda Rasulullah :

"Ujian itu akan selalu menimpa seorang hamba sampai Allah membiarkannya berjalan di atas bumi dengan tidak memiliki dosa." (HR At-Tirmidzi no.2398 , An-Nasâ'i di As-Sunan Al-kubrâ no. 7482 dan Ibnu Mâjah no. 4523)

Dan Allah SWT berfirman:

"Apa yang disisimu akan lenyap dan apa yang disisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami memberikan balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. an- Nahl : 96).

( FAFIRRU ILAALLAH )

Pengikut