"Lagu Panggilan Jihad.mp3"

Sabtu, 21 Mei 2011

Sikap Manusia Dalam Menjalani Kehidupan Di Dunia Ini

Agar manusia dan jin tidak tertipu oleh keindahan hidup di dunia dan terpedaya oleh bujuk rayu syetan, Allah Swt memperingatkan mereka akan kecilnya kenikmatan hidup di dunia, bila dibandingkan dengan kenikmatan hidup di akhirat.

Banyak ayat Alqur'an dan Hadits nabawi yang menegaskan betapa remeh, tidak berharga, dan tercelanya dunia dengan segala bentuk keindahan dan perhiasannya. adalah fiman Allah SWT:

Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan pada apa-apa yang di ingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda-kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang, itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah tempat kembali yang baik (surga). (QS Ali Imran 3: 14).

Demi Allah, Tidaklah nilai kenikmatan hidup di dunia dan di akhirat kelak kecuali seperti salah seorang di antara kalian yang memasukkan sebuah jarinya ke dalam air laut. Maka hendaklah ia melihat berapa banyak air yang menempel pada jarinya manakala diangkat dari dalam air laut. (HR Al Hakim, Ibnu Majah No 4098 dan At Tirmidzi No. 2245)

Orang-orang yang beriman dan bertaqwa tidak akan tertipu oleh keindahan hidup di dunia dan bujuk rayu setan. Mereka akan mempergunakan seluruh kenikmatan duniawi yang mereka miliki sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mempersiapkan bekal ke akhirat kelak. Mereka hanya mengambil kenikmatan dunia sebatas apa yang mencukupi standar kelayakan hidup semata. Selebihnya mereka curahkan untuk beramal shaleh demi mengharapkan kenikmatan hidup yang lebih baik dan kekal di Surga kelak.

Firman Allah SWT :
Maukah kalian Aku beritahukan hal yang lebih baik dari seluruh harta kekayaan tersebut ? Yaitu orang-orang yang bertaqwa. Bagi mereka di sisi Rabb ada surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Mereka kekal di dalamnya, bagi mereka pasangan-pasangan yang suci dan ridha dari ALlah. Dan Allah Maha Mengetahui hamba-hamba-Nya. (QS. Ali Imran : 15).

Maka bertaqwalah kepada Allah SWT menurut kesanggupan, dengarlah dan taatilah perintah dan larangan-Nya dan infakkanlah kebaikan (harta yang banyak) untuk kebaikan diri sendiri. Dan barangsiapa dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.

Sebaliknya, orang-orang yang musyrik, kafir, munafik dan orang-orang yang banyak berbuat dosa menjadikan kenikmatan hidup duniawi sebagai tujuan hidup dan cita-cita utama. Mereka rela bekerja keras demi mendapatkan fasilitas hdup duniawi yang mewah. Untuk itu, mereka siap melakukan cara apapun tak peduli melanggar larangan-larangan Allah SWT dan Rasul-Nya dan tak peduli bila lalai dari mengerjakan perintah-perintah-Nya. Kecintaan kepada kenikmatan hidup duniawi membuat mereka mempergunakan segenap akal, pikiran, tenaga, waktu dan biaya dalam rangka mendapatkan kekayaan dan kenikmatan hidup yang lebih banyak. Bagi mereka kenikmatan hidup di dunia adalah segala-galanya. Jika mereka mampu meraih kesuksesan materi dan kekayaan yang besar, mereka mempergunakannya untuk berfoya-foya, hidup mewah dan mencari kepuasan syahwat mereka. Sebaliknya jika ditimpa kemiskinan dan kegagalan materi, mereka berputus asa, berkeluh kesah dan menempuh cara-cara yang haram demi meraih kenikmatan hidup duniawi.

Firman Allah SWT :
Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya niscaya Kami berikan balasan yang penuh atas pekerjaan mereka di dunia dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. Mereka itulah orang-orang yang tidak akan memperoleh balasan di akhirat kecuali Neraka dan sia-sialah di sana apa yang telah mereka usahakan di dunia dan terhapuslah apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Hud : 15 - 16).

Dengan demikian semoga kita bisa mempersiapkan diri sebaik baiknya dan merih kebahagiaan dalam kehidupan abadi selanjutnya.

Senin, 02 Mei 2011

Dunia Adalah Ladang Akhirat

Setiap muslim harus mempertimbangkan kepentingan akhirat dalam setiap aktivitasnya. Allah berfirman, ”Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedangkan apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka, apakah kamu tidak memahaminya? Maka, apakah orang yang Kami janjikan kepadanya suatu janji yang baik (surga) lalu ia memperolehnya, sama dengan orang yang Kami berikan kepadanya kenikmatan hidup duniawi, kemudian dia pada hari kiamat termasuk orang-orang yang diseret (ke dalam neraka)?” (QS 28: 60-61).

Rasulullah SAW bersabda: “Dunia ini adalah ladang untuk bercocok tanam (tempat melakukan amal ibadah dan amal kebajikan) yang hasilnya dipanen kelak di negeri akhirat.”

Jangan terlena dengan dunia ini, jangan buang-buang waktu, manfaatkan setiap detik hidup kita yang masih tersisa di dunia ini untuk:

1. Mendekatkan diri kepada Allah SWT (taqarrub) dengan memperbanyak dzikir dan amal ibadah lainnya.
2. Mengerjakan berbagai amal sholeh dan kebaikan walaupun sekedar memberikan sebutir kurma kepada orang lain
3. Membekali diri dengan takwa
4. Menggunakan kenikmatan yang diberikan Allah SWT (harta, waktu luang, kesehatan) untuk taat kepada-Nya.
5. Mensyukuri nikmat Allah SWT dengan menggunakan nikmat tersebut untuk semakin lebih taat kepada-Nya. Menggunakan nikmat harta, nikmat waktu, nikmat sehat untuk digunakan sebagai sarana dan fasilitas untuk beribadah lebih banyak lagi kepada-Nya.

Semoga kita tidak termasuk umat yang digambarkan Allah SWT seperti dalam firman-Nya, “Hingga ketika datang kematian menjemput salah seorang dari mereka, ia pun berkata: ‘Wahai Rabbku, kembalikanlah aku ke dunia agar aku bias mengerjakan amal shalih yang dulunya aku tinggalkan’.” (Al-Mukminun: 99-100)

Atau firman Allah SWT, “Sebelum datang kematian menjemput salah seorang dari kalian, hingga ia berkata: ‘Wahai Rabbku, seandainya Engkau menangguhkan kematianku sampai waktu yang dekat sehingga aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shalih.’ Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan kematian seseorang apabila telah datang waktunya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (Al-Munafiqun: 10-11)

Pengikut