"Lagu Panggilan Jihad.mp3"

Rabu, 26 Mei 2010

Doa dan Ikhtiar

Marilah kita berusaha untuk terus-menerus meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah. Laksanakanlah perintah-perintah Allah semaksimal yang kita mampu dan jauhilah apa-apa yang dilarang-Nya secara keseluruhan.

Hampir setiap hari, bahkan dalam sehari semalam beberapa kali kita semua berdoa, memohon kepada Allah SWT. Yang sakit mohon kesembuhan. Yang mempunyai masalah mohon agar diselesaikan permasalahannya, berdoa mohon limpahan rizki dan seterusnya, Dari Hadits-hadits Nabi SAW kita juga sering mendengar, bahwa doa merupakan inti sari dari ibadah. Doa juga sebagai senjata bagi seorang mukmin.

Singkat kata, kita tak pernah lepas dari doa, Siang malam kita memohon, berdoa, bermunajah karena didorong rasa butuh atas berbagai karunia yang dimiliki oleh Allah. Dalam keadaan sulit, doa yang dipanjatkan sering kali dibarengi dengan tangisan, yang sekaligus sebagai pengakuan bagaimana kecil, lemah dan hinanya kita di hadapan Allah yang maha Besar.

Sering kali di dalam hati kita merasa bahwa doa-doa yang selama ini kita panjatkan belum di ijabahi oleh Allah, Bahkan mungkin ada juga yang merasa tidak diijabji oleh Allah,Yang pasti Allah yang telah memberi berbagai karunia sekalipun tanpa diminta, memerintahkan kita untuk berdoa, memohon dalam masalah apapun juga, Dan Dia Allah SWT, menjanjikan pengkabulan dari setiap doa yang dipanjatkan kepada-Nya.

Mintalah/berdoalah kepada-Ku, Aku akan memenuhinya.
Namun yang perlu kita ingat, bahwa terdapat syarat, tata cara dan adab dalam berdoa memohon kepada Allah, Iman, makanan yang halal, tidak memutuskan tali silaturrahmi, dan lain-lain merupakan sebagian dari syarat diterimanya sebuah doa.

Begitu juga dengan tata cara dan adab, seperti: dalam keadaan suci, memulai dengan membaca hamdalah, mengulang-ulang doanya hingga 3 kali, menghadap kiblat dan lain-lain, Pada dasarnya, bila persyaratan bagi terkabulnya sebuah doa telah terpenuhi, tak satupun doa yang tak diijabahi oleh Allah SWT, Hanya saja bentuk pengkabulan atau ijabah dari Allah melalui beberapa cara, Berdasarkan beberapa hadits dan riwayat, bentuk pengkabulan tersebut sesuai dengan apa yang diminta pemohon, dapat juga di tunda untuk beberapa waktu, atau dialihkan bala’ yang akan menimpa si pendoa, dan dapat pula dalam bentuk simpanan bagi si pendoa di akhirat kelak, Karena itu juga dalam kondisi apapun kita jangan sampai meninggalkan doa Husnudz dzan atau berprasangka baik terhadap Allah, juga termasuk kunci dari di ijabahi-tidaknya doa-doa kita.

Kita memohon berdoa menghendaki sesuatu, yang menurut pikiran kita bagus, Padahal bagus menurut pikiran kita, belum tentu dalam kenyataannya akan bagus, Sementara Allah SWT yang akan mengijabahi doa seseorang, mengetahui secara pasti apa hakekat baik dan yang terbagus untuk seseorang, Allah berfirman: Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (Al-Baqarah; 216)

Sekalipun Allah menjanjikan akan mengabulkan doa, namun mutlak masih memerlukan usaha dari si pemohon, Entah seperti apa dan bagaimana usaha yang dilakukan, yang penting usaha dengan cara-cara yang tidak melanggar larangan Allah, Dan sabar, merupakan kunci segala-galanya termasuk dalam pengkabulan doa.

Allah berfirman : Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Baqarah 153).

Dalam berbagai kesempatan, beberapa sahabat datang kepada Rasulullah SAW dan mohon agar didoakan, Mereka ingin lepas dari berbagai kesulitan yang sedang menimpa, Kepada mereka yang meminta doa ini, sering kali Rasulullah SAW tidak langsung mendoakannya, namun beliau mengingatkan, Bahwa bila seseorang sabar terhadap apa yang sedang menimpanya, maka akan mendapatkan pahala yang banyak dan surga.

Namun bila tetap memintanya untuk berdoa, maka beliaupun akan mendoakan, Sebagian sahabat yang datang meminta doa, memilih pahala dan surga dengan akan terus bersabar terhadap cobaan yang sedang mereka alami, Sebagian yang lain, memilih agar Rasulullah SAW mendoakan mereka,
Dalam sebuah sabdanya beliau SAW mengatakan:

“Kelak di hari kiamat, akan didatangkan mizan atau timbangan amal, Mereka para ahli sholat akan ditimbang amalnya, lalu akan diperhitungkan pahalanya, Begitu juga dengan mereka yang ahli puasa, mereka akan ditimbang amalnya dan akan diberi pahala, Lalu akan didatangkan para ahli bala’ (yakni manusia yang semasa hidupnya dahulu banyak menerima cobaan dan sabar menghadapinya) mereka diberi pahala tanpa perhitungan, tanpa melalui timbangan amal dan tanpa melihat catatan amalnya.

Karena sangat tingginya kedudukan ini, sampai-sampai mereka yang tidak termasuk ahlul bala’ mengatakan, “Andaikata aku seperti dia” Yakni andaikata aku di dunia dahulu juga seperti dia termasuk orang yang banyak menerima cobaan, Semua ini karena sangat banyaknya pahala yang mereka terima, bahkan tanpa perhitungan lagi.

Kami kira tak satupun dari kita yang mengharap cobaan, Namun yang perlu kita ingat, tak satupun dari kita yang akan terbebas dari cobaan, Yang kita minta kepada Allah dalam doa-doa kita, adalah agar dijauhkan dari cobaan yang berat, kelembutan, dan rasa sabar dalam menerimanya, Karena itu juga, jangan sampai kita bosan apalagi berputus asa dalam berdoa, memohon kepada Allah, Setelah itu kita wajib berusaha, berikhtiar sebagai upaya melepaskan diri dari berbagai cobaan Dan terakhir, sekalipun mudah untuk diucapkan tetapi sulit untuk dipraktekkan, kita berusaha dan melatih diri untuk terus bersabar.

Insya Allah semuanya mampu kita hadapi dengan kesabaran, ketawakkalan dan diberi pahala oleh Allah, Semoga Allah SWT menjaga kita semua dari berbagai bala’, bencana dan cobaan yang kita tak kuasa memikulnya, Serta menganugerahi kita hati yang sabar dan tawakkal dalam menghadapi apapun juga, amiiiiin.

Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman, mengerjakan amal sholeh, saling memberi nasehat mengenai kebenaran dan saling memberi nasehat mengenai kesabaran, Ingatlah bahwa dosa dan kemaksiatan telah menghitam kelamkan hati kita, Bergegaslah untuk menghapusnya dengan bertaubat, Mohonlah dibukakan pintu rahmat dengan istighfar, karena hanya Allah-lah yang kusa membukanya.

Janganlah Anda menjadikan dunia sebagai tumpuan harapan hingga melupakan akhirat, Ambilah pelajaran dari umat terdahulu, Mereka yang mempunyai kedudukan yang tinggi, kekayaan yang melimpah, kekuatan yang perkasa, kesemuanya kini berbaring kaku di dalam perut bumi, Mereka tertidur berbantalkan tanah, setelah sebelumnya tinggal di rumah yang telah mereka bangun hingga melalaikan perintah Allah.

Kamis, 20 Mei 2010

Berkata Bohong

Apakah engkau terbiasa melakukan kedustaan atau berkata-kata bohong? Jika benar, maka hendaknya engkau segera menghentikan kebiasaan buruk itu. Berkata bohong memang seringkali mengasyikkan. Tetapi tahukah engkau bahwa perbuatan itu tergolong dosa yang sangat besar.

Apabila dirimu mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya, maka itulah yang disebut bohong. Agama islam sangat mencela perbuatan keji tersebut karena kebohongan dapat merugikan berbagai pihak, termasuk dirimu sendiri.

Apabila engkau terbiasa berkata bohong dan orang lain tahu ketidak jujuranmu, maka kepercayaan mereka terhadapmu akan hilang. Artinya, engkau tak akan lagi dipercaya meskipun kata-katamu itu sesungguhnya benar.

Kebohongan dapat merugikan dirimu didunia maupun akhirat. Orang yang suka berbohong, di akhirat akan mendapat siksa dari Allah swt.

Kemudian kita sama-sama berdoa kepada Allah dan memohon agar supaya laknat Allah di timpahkan kepada orang-orang yang berbuat bohong.QS.Ali Imron 61

Dan jika ia seorang pembohong maka dialah yang menanggung (dosa) bohongnya itu; dan jika ia seorang yang benar niscaya sebagaian (musibah) yang di ancamkanNya kepada kalian akan menimpa sebagaian kalian. Sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang yang melampaui batas lagi pembohong. QS.Al Mukmin 28

Di samping itu, ada pula beberapa hadis yang perlu juga untuk engkau renungkan agar tidak terbiasa melakukan kebohongan. Misalnya hadis berasal dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda:

Jauhilah kepada kalian akan berprasangka buruk, karena berprasangka buruk itu sebohonbohong perkataan. HR. Bukhari dan Muslim

Kemudian hadis dari Abu Mas'ud ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda:

Sesungguhnya berkata benar menuntun kepada kepada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan itu menuntun ke surga, dan sesungguhnya seorang laki-laki akan senantiasa berkata benar sehingga dicatat di sisi Allah sebagai orang berkata benar. Dan sesungguhnya bohong itu menuntun kepada kedosaan dan sesungguhnya kedosaan itu menuntun ke neraka, dan sesungguhnya seorang laki-laki akan dicatat di sisi Allah sebagai pembohong.

Dalam riwayat lain, Rasulullah saw. juga menganggap pembohong itu dalam kebinasaan.

Celakalah berkata-kata dengan kata-kata yang menyebabkan manusia menertawakannya padahal ia berbohong, celakalah baginya, celakalah baginya, celakalah baginya. HR. Imam Ahmad dan Turmudi

Jelaslah bahwa berkata bohong itu dapat mencelakakan dan memasukkan kedalam neraka dan benar-benar diperintahkan untuk dijauhinya, karena itu berkata bohong ternasuk perbuatan dosa dan juga termasuk salah satu dari ciri-ciri orang munafiq.

Sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadis Rasulullah saw:

Cir-ciri orang munafiq itu ada tiga, meskipun ia shalat, puasa dan ia orang Islam yaitu: apabila berkata ia berbohong, apabila berjanji mengingkari dan apabila ia dipercaya berkhianat. HR. Imam Muslim dan Bukhari

Jumat, 14 Mei 2010

Kisah Ashabul kahfi

Sejak dahulu kala, bahkan jauh sebelum agama Islam muncul di muka bumi, para nabi dan rasul telah diutus untuk menyampaikan wahyu Allah SWT dan syari?at-Nya kepada umat manusia. Para rasul itu adalah orang-orang terpilih dari kalangan pemuda. Di antara mereka ada yang diberi kemampuan luar biasa dalam berargumen dan berdebat, sebelum usianya genap delapan belas tahun.
Nabi Ibrahim a.s., misalnya, seperti dijelaskan dalam Al-Qur?an, adalah pemuda yang sering berdebat dengan kaumnya, menentang peribadatan kepada patung-patung yang tidak dapat bicara, memberi manfaat dan mudharat (QS Al-Anbiya:60-67). Kita juga ingat kisah Ashabul Kahfi ?

Ashabul Kahfi adalah sekelompok pemuda yang beriman kepada Allah, mereka terdiri atas tujuh orang, sebagaimana yang dijelaskan dalam Al Qur`an. Dalam gua, para pemuda mukmin ini tinggal untuk merenung dan berpikir, akhirnya mereka keluar dengan sebuah kesimpulan yang pasti bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan seluruh alam, mereka tidak akan beriman kecuali kepada-Nya dan tidak akan menyembah selain Dia.

Mereka mengetahui bahwa kaum mereka adalah orang-orang kafir, karena menyembah selain Allah. Kekafiran mereka menyebabkan kezaliman dan kebohongan. Para pemuda mukmin ini lalu memikirkan langkah berikutnya, yaitu dengan mengasingkan diri, lalu memutuskan untuk meninggalkan kaumnya, karena mereka adalah orang yang beriman sedang kaumnya adalah kaum yang kafir, dan tidak mungkin bagi para pemuda itu untuk tinggal bersamanya.

Mereka lalu meninggalkan kota dan pergi ke sebuah gunung, kemudian memutuskan untuk berlindung dalam gua di gunung itu. Mereka memohon kepada Allah agar mencurahkan rahmat-Nya bagi mereka. Allah mengabulkan permohonan mereka. Rahmat Allah diturunkan kepada mereka, Dia memerintahkan matahari agar tidak menyinari tubuh mereka, sehingga tidak merusaknya.

Diantara tanda-tanda kekuasaan Allah atas mereka adalah bahwa mata mereka tetap terbuka, sehingga orang yang melihat menyangka mereka terjaga dan dapat melihat, padahal mereka tidur nyenyak. Bahkan, bumi tidak menelan tubuh mereka, karena Allah membalikkan mereka sesekali ke kanan dan ke kiri.

Bersama mereka ada seekor anjing yang menjadi teman mereka. Anjing itu duduk di ambang pintu gua, menjunlurkan kedua lengannya, dan tidur seperti penghuni gua itu. Sehingga tidak seorang pun yang berani mengganggu mereka ketika tidur. Allah telah membuat hati siapa saja yang melihat mereka menjadi takut, jika ia menoleh kepada mereka, ia akan melarikan diri ketakutan.
Mereka tidur cukup lama, disebutkan dalam Al Qur`an selama 309 tahun! Setelah itu, Allah membangunkan mereka, sehingga mereka bertanya-tanya berapa lama mereka tidur, namun mereka berbeda pendapat. Diantara mereka ada yang mengatakan, “Kami tidur selama satu atau setengah hari!”

Akan tetapi mereka tidak memperpanjang perdebatan itu karena memang mereka tidak mengetahuinya, mereka dalam gua.
Lalu mereka menunjuk salah seorang diantara mereka untuk pergi ke kota, membekalinya dengan uang untuk membeli makanan. Demikian pula agar ia waspada dan berhati-hati agar tidak ada seorang pun yang mengenali dan mengetahuinya, karena mereka merasa takut terhadap kaum mereka. Jika mereka mengetahui penghuni gua dan tempat tinggal mereka, niscaya kaumnya akan membunuh mereka atau membujuk mereka agar kembali ke agama mereka dan perbuatan syirik.

Pergilah pemuda itu untuk membeli makanan ke pasar. Namun Allah menghendaki hal lain. Allah ingin menjadikan diantara mereka tanda kekuasaan-Nya dan sebagai bukti atas kemampauan Allah Yang Maha Suci untuk membangkitkan.

Allah menampakkan mereka pada kaum mereka. Sementara itu, kaum itu telah menjadi kaum yang beriman kepada Allah, generasi sebelumnya yang kafir telah lenyap. Yang sekarang hidup adalah generasi yang beriman.

Setelah penduduk negeri itu melihat laki-laki mukmin itu, mereka menyusulnya ke gua, tatkala mereka tiba di gua, mereka mendapatkan ketujuh lelaki mukmin itu telah wafat, kali ini benar-benar wafat dalam keadaan yang wajar. Demikianlah akhir kisah tentang iman, ikhlas, dan zuhud di dunia untuk kembali kepada Allah.


Doa Ashabul Kahfi

رَبَّنا ءَاتِنا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئ لَنا مِنْ أَمْرِنا رَشَداً

“Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini).

Para pengharap rahmat Ilahi dan pencari jalan lurus, iman, kebahagiaan dan petunjuk Ilahi pantas membaca doa tersebut

Kamis, 13 Mei 2010

Kegunaan Adzan Dan Arti Dari SWT, SAW, AS, dan RA

Kegunaan Adzan

1. Memanggil Sholat

Adzan diperintahkan untuk memanggil umat Islam sebagai tanda masuknya waktu sholat. Hal ini sudah masyhur (terkenal) di kalangan umat Islam dan tidak ada khilaf, perbedaan pendapat antara kaum muslimin tentang hal ini. Semuanya sepakat dalam hal bahwa adzan digunakan untuk panggilan sholat.

Dalil-dalil Qur’an tentang ini adalah;
Surat al Jumu’ah ayat 9: Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”
Surat al-Maidah ayat 58 : “dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) sembahyang, mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal.


Adapun dalil-dalil hadis tentang hal ini adalah;

Dari Abdullah bin Zaid bin Abduh Rabihi radhiyallahu ‘anhu berkata dia, “Manakala Rasulullah telah memerintahkan untuk memakai lonceng yang dibunyikan bagi memanggil manusia untuk berkumpul melaksanakan sholat berjamaah, telah berkeliling kepadaku seorang lelaki yang sedang memegang sebuah lonceng ditangannya, pada saat itu aku sedang tidur (bermimpi). Aku berkata, “Wahai hamba Allah apakah engkau menjual lonceng?” orang itu berkata,” Untuk apa lonceng bagimu?” Aku berkata, “Kami mau memanggil manusia untuk melakukan sholat dengan lonceng itu.” Kemudian orang yang dalam mimpi itu berkata, “ Maukah engkau aku tunjukkan sesuatu yang lebih baik daripada memukul lonceng?” lalu aku menjawab, “iya.” Maka orang itu berkata lagi ucapkan olehmu, “Allahu Akbar 4x ..(dan seterusnya sampai selesai kalimat adzan lengkap - pen). Kemudian orang itu mundur tidak jauh daripadaku dan dia berkata, “Jika engkau telah selesai sholat (sunat) maka ucapkanlah Allahu Akbar 2x ….. (bacaan iqomat sampai selesai – pen). Setelah aku terbangun di subuh hari, aku mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan menceritakan tentang mimpiku. Maka Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya mimpimu adalah mimpi yang benar, Insya Allah.” Maka berdirilah bersama Bilal dan ajarkanlah kepada Bilal tentang mimpimu itu agar Bilal beradzan seperti itu, karena suara Bilal lebih baik dari suaramu. Maka aku berdiri bersama Bilal dan mengajarkan seruan adzan itu secara perlahan sementara Bilal menyerukan suara adzan itu dengan keras. Maka telah mendengar Umar bin Khatab di rumahnya akan seruan adzan Bilal tersebut, kemudian beliau segera keluar dari rumahnya sambil menyandang selendangnya. Umar berkata, ”Demi Allah yang telah mengutus Engkau ya Rasul dengan haq, sungguh aku telah melihat dalam mimpiku serupa dengan yang dialami Abdullah bin Zaid itu. Maka Rasulullah menjawab, ”Bagi Allah sajalah segala puji .”(HR. Tarmidzi dan Abu Dawud, sanad yang shohih)


2. Adzan dan Iqomat Pada Anak yang Baru Lahir

Disunnatkan juga mengadzankan anak yang baru lahir pada telinga kanannya dan mengiqomatkan anak tersebut pada telinga kirinya, seperti adzan dan iqomat pada sholat 5 waktu. Tidak berbeda perlakuan adzan dan iqomat ini kepada anak laki-laki ataupun anak perempuan. Hal ini disandarkan pada beberapa hadis antara lain;

Dari Abi Rofi’ radhiyallahu ‘anhu berkata, “Aku pernah melihat Rasulullah mengadzankan Sayyidina Husain di telinganya pada saat Sayyidina Husain baru dilahirkan oleh Sayyidatuna Fatimah dengan bacaan adzan untuk sholat .” (HR. Ahmad, Abu dawud, Tarmidzi, dishohihkannya).

Dari Abi Rofi’ berkata dia, “Aku pernah melihat Nabi melakukan adzan pada telinga Al Hasan dan Al Husain radhiyallahu ‘anhuma.” (HR. Thabrani).

Barangsiapa yang kelahiran seorang anak, lalu anaknya diadzankan pada telinganya yang sebelah kanan serta di iqomatkan pada telinga yang kiri, niscaya tidaklah anak tersebut diganggu oleh Ummu Shibyan (HR. Ibnu Sunni, Imam Haitsami menuliskan riwayat ini pada Majmu’ Az Zawaid, jilid 4,halaman 59). Menurut pensyarah hadis, Ummu Shibyan adalah jin wanita yang selalu mengganggu dan mengikuti anak-anak bayi.


Arti Dari SWT, SAW, AS, dan RA


Selaku kaum muslim, kita seringkali menemukan istilah-istilah SWT, SAW, AS, dan RA pada saat mempelajari Islam. Apa yang dimaksud dengan istilah-istilah tersebut?

SWT adalah singkatan dari Subhanallahu Wa ta’ala yang mempunyai arti “Engkau yang Maha Suci ya ALLOH Dan Maha Tinggi”. Kita biasa mengucapkan hal ini apabila nama ALLOH telah disebutkan. Karenanya kita akan jumpai tulisan ALLOH SWT.

SAW adalah kependekan dari Shallallahu `alaihi Wa Sallam, yang disunnahkan kepada kita untuk mengucapkannya pada saat menyebut atau mendengar nama Rasululloh SAW. Arti dari istilah ini adalah “Semoga ALLOH SWT memberikan shalawat dan salam kepadanya”. Karenanya kita akan banyak dapatkan tulisan Rasululloh SAW.

AS sendiri adalah kependekan dari Alaihis Salam yang bermakna “Semoga keselamatan dilimpahkan kepadanya”. Kita akan dapati di akhir nama para Nabi dan Rasul.

RA adalah istilah untuk menyingkat lafaz Radhiyallahu `anhu/`anha / `anhum. Biasanya digunakan dan diberikan kepada para sahabat Rasululloh SAW. Maknanya adalah “Semoga ALLOH SWT meridhoinya”. Ada beberapa ketentuan mengenai hal ini. Apabila di bagian akhir `anhu itu berarti satu orang laki-laki. Sementara jika kata terakhirnya adalah `anhum maka ini berarti banyak (jamak) dan sedangkan jika kata terakhirnya adalah `anha maka ditujukan untuk seorang wanita.


Smg Bermanfaat

Senin, 10 Mei 2010

Nasihat Berharga Bag 3

1. Kesabaran yang disertai iman kepada Allah membawa kemenangan.

2. Orang yang bahagia adalah orang yang merendah diri dan mengharapkan syafaat dari Tuhannya dengan amal-amal solehnya.

3. Bila kamu memohon sesuatu dari Allah dan berdoa, maka Ikhlaskanlah niatmu. Demikian pula puasa dan solatmu.

4. Janganlah bersumpah dengan keadaan kamu berdusta dan janganlah menuntut sumpah dari orang yang berdusta agar kamu tidak menyekutui mereka dalam dosa.

5. Taatlah kepada raja-rajamu dan tunduklah kepada pembesar-pembesarmu Apabila keduanya tadi amat taat kepada Allah, serta penuhilah selalu mulut-mulutmu dengan ucapan syukur dan puji kepada Allah.

6. Janganlah Iri kepada orang yang mujur nasibnya, karena mereka tidak akan lama menikmati kemujuran nasibnya.

7. Barangsiapa melampaui kesederhanaan, tidak suatupun akan memuaskannya.

8. Tanpa membagi-bagikan nikmat yang diperoleh, seseorang tidak dapat bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang diperolehinya itu.

NASAIHUL IBAD

Sabtu, 08 Mei 2010

Bersukur Dan Bahagia

Alkisah, ada seorang pedagang kaya yang merasa dirinya tidak bahagia. Dari pagi-pagi buta, dia telah bangun dan mulai bekerja. Siang hari bertemu dengan orang-orang untuk membeli atau menjual barang. Hingga malam hari, dia masih sibuk dengan buku catatan dan mesin hitungnya. Menjelang tidur, dia masih memikirkan rencana kerja untuk keesokan harinya. Begitu hari-hari berlalu.

Suatu pagi sehabis mandi, saat berkaca, tiba-tiba dia kaget saat menyadari rambutnya mulai menipis dan berwarna abu-abu. “Akh. Aku sudah menua. Setiap hari aku bekerja, telah menghasilkan kekayaan begitu besar! Tetapi kenapa aku tidak bahagia? Ke mana saja aku selama ini?”

Setelah menimbang, si pedagang memutuskan untuk pergi meninggalkan semua kesibukannya dan melihat kehidupan di luar sana . Dia berpakaian layaknya rakyat biasa dan membaur ke tempat keramaian.

“Duh, hidup begitu susah, begitu tidak adil! Kita telah bekerja dari pagi hingga sore, tetapi tetap saja miskin dan kurang,” terdengar sebagian penduduk berkeluh kesah.

Di tempat lain, dia mendengar seorang saudagar kaya; walaupun harta berkecukupan, tetapi tampak sedang sibuk berkata-kata kotor dan memaki dengan garang. Tampaknya dia juga tidak bahagia.

Si pedagang meneruskan perjalanannya hingga tiba di tepi sebuah hutan. Saat dia berniat untuk beristirahat sejenak di situ, tiba-tiba telinganya menangkap gerak langkah seseorang dan teriakan lantang, “Huah! Tuhan, terima kasih. Hari ini aku telah mampu menyelesaikan tugasku dengan baik. Hari ini aku telah pula makan dengan kenyang dan nikmat. Terima kasih Tuhan, Engkau telah menyertaiku dalam setiap langkahku. Dan sekarang, saatnya hambamu hendak beristirahat.”

Setelah tertegun beberapa saat dan menyimak suara lantang itu, si pedagang bergegas mendatangi asal suara tadi. Terlihat seorang pemuda berbaju lusuh telentang di rerumputan. Matanya terpejam. Wajahnya begitu bersahaja.

Mendengar suara di sekitarnya, dia terbangun. Dengan tersenyum dia menyapa ramah, “Hai, Pak Tua. Silahkan beristirahat di sini.”

“Terima kasih, Anak Muda. Boleh bapak bertanya?” tanya si pedagang.

“Silakan.”

“Apakah kerjamu setiap hari seperti ini?”

“Tidak, Pak Tua. Menurutku, tak peduli apapun pekerjaan itu, asalkan setiap hari aku bisa bekerja dengan sebaik2nya dan pastinya aku tidak harus mengerjakan hal sama setiap hari. Aku senang, orang yang kubantu senang, orang yang membantuku juga senang, pasti Tuhan juga senang di atas sana . Ya kan ? Dan akhirnya, aku perlu bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan atas semua pemberiannya ini”.

Teman-teman yang luar biasa,

Kenyataan di kehidupan ini, kekayaan, ketenaran, dan kekuasaan sebesar apapun tidak menjamin rasa bahagia. Bisa kita baca kisah hidup seorang maha bintang Michael Jackson yang meninggal belum lama ini, yang berhutang di antara kelimpahan kekayaannya. Dia hidup menyendiri dan kesepian di tengah keramaian penggemarnya; tidak bahagia di tengah hiruk pikuk bumi yang diperjuangkannya.

Entah seberapa kontroversial kehidupan Jacko. Tetapi, yah… setidaknya, dia telah berusaha berbuat yang terbaik dari dirinya untuk umat manusia lainnya.

Mari, jangan menjadi budaknya materi. Mampu bersyukur merupakan kebutuhan manusia. Mari kita berusaha memberikan yang terbaik bagi diri kita sendiri, lingkungan kita, dan bagi manusia-manusia lainnya. Sehingga, kita senantiasa bisa menikmati hidup ini penuh dengan sukacita, syukur, dan bahagia

Mengapa Air Mata Asin Rasanya? Mengapa Air Liur Tawar Rasanya? Mengapa Air Telinga Pahit Rasanya?

Allah menciptakan air mata rasanya asin, tujuannya agar dapat menjaga kesehatan mata, sebab lemak yang ada pada mata mudah sekali rusak, maka air matapun diciptakan asin untuk memelihara keduanya.

Dan Allah menciptakan air liur itu rasanya tawar agar dapat mencicipi berbagai jenis rasa sesuai dengan rasa aslinya. Sebab, bila rasanya tidak tawar, tentunya setiap rasa akan berubah. Misalnya orang yang air liurnya menjadi pahit karena penyakit, maka segala sesuatu yang dicicipinya menjadi pahit, padahal sebenarnya tidak pahit.

Seorang penyair berkata :
Siapa saja yang air liurnya pahit karena sakit
Maka air tawar akan terasa pahit baginya

Sudah merupakan ketentuan Allah Subhaanahu Wata’aala bahwasannya air telinga itu pahit rasanya. Fungsinya adalah agar hewan-hewan kecil tidak mudah masuk ke dalam rongga telinga. Setiap kali ada hewan kecil yang berusaha masuk ke dalamnya, pastilah ia akan segera berbalik mencari jalan keluar.

Jumat, 07 Mei 2010

DO'A AGAR BERTAWAKKAL KEPADA ALLAH

"Bismilahirohmanirohiim Hasbiyallahu la ilaha illa huwa 'alaihi tawakkaltu wahuwa rabbul-'arsyil 'azhim."

Cukuplah Allah bagiku,tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yg memiliki 'Arsy yg agung.

DO'A BERLINDUNG DARI KEBURUKAN PERANGAI

"Bismilahirohmanirohiim Allahumma inni a'udzu bika min syarri sam'i,Wamin syarri bashari,Wamin syarri lisani,Wamin syarri qalbi,Wamin syarri maniyyi."

Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari keburukan pendengaranku, kejahatan penglihatanku, keburukan lidahku, keburuka...n hatiku dan keburukan air manik

Kamis, 06 Mei 2010

Berdusta Atas Nama Allah



berbohong adalah perbuatan dosa, kita juga menyadari kebohongan adalah perbuatan tercela. namun ada dosa yang lebih besar daripada berbohong, yaitu jika engkau bersumpah dengan kebohonganmu lalu menyebut nama Allah, artinya untuk meyakinkan orang lain bahwa diri kita tidak berbohong maka kata2 yg kita ucapkan mengatasnamakan Allah.

bentuk kebohongan ini misalnya engkau menyampaikan sesuatu hukum dalam islam, tetapi hukum itu bukan dari Allah dan Rosulullah. sesungguhnya banyak orang yg memutarbalikkan ayat2 dan menerjemahkan sesuai dengan kepentingan golongannya, partainya atau kepentingan pribadinya, ini sungguh termasuk dosa besar.

oleh karena itu jangan sekali-kali membawa-bawa ayat Allah maupun ucapan Rosulullah hanya untuk kepentingan golongan maupun pribadi, Agama jangan dibuat untuk kepentingan berpolitik, jika Agama dijadikan sarana untuk kepentingan itu, maka yang haram menjadi halal dan yang halal menjadi haram.

Bukankah ayat2 Allah dan sabda Rosululloh itu bertujuan untuk mengatur kebaikan bagi semua ummat, maka jelaskanlah kepada mereka tentang amar makruf nahi mungkar.

Ingat ancaman Allah Swt bagi orang yang mendustakan kebenaran dengan mengatasnamakan Allah Swt.

Dan pada hari kiamat kamu akan melihat orang-orang yang berdusta terhadap Allah, maka mereka menjadi hitam, bukankah dalam neraka jahanam itu ada tempat bagi orang-orang yang menyomngkan diri. (QS. Az Zumar 60).

Ingatlah bahwa tempat orang-orang yang mendustakan nama nama Allah adalah berada di neraka jahannam dengan menerima siksa yang amat pedih.

Rabu, 05 Mei 2010

Nasihat Berharga BAG 2

11 - Siapa yang menjadikan takwa sebagai modal utamanya, tentu lidahnya tidak akan bercerita tentang jumlah keuntungan agamanya. Dan barang siapa yang menjadikan dunia sebagai modal utamanya, tentu lidahnya tidak akan bercerita tentang kerugian agamanya.

Barang siapa yang menjaga ketakwaannya dengan kesiapan menjalankan semua perintah Allah dan kesanggupan menjauhi larangannya. Artinya semua tingkah lakunya selalu sejalan dengan ajaran syara', maka ia akan memperoleh pahala yang tiada bandingnya. Sebaliknya, orang yang berani melakukan pelanggaran-pelanggaran agama, maka baginya celaan/siksa yang tiada terhingga beratnya sehingga lidah sulit menggambarkan sejauh mana beratnya siksaan itu.

12 - Setiap maksiat yang timbul karena dorongan nafsu, ada harapan memperoleh ampunan. Dan setiap maksiat yang timbul karena sikap sombong, maka harapan ampunan tidak akan diperoleh, mengingat maksiat iblis terjadi, dikarenakan sikap sombongnya, dan sesungguhnya kehinaan berasal dari nafsu syahwat yang tak terkendali.

13 - Siapa yang merasa bangga mengerjakan suatu dosa, maka Allah akan memasukkan mereka ke neraka dalam keadaan sedih. Sebaliknya, siapa yang menangis karena patuh kepada Allah, maka Allah akan memasukkan mereka ke neraka dalam keadaan sedih. Sebaliknya, siapa yang menangis karena patuh kepada Allah, maka Allah akan memasukkan surga dalam keadaan gembira.

Perasaan gembira setelah mengerjakan dosa dan dimasukkan neraka dalam keadaan susah, mestinya justru ia harus menyesali perbuatannya dan memohon ampunan kepada Allah atas perbuatan jeleknya itu. Menangis karena taat, masuk surga dengan gembira karena ia telah memperoleh hasil usahanya di dunia dengan memperbanyak ibadah dan amal baik, ia masuk surga dengan senang/gembira karena memperoleh ampunan Allah.

14 - Jangan meremehkan dosa-dosa kecil, karena pada suatu saat akan menjadi dosa besar.

15 - Tidak dikatakan dosa kecil kalau terbiasa dilakukan. Dan tidak dikatakan dosa Besar kalau selalu dihapus dengan istighfar.

Semua dosa kecil kalau sudah terbiasa dilakukan pasti akan menjadi dosa besar.

Sebaliknya mengerjakan dosa besar tetapi ia segera sabar dan bertobat dengan syarat tobat yang benar, maka tiada sedikit yang sisa padanya kecuali ia diampuni oleh Allah walaupun dosa itu besar.

Nasaihul Ibad

Minggu, 02 Mei 2010

TAWASUL

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada- Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya supaya kamu mendapat keberuntungan.” (Qs. Al-Maidah : 35).



Al-Qur’an menyatakan kepada kita bahwa ada suatu cara pendekatan “al-wasilah” untuk mendekatkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, dan kita diperintahkan mencarinya. Salah satu wasilah pendekatan kepada Allah SWT yang kebanyakan kaum muslimin melupakannya, malah oleh rekayasa sejarah dianggap kesyirikan adalah tawassul. Sesungguhnya tawassul dan wasilah berasal dari akar kata yang sama. Tawassul adalah usaha pendekatan kepada Allah melalui perantara yang lebih taat kepada Allah. Karena melalui perantara maka wasilah ini dianggap kesyirikan dengan dalih mengganggap ada selain Allah yang bisa mendatangkan manfaat dan memberikan mudharat atau praktik berdoa melalui perantara sama halnya memohon pertolongan kepada selain Allah. Sesungguhnya dalih ini tidak beralasan menganggap tawassul adalah usaha yang sesat dalam mendekatkan diri kepada Allah. Apalagi menyamakan tawassul dengan menyembah berhala atau praktik tawassul kaum kafir jahiliyah yang menjadikan patung-patung buatan mereka sendiri sebagai perantara diri mereka dengan Allah.

Alasan praktik penyembahan kaum kafir jahiliyah dilarang dan dianggap kesyirikan bukan karena menggunakan perantara melainkan keyakinan mereka terhadap berhala yang mereka jadikan perantara dapat mendatangkan kehancuran dan memberikan manfaat. Alasan selanjutnya adalah mereka menggunakan perantara yang salah, perantara yang menurut prasangkaan mereka dapat memberikan pertolongan padahal yang mereka jadikan perantara tidak dapat memberikan manfaat apa-apa, “Dan berhala-berhala yang mereka seru selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatu pun bagi mereka.” (Qs. Ar-Ra’d: 14).

Sedangkan jika bertawassul kepada orang yang dekat kepada Allah dan tidak meyakini bahwa yang menjadi perantara memiliki kekuatan sendiri selain dari Allah tetapi yang mereka miliki adalah kedudukan ruhani di sisi Allah dan Allah tidak mengabaikan permohonan mereka apabila mereka berdoa kepada Allah atas diri kita, bukanlah perbuatan syirik. Dan saya akan memberikan beberapa referensi singkat mengenai hal ini.



Memohon Kepada Allah Melalui Perantara



Saya akan mengawalinya dari yang telah menjadi kesepakatan seluruh kaum muslimin, bahwa sesungguhnya tidak ada perbedaan di kalangan ulama bahwa memohon kepada Allah melalui perantara, secara prinsip adalah sah. Tidak ada perbedaan dikalangan ummat Islam mengenai bolehnya tiga jenis tawassul kepada Allah :

1. Bertawassul kepada orang yang sangat dekat kepada Allah yang masih hidup. Contohnya seorang pelajar memohon di doakan oleh ulama agar bisa memiliki konsentrasi penuh dalam belajar. Tawassul sejenis ini juga pernah dilakukan oleh putra-putra Nabi Yakub as, "Wahai ayah kami, mohonkanlah ampun bagi kami terhadap dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah ". (QS. Yusuf : 97). Begitu juga pernah dilakukan oleh sahabat-sahabat yang meminta kepada Rasulullah saww agar memohon kepada Allah SWT supaya menurunkan hujan bagi mereka. (HR Bukhari No. 1013 dan Muslim 897)
2. Bertawwassul kepada Allah melalui perbuatan baik dan amal salehnya. Contohnya, pada hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dalam shahihnya tentang tiga orang yang terkurung oleh batu besar dalam sebuah gua. Mereka memohon kepada Allah SWT melalui perantaraan amal-amal saleh yang pernah mereka lakukan.
3. Bertawassulnya seseorang kepada Allah melalui nama-nama-Nya yang indah. Sebagaimana firman Allah SWT, “Dan Allah memiliki Asma’ul Husna (nama-nama yang indah) maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asma’ul Husna itu…” (Qs. Al-A’raf: 180).



Karena legalitas tiga jenis tawassul ini telah disepakati, tidak ada alasan untuk menunjukkan bukti. Ketidaksepakatannya adalah bertawassul kepada seorang yang shalih yang telah meninggal dunia.



Disini, saya kemukakan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan Imam al-Hakim melalui rangkaian perawi dari Usman bin Hunaif, "Suatu hari seorang yang lemah dan buta datang kepada Rasulullah saww dan berkata: "Wahai Rasulullah, aku tidak mempunyai orang yang menuntunku dan aku merasa berat" Rasulullah berkata, "Ambillah air wudhu, lalu beliau berwudhu dan sholat dua rakaat, dan berkata: "Bacalah doa (artinya)" Ya Allah sesungguhnya aku memintaMu dan menghadap kepadaMu melalui nabiMu yang penuh kasih sayang, wahai Muhammad sesungguhnya aku menghadap kepadamu dan minta tuhanmu melaluimu agar dibukakan mataku, Ya Allah berilah ia syafaat untukku dan berilah aku syafaat". Utsman berkata:"Demi Allah, kami belum lagi bubar dan belum juga lama pembicaraan kami, orang itu telah datang kembali dengan segar bugar".



Dari hadits ini, praktik tawassul adalah absah dalam ibadah, secara implisit hal ini tidak hanya membenarkan tawassul kepada orang saleh yang masih hidup (seperti Nabi yang waktu itu masih hidup) tetapi juga membenarkan keabsahan tawassul melalui orang yang sudah meninggal dunia juga, karena dari gambaran hadits tersebut, Rasulullah saww mengajarkan rangkaian lafadz do’a tanpa menyampaikan keharamannya untuk dibaca apabila beliau telah meninggal dunia. Artinya setiap memiliki hajat-hajat yang serupa, lafadz do’a tersebut bisa dibaca kapan saja, tidak ada syarat atau kaitannya dengan kehidupan dan kematian Rasulullah saww. Pada hakikatnya, tawassul melalui orang yang masih hidup atau sudah meninggal bukan melalui tubuh fisik, kehidupan atau kematian, tetapi melalui makna positif (ma’na tayyib) yang melekat pada orang itu baik dalam keadaan masih hidup atau sudah meninggal. Tubuh hanyalah kendaraan yang memuat makna, yang dalam dirinya tetap dihormati baik dalam keadaan masih hidup atau sudah meninggal.



Dalam surah an-Nisa’ ayat 64, Allah SWT berfirman: “Dan kami tidak mengutus seseorang Rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Dan sungguh, sekiranya mereka setelah menzalimi dirinya datang kepadamu (Muhammad), lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, niscaya mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”. Ayat ini menegaskan ketaatan kepada Rasulullah saww tidak memiliki kaitan dengan kehidupan dan kematian beliau, meskipun Rassullah saww sudah meninggal dunia sehingga kaum muslimin pada masa ini tidak hidup bersama beliau dan tidak bisa bertemu langsung namun ajaran-ajaran, pesan-pesan moral serta sabda-sabdanya adalah keniscayaan untuk ditaati bagi segenap kaum muslimin tanpa terkecuali disetiap tempat dan masa. Karenanya demikian pula dengan kasih sayang Rasulullah terhadap umatnya, setiap dari umatnya yang telah menzalimi diri mereka sendiri ‘datang’ kepada Rasulullah dan memohon ampun kepada Allah SWT maka Rasulullah saww pun turut memohonkan ampun buat mereka. Pada bagian yang lain banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang mengindikasikan bahwa kematian bukanlah akhir dari kehidupan. Adalah salah besar jika memahami bahkan meyakini bahwa dengan kematian segala sesuatu yang menyangkut dengan manusia berakhir sudah dan tidak ada yang tersisa dari manusia selain tubuh fisiknya yang secara bertahap kembali melebur menjadi tanah. Al-Qur’an menegaskan bahwa kematian fisik tidak meniscayakan kehidupan ruh juga turut berakhir, melainkan ruh terus hidup meski telah berpisah dengan raganya. Allah SWT berfirman, “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.” (Qs. Al-Baqarah: 154). Tidak ada keraguan sama sekali, bahwa Rasulullah saww adalah yang termasuk gugur di jalan Allah bahkan yang paling utama. Berdasarkan ayat ini, pada hakikatnya Rasulullah saww masih hidup, masih mendapat rezeki dan nikmat-nikmat dari Tuhannya, maka berdoa dengan menjadikan beliau saww sebagai wasilah masih tetap absah dan berlaku sebagaimana sahabat-sahabat Nabi dimasanya melakukannya. Karenanya, bagi ulama atau kelompok Islam yang mempersyaratkan bahwa tawwasul yang diperbolehkan adalah melalui perantaraan orang-orang shalih selagi masih hidup maka bertawassul melalui Rasulullah saww dan orang-orang yang gugur di jalan Allah termasuk dalam kategori tawassul yang diperbolehkan, dan dalil untuk menyebutnya syirik atau kesesatan tidak cukup kuat sebab akan mendapat penentangan dari Allah SWT, “… mereka tidaklah mati, mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.”



Kasih Sayang yang Tak Berkesudahan



Saya nukilkan satu ayat lagi yang semakin mempertegas bahwa terpisahnya ruh Rasulullah saww dengan jasadnya bukanlah akhir hubungan dan keterikatan beliau dengan umatnya. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman. Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” (Qs. Al-Ahzab: 56). Perintah Allah SWT untuk mengucapkan salam dengan penuh penghormatan kepada Rasulullah saww bukanlah salam-salam tanpa makna atau sekedar formalitas belaka. Ketika Rasulullah saww bersabda bahwa menjawab salam wajib hukumnya, maka perintah Allah SWT kepada orang-orang beriman untuk menyampaikan salam kepada Nabi Muhammad saww meniscayakan kenyataan yang takkan terbantahkan bahwa Nabi Muhammad saww akan menjawab setiap salam yang disampaikan kepadanya.



Menakjubkan! Adalah sangat tidak adil, jika kaum muslimin yang hidup sezaman dengan Rasulullah saww setiap mereka menzalimi diri, cukup dengan mendatangi Rasulullah saww dan memohon ampun kepada Allah SWT dan Rasulullah saww pun turut memohonkan ampun hanya berlaku semasa Rasulullah saww hidup dan kaum muslimin pasca wafatnya Rasulullah saww tidak memiliki kesempatan serupa untuk dimohonkan ampun oleh Rasulullah saww sementara kewajiban-kewajiban syariat terus berlaku untuk segenap kaum muslimin di setiap masa termasuk mengucapkan salam penghormatan kepada Rasulullah saww. Sangat tidak adil, jika sahabat-sahabat setiap berdosa dapat segera menemui Nabi dan meminta agar Nabi memohonkan bagi mereka ampunan Allah diyakini sebagai tauhid, begitu juga putra-putra Nabi Ya’qub as yang telah meminta kepada ayah mereka agar memohonkan ampunan Allah bagi mereka (sebagaimana tersurat dalam surah Yusuf ayat 97-98) disebut sebagai bagian dari tauhid namun ketika permohonan ampun kepada Allah SWT melalui Nabi-Nya setelah wafatnya disebut sebagai syirik dan membatalkan keimanan.



Untuk mengakhiri tulisan ini, saya nukilkan dua riwayat yang semoga dapat menghilangkan keraguan kita akan keabsahan bertawassul kepada Nabi saww, bahwa tanpa beban psikologis apapun kita katakan, tawassul adalah salah satu mukjizat dan karomah kenabian, Nabi Muhammad saww. Adalah wajar, Rasululah saww sebagai makhluk Allah yang terkasih dan memiliki kedudukan (jah / maqom / wajih) yang sangat tinggi di sisi Allah, diberi otoritas oleh Allah untuk menjadi perantara (wasilah) dan tempat meminta pertolongan (istighotsah) kepada Allah SWT.



Berkata al-Hafidz Abu Abdillah Muhammad bin Musa an-Nukmani dalam karyanya yang berjudul “Mishbah adz-Dzolam”; Sesungguhnya al-Hafidz Abu Said as-Sam’ani menyebutkan satu riwayat yang pernah kami nukil darinya yang bermula dari Khalifah Ali bin Abi Thalib yang pernah mengisahkan: “Telah datang kepada kami seorang badui setelah tiga hari kita mengebumikan Rasulullah. Kemudian ia menjatuhkan dirinya ke pusara Rasul dan membalurkan tanah (kuburan) di atas kepalanya seraya berkata: Wahai Rasulullah, engkau telah menyeru dan kami telah mendengar seruanmu. Engkau telah mengingat Allah dan kami telah mengingatmu. Dan telah turun ayat; “Sesungguhnya Jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang” (QS an-Nisa: 64) dan aku telah menzalimi diriku sendiri. Dan aku mendatangimu agar engkau memintakan ampun untukku. Lantas terdengar seruan dari dalam kubur: Sesungguhnya Dia (Allah) telah mengampunimu”. (Lihat: Kitab “Wafa’ al-Wafa’” karya as-Samhudi 2/1361)



Ad-Darami (dalam Sunan Ad-Darami: 1/56), meriwayatkan: Penghuni Madinah mengalami paceklik yang sangat parah. Lantas mereka mengadu kepada Aisyah (ummul Mukminin). Lantas Aisyah mengatakan: “Lihatlah pusara Nabi! Jadikanlah ia (kuburan) sebagai penghubung menuju langit sehingga tidak ada lagi penghalang dengan langit. Lantas ia (perawi) mengatakan: Kemudian mereka (penduduk Madinah) melakukannya, kemudian turunlah hujan yang banyak hingga tumbulah rerumputan dan gemuklah onta-onta dipenuhi dengan lemak. Maka saat itu disebut dengan tahun “al-fatq” (sejahtera)”.



Konklusinya adalah, jika kaum muslimin yang bertemu dan hidup bersama Rasulullah saww setiap melakukan kesalahan atau memiliki hajat bisa memohon kepada Allah SWT dengan perantaraan Nabi, maka kaum muslimin setelahnya pun bisa melakukannya. Rasullah saww adalah rahmat bagi semesta alam, kebaikan dan keberkahannya tidak hanya didapatkan oleh orang-orang yang semasanya dan tidak pula berakhir dengan wafatnya. Kepada Nabi Muhammad saww, Allah SWT berfirman, “…dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) kententraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (Qs. At-Taubah: 103).



Allahumma inni atawajjahu ilaika binabiyyika nabiyyirrahmati Muhammadin shallallahu ‘alaihi wa alihi…



Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dan menghadap kepada-Mu dengan (perantaraan) Nabi-Mu, nabi pembawa rahmat, Nabi Muhammad, shalawat atasnya dan atas keluarganya…

cp note: Zubair DPA

Doa Tolak Bala

ALLAAHUMMADFA' 'ANNALGHOLAA-A WALBA LAA-A WALWABAA-A WALFAHSYAA-A WALMUNKARO WAS SUYUUFALMUKHTALIFATA WASY-SYA DAA-IDA WALMINHANA MAADHOHARO MINHA WAMAABAATHONA MINBALADINAA KHOSSOTAN WAMIN BULDAANILMUSLIMIINA 'AAMMA TAN INNAKA 'ALAA KULLI SYAI-IN QODIIRUN

Wahai Allah, hindarkanlah dari kami kekurangan pangan, cobaan hidup, penyakit2 wabah, perbuata2 keji dan mungkar, ancaman2 yg beraneka ragam, paceklik2 dan segala ujian, yang lahir, maupun idalam batin, dinegri kami ini khususnya, dan seluruh negri pada umumnya, karena sesungguhnya Engkau atas segala sesuatu adalah berkuasa.

Doa penawar dan penyejuk hati dari kesedihan, rasa malas, kebingungan, ketidak mampuan, keterlilitan hutang, dan bakhil .

اللهم إني أعوذ بك من الهم و الحزن, و أعوذ بك من العجز و الكسل, وأعوذ بك من الجبن و البخل, وأعوذ بك من غلبة الدين و قهر الرجال

"Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari kebingungan dan keduka-citaan, aku berlindung kepada-Mu dari sifat lemah dan malas, aku berlindung kepada-Mu dari sifat penakut dan bakhil, aku berlindung kepada-Mu dari beban hutang penindasan orang-orang".

Sabtu, 01 Mei 2010

Lirik Lagu Panggilan Jihad

Allah hu Akbar Allah hu Akbar Allah Allah hu Akbar…
Kalam suci menentukan ku tuk berjuang..
hidup serentak untuk membela kebenaran..
untuk negara bangsa dan kemakmuran.. hukum Allah tegakkan..
Allah Hu Akbar Allah Hu Akbar Allah Allah Hu Akbar..

putera puteri islam harapan agama…
majulah serentak gemgamkan persatuan… kalam Tuhan..
mari kita memuji mari kita memuja..
peganglah persatuan..kalam Tuhan..

Pemuda pemudi islam bangunlah panggilan jihad rampungkan..
wasiat Muhammad peganglah… harta dan jiwa serahkan…
binalah persatuan.. sirnakan perpecahan.. .persatuan ..kalam tuhan
pertikaian menguntungkan musuh tuhan ..
hanya iman tauhid dapat menyatukan.. .
panggilan jihad tirukan …

ulama pemimpin islam dengarlah… demi agama sadarlah..
hentikan pertikaian.. ciptakan perdamaian.. .
tuntutan agama menjadi tujuan….
panggilan jihad tirukan… panggilan jihad tirukan…

SYIRIK

Janganlah engkau menganggap benda atau sesuatu itu mempunyai kekuatan magis. Janganlah menganggap hal-hal seperti itu dapat memberimu rejeki atau melindungimu. Sebab hal itu termasuk syirik. Syirik adalah perbuatan yang mana engkau menganggap sesuatu selain Allah itu mempunyai kekuasaaan. Orang yang berbuat syirik, baik perbuatan maupun keyakinan, disebut musyrik.

"Orang yang mati dalam keadaan musyrik tiada pengampunan dari Allah. Dosanya akan mengantarkan dirinya ke dalam neraka selama-lamanya. Dalam Al Quran banyak ayat-ayat yang menerangkan larangan berbuat demikian. (QS. Al Kahfi 110)".

"Maka barang siapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya, hendaklah ia melakukan amal shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya.

"Dan sembahlah Allah janganlah mempersekutukannya dengan sesuatu apapun. (QS. An Nisa 76)".

"Dan [ingatlah], ketika kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah [dengan mengatakan]; Janganlah kalian memperserikatkan sesuatu apapun dengan Aku dan sucikanlah rumahku ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadat, orang-orang yang ruku' dan orang-orang yang sujud.(QS Al Haj 26)".

Maka jangan kalian mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah. Sesungguhnya Allah mengetahui sedangkan kalian tidak mengetahui.

Jauhilah tujuh macam dosa besar yaitu; Mensekutukan Allah, melakukan sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah untuk dibunuh kecuali dengan alasan yang benar [haq], memakan harta anak yatim, memakan riba, melarikan diri pada hari peperangan dan menuduh zina pada wanita yang terhormat dan beriman. HR. Bukhari Muslim

Maukah kalian aku tunjukkan dosa yang paling besar? Beliau mengulangi hingga tiga kali, lalu kami menjawab, baiklah wahai Rasulullah, beliau bersabda; Mensekutukan Allah, berani kepada ibu bapak, lalu beliau duduk dan bersabda lagi; Ingatlah pada perkataan dusta dan sumpah palsu. Lalu beliau mengulanginya terus manerus hingga kami berharap agar beliau berhenti atau diam. HR. Bukhari Muslim

Apa kamu tiada takut jika Allah swt. mengancammu dengan siksa dan sanksi yang sangat berat apabila dirimu tenggelam dalam kemusyrikkan. Sesungguhnya Allah mengancam orang-orang musyrik dengan siksa yang berat Orang musyrik tidak akan diampuni dosanya. Naudzubillah.

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik itu), bagi siapa yang di kehendakinya. Barang siapa yang mensekutukan Allah, maka sesungguhnya ia telah berbuat dosa yang besar. (QS. An Nisa' 48)".

Bahkan sedikit saja dihatimu terlintas bahwa selain Allah swt. mempunyai kekuatan dan kekuasan yang engkau yakini, maka amal kebaikanmu menjadi sia-sia. Allah menolak amal kebaikkan meskipun sebesar gunung dan seluas lautan.

" Dan sugguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada orang-orang sebelum kamu, jika kamu berbuat syirik, niscaya amalmu akan dihapus dan kamu termasuk golongan orang-orang yang merugi. (QS. Az Zumar 65)".

Tidakkah engkau takut terhadap neraka jahanam. Sebuah tempat yang buruk kelak di hari kiamat. Tempat orang-orang yang menyekutukan Allah swt. dengan sesuatu yang lainnya.

Sesungguanya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka tempat mereka adalah neraka, tidaklah bagi orang-orang dzalim itu seorang penolongpun.

"Orang musryrik juga dianggap kotor hatinya sehingga dilarang untuk memasukki daerah Masjiddil haram. Sedemikan benci Allah kepada oang yang musyrik. (QS. Al Maidah 72)".

"Wahai orang-orang yang beriman, bahwasanya orang-orang syirik itu najis, maka janganlah mereka mendekatkan Masjiddil haram setelah tahun ini. (QS. At Taubah 28)".

Jelaslah bagimu, betapa mengerikan ancaman Allah kepada orang-orang musyrik. Syirik hendaknya dijauhi dan jangan sekali-kali hatimu terlintas sedikit pun dari sifat itu Bahkan terhadap orang musyrik. engkau harus menjauhinya Agar dirimu tidak ikut larut dalam kebiasannya.

"Ikutlah terhadap apa yang telah diwahyukan kepadamu dari Tuhanmu; tidak ada Tuhan yang patut disembah kecuali Dia; dan berpaling dari orang-orang syirik. (QS. Al An 'am 106)".

Tidakkah engkau juga takut jika engkau tidak mendapatkan syafaatnya dari Nabi Muhammad saw. kelak di akhir jaman. Sebab orang-orang musyrik tidak akan mendapatkan doa keselamatan dari nabi Allah.

Adapun orang-orang yang tergolong syirik itu banyak sekali tanda-tanda atau ciri-ciri, misalnya menganggap ada Tuhan selain Allah dan menyebabkan, serta dijadikannya selain Allah itu sebagai tujuan hidupanya, meyakini dengan ikrar yang mantap bahwa Allah itu beranak dan diperanakkan serta Allah itu mempunyai istri, percaya dan yakin dengan ucapan para ahli nujum, juru bade, dukun, dan sebagainya, yang jelas yang menurut hawa nafsu mereka dan mereka enggan untuk menunaikkan zakat serta tidak percaya akan kehidupan nanti.

"Dan celakalah bagi orang-orang yang syirik (musyrik), (yaitu) orang-orang yang tidak menunaikkan zakat dan mereka kafir akan adanya (kehidupan) akhirat.( QS. Fushsilat 6-7)"

Pengikut