"Lagu Panggilan Jihad.mp3"

Kamis, 29 April 2010

Rumah Tangga Yang Islami

Rumah tangga yg islami adalah rumah tangga yg di dalamnya terdapat nilai-nilai syariat islam, yg dijalankan oleh anggota keluarga tsb. Untuk mewujudkan sebuah rumah tangga islami, ada beberapa hal yg harus qt perhatikan. Hal-hal yg harus qt perhatikan dlm sebuah rumah tangga islami adalah:

A - Rumah islami adalah rumah orang-orang yg selalu menyucikan diri dan senantiasa mengingat Allah. Rumah yg di dalamnya ditegakkan penghambaan kpd Allah, tanpa mempersekutukan-Nya dg sesuatupun. Setiap penghuni rumah mengutamakan amal sholeh dan selalu mengingat Allah kapan dan dimana saja ia berada.

B - Rumah yg didirikan untuk menegakkan kedaulatan Allah di muka bumi serta menjadi tempat untuk mewujudkan syariat islam dlm setiap aspek kehidupan para penghuninya.

C - Penghuni rumah menyadari bahwa rumah tersebut hanyalah tempat sementara, selama ia menabung amal sholeh sebagai bekal untuk di akhirat kelak. Para penghuni rumah tersebut lebih menginginkan dan selalu merindukan rumah yang kekal (surga) di sisi Allah.

D - Rumah yg dipenuhi dengan kalam Allah, krn para penghuninya rajin untuk membaca dan mempelajari ayat-ayat suci Al Qur’an.

E - Rumah yg di dalamnya penuh dengan akhlak islami, yg diperlihatkan olh semua anggota keluarga. Anak-anak berbakti pada orang tua, orang tua mendidik anak-anaknya dengan penuh nuansa islami,

F - Rumah yg kondusif untuk tumbuh dan berkembangnya anak-anak yang sehat, baik jasmani maupun rohaninya.

G - Rumah yg dihuni oleh istri dan ibu yg sholehah, yg menjadi tumpuan dan sumber kasih sayang keluarga.

H - Rumah yg menjadikan tetangganya aman dan senang bersilaturahmi dengan para penghuni rumah tersebut.

I - Rumah yg penuh berkah, yang tidak melalaikan penghuninya untuk beribadah kepada Allah SWT.

Jika qt lihat, alangkah sederhananya sebuah rumah tangga yg islami. Namun, mewujudkannya tidaklah mudah, Setiap anggota keluarga harus terlibat aktif dalam usaha untuk mewujudkan sebuah rumah tangga yg islami. Dari rumah tangga islami seperti inilah, maka keluarga sakinah akan dapat terwujud, Semoga rumah tangga kita menjadi sebuah rumah tangga yg islami, yg diberkahi dan dirahmati oleh Allah SWT. Amin

Nasaihul Ibad

Senin, 26 April 2010

Amal Yang Buruk

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Abu Marzuq, "Tatkala oang kafir atau orang jahat keluar dari kuburnya, dia bertemu dengan sosok paling buruk dan bau yang paling busuk.

Orang kafir bertanya, Siapa kamu? Sosok itu menjawab, Apakah kamu tidak mengenal saya? Si kafir menjawab, Demi Allah, saya tidak mengenalmu karena Allah memburukkan wajahmu dan membusukkan baumu. Sosok itu menjawab, Aku adalah amalmu yang buruk itu. Demikianlah, dahulu ketika didunia aku merupakan amal yang buruk dan busuk.

Selama kamu menunggangiku ketika di dunia, selama itu pula aku menempel denganmu. " Itulah maksud firman Allah, "Sedang mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya."(al-An aam:31)

Minggu, 25 April 2010

Contoh Istri Yg Taat Dan Ingkar

Kita mungkin mengetahui bahwa dalam kehidupan ini, kita bisa menemui hal-hal yang telah di gambarkan Allah 14 abad yang lalu, kisah-kisah yang di gambarkan oleh Allah dalam al Qurlan ini bisa di ambil pelajarannya.

ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلا لِلَّذِينَ كَفَرُوا اِمْرَأَةَ نُوحٍ وَامْرَأَةَ لُوطٍ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَقِيلَ ادْخُلا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِينَ

Artinya : Allah membuat istri Nuh dan istri Lut perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya); "Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka)". (QS. At Tahrim : 10)

Allah menggambarkan tentang istri Nabi Nuh dan Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran. Dalam ayat tersebut diatas dikisahkan bahwa istri-istri kedua Nabi tersebut adalah berkhianat kepada suaminya. Berkhianat disini bukanlah berkhiatanat dalam hal berzinah ataupun selingkuh, melainkan berkhianat dalam hal agama dan tauhid.

Allah memberikan perumpamaan kepada orang-orang kafir, bahwa para istri Nabi tersebut hidup dalam lingkungan dan berbaur dengan orang-orang beriman dan shalih, akan tetapi bukan jaminan bagi orang-orang yang ingkar, orang-orang ingkar itu tidak dapat mengambil manfaat semua itu dari Allah bila tidak ada iman di dada-dada mereka.

Maksud dari ayat "lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya" pada ayat diatas, yaitu berkhianat dalam keimanan. Yakni keduanya tidak mau berjalan bersama dalam keimanan dan tidak mempercayaan kerasulan keduanya. Kemudian bahwa kedua Nabi itu tdak bisa membantu istrinya sedikitpun dari siksa Allah lantaran kekufuran mereka berdua. Kemudian Allah berfirman “Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka) “

وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلا لِلَّذِينَ آمَنُوا اِمْرَأَةَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ

Artinya : Dan Allah membuat istri Firaun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang lalim", (QS. At Tahrim : 11)

Bahwa pergaulan orang-orang beriman dengan orang-orang kafir tidak akan mendatangkan mudharat apa-apa bagi mereka, bila memang membutuhkan mereka. Sebagaimana firman Allah :

لا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللَّهِ فِي شَيْءٍ إِلا أَنْ تَتَّقُوا مِنْهُمْ تُقَاةً

“Janganlah orang-orang mu'min mengambil orang-orang kafir menjadi wali (pemimpin) dengan meninggalkan orang-orang mu'min. Barangsiapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka (QS. Al Imran :28)”


Berkata Qatadah “Bahwa Fir’aun telah bertindak sewenag-wenag kepada kaumnya dan mengkafirkan mereka. Maka demi Allah, kekufuran suaminya itu tidak menimbulkan mudharat bagi istrinya yang ta’at kepada Allah, agar mereka mengetahui bahwa Allah Ta’ala mempunyai hukum yang adil”


Istri Fir’aun yang shalihah ini bernama Asiah binti Muzahim ra, dia berdo’a “selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya” yaitu lepaskanlah diriku darinya, sebab aku berlepas diri dari semua perbuatannya demi Engkau. “dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim” yaitu orang-orang yang telah menzhalimi diri mereka sendiri dengan melakukan kekufuran terhadap Tuhan langit dan bumi beserta isi dan yang ada pada keduanya, Allah Tuhan segala sesuatu dan Zat yang layak di sembah.

Demikian pula yang terjadi kepada istri bendahara Fir’aun, ia telah beriman. Namun diketahui oleh putri Fir’aun dan dilaporkan kepada ayahnya. Datanglah perintah untuk meyiksanya agar dia kembali kufur kepada Allah, dan menjadikan Fir’aun sebagai Tuhan. Namun dia menolak dan mengatakan, Demi Tuhanku dan Tuhanmu dan Tuhan Segala Sesuatu, Allah saja, hanya kepada-Nya aku menyembah.

Lalu Fir’aun mengancam bahwa kedua anak istri bendahara Fir’aun itu akan disembelih pada mulutnya. Dia malah menantang, berbuatlah sesukamu. Maka Fir’aun menyembelih putranya satu persatu pada mulutnya.

Baik Istri Fir’aun maupun Istri bendahara Fir’aun menghadapi berbagai macam ancaman dan siksaan, namun keduanya tidak bergeming untuk kufur kepada Allah. Hingga siksaan demi siksaan sampai mereka dibunuh oleh kekejaman Fir’aun. Semoga Allah menyayangi Istri Fir’aun dan istri bendaharawannya, dan meridhoi keduanya.

Allah berfirman yang artinya :” dan Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami; dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan Kitab-kitab-Nya; dan dia adalah termasuk orang-orang yang taat.”

Ayat diatas mengkisahkan Maryam putri Imran yang menjaga kehormatannya selama hidupnya hingga datang ketentuan Allah, yakni di tiupkannya ke dalam rahimnya ruh ciptaan Allah dan kemudian Maryam membenarkan takdir dan syari’at-Nya. Dan Maryam adalah termasuk orang-orang yang taat kepada Tuhan-Nya.


Yang bisa di jadikan pelajaran adalah bahwa wanita yang ta’at adalah wanita yang bisa menjaga kehormatannya dan ridho kepada takdir dan syari’at-Nya yang telah ditetapkan oleh Allah kepadanya.

Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh) nya ruh dari Kami dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam. (QS al Anbiya : 91)

Semoga dari kisah dalam al Qur’an ini bisa diambil manfaatnya, bagaimana sifat-sifat wanita baik yang ta’at maupun ingkar, meskipun mereka berbaur dengan orang-orang yang beriman dan zhalim.
Sesungguhnya dari kisah-kisah dalam Al Qur’an itu ada hal yang bisa diambil pelajarannya, bagi orang yang berfikir

Sabtu, 24 April 2010

Jibril, Kerbau, Kelelawar dan Cacing

Suatu hari Allah SWT memerintahkan malaikat Jibri AS untuk pergi menemui salah satu makhluk-Nya yaitu kerbau dan menanyakan pada si kerbau apakah dia senang telah diciptakan Allah SWT sebagai seekor kerbau. Malaikat Jibril AS segera pergi menemui si Kerbau.

Di siang yang panas itu si kerbau sedang berendam di sungai. Malaikat Jibril AS mendatanginya kemudian mulai bertanya kepada si kerbau, "hai kerbau apakah kamu senang telah dijadikan oleh Allah SWT sebagai seekor kerbau". Si kerbau menjawab, "Masya Allah, alhamdulillah, aku bersyukur kepada Allah SWT yang telah menjadikan aku sebagai seekor kerbau, dari pada aku dijadikan-Nya sebagai seekor kelelawar yang ia mandi dengan kencingnya sendiri". Mendengar jawaban itu Malaikat Jibril AS segera pergi menemui seekor kelelawar.

Malaikat Jibril AS mendatanginya seekor kelelawar yang siang itu sedang tidur bergantungan di dalam sebuah goa. Kemudian mulai bertanya kepada si kelelawar, "hai kelelawar apakah kamu senang telah dijadikan oleh Allah SWT sebagai seekor kelelawar". "Masya Allah, alhamdulillah, aku bersyukur kepada Allah SWT yang telah menjadikan aku sebagai seekor kelelawar dari pada aku dijadikan-Nya seekor cacing. Tubuhnya kecil, tinggal di dalam tanah, berjalannya saja menggunakan perutnya", jawab si kelelawar. Mendengar jawaban itu pun Malaikat Jibril AS segera pergi menemui seekor cacing yang sedang merayap di atas tanah.

Malaikat Jibril AS bertanya kepada si cacing, "Wahai cacing kecil apakah kamu senang telah dijadikan Allah SWT sebagai seekor cacing". Si cacing menjawab, " Masya Allah, alhamdulillah, aku bersyukur kepada Allah SWT yang telah menjadikan aku sebagai seekor cacing, dari pada dijadikaan-Nya aku sebagai seorang manusia. Apabila mereka tidak memiliki iman yang sempurna dan tidak beramal sholih ketika mereka mati mereka akan disiksa selama-lamanya".

Nama – nama Islami

Bagi yang ingin nama - nama islami bagi putra - putrinya berikut ini link download nama - nama islami dan artinya.

Nama Putera :

http://www.ziddu.com/download/9515734/Putera.zip.html

Nama Puteri :

http://www.ziddu.com/download/9515766/putri.zip.html

Jumat, 23 April 2010

Do'a Pembuka Hati

Allahumma nawwir quluubana binuuri hidayatika liyakuunal ghodhoba wal ’ajaba walhasada muhawwalaa ila nuuri rohmatika wahidaayatika Allahummaghfirlanaa djunuubanaa wabaa ’id bainanaa wabaina khothooyaanaa fainnahuu laa yaghfirudj djunuubana illaa anta

Artinya: Yaa Allah, Terangilah hati kami dengan cahaya petunjukMU, supaya kemarahan, kesombongan dan sifat kedengkian berubah menjadi cahaya rahmatMU dan petunjukMU
Ya Allah, Ampunilah dosa-dosa kami dan jauhilah kami dari kesalahan karena sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.

Kamis, 22 April 2010

7 SUNNAH HARIAN NABI SAW, Menjadikan Hidup Lebih Bermakna....

“ Subhannallah Walhamdulillah Wala ilaha illallah Allahu Akbar !”

Kita semua menyadari bahwa HIDUP INI HANYALAH SESAAT. Dan kita akan HIDUP SELAMANYA DI AKHIRAT kelak. Keadaan inilah yang membangun ’semangat berjibaku’ agar kita semua MENGELOLA HIDUP yang sesaat ini untuk kebahagiaan selama-lamanya di akhirat, kelak.

Tidaklah heran, mengapa orang Mukmin semakin hari semakin bertakwa. Karena merekan tahu dan sadar bahwa SEMAKIN HARI SEMAKIN DEKAT PERJUMPAAN DENGAN ALLAH SWT. Sehingga hari-harinya dilalui dengan kesibukan untuk MEMPERBAIKI DIRI dalam kebaikan.

Salah satu usahanya adalah melahirkan perbaikan dan kebaikan dengan MENGAMALKAN SUNNAH HARIAN Rasulullah SAW.

Rekan-rekan se-iman, marilah kita menghentikan sejenak aktifitas kita sehari-hari yang menyibukkan diri, agar kita dapat sejenak waktu untuk BERHENTI, BERPIKIR, MERENUNG dan MENCONTOH teladan kita semua RASULULLAH SAW, melalui serial Artikel singkat ” 7 Sunnah Harian NABI SAW ”, agar menjadikan hidup kita lebih bermakna, untuk mempersiapkan diri kita dalam menghadapi sisa-sisa kehidupan kita.

1. Shalat Tahajud

Kita semua mengetahui, bahwa Shalat Tahajud adalah SHALAT TERAMAT PENTING SETELAH SHALAT FARDHU (wajib) lima waktu. Karena dengan shalat Tahajud Allah SWT akan MENGANGKAT DERAJAT kehidupan manusia.

Shalat Tahajud dilakukan diwaktu malam (setelah tidur) karena disaat malam-sunyi tersebut melakukan shalat akan LEBIH KHUSYUK dan bacaan di waktu tsb LEBIH BERKESAN.

Al-Isra : 79 ”Dan dari sebagian malam hendaklah engkau bangun (tahajud), sebagai AMALAN TAMBAHAN untukmu. Semoga Tuhanmu mengangkat (derajatmu) ke tempat terpuji”.

Abu Huraira R.A meriwayatkan RASULULLAH SAW bersabda :”Tuhan kita turun SETIAP MALAM ke langit dunia pada SEPERTIGA MALAM terakhir, dan berfirman – Siapa yang BERDOA kepada-Ku PASTI AKU KABULKAN, siapa yang MEMOHON kepada-Ku PASTI AKU BERI, dan siapa yang MEMOHON AMPUN kepada-Ku, PASTI AKU AMPUNI !” (HR. Al-Jama’ah).

Amr bin Al-Ash meriwayatkan Rasulullah SAW bersabda :
”Sedekat-dekat hamba kepada Allah SWT adalah PADA TENGAH MALAM TERAKHIR. Apabila engkau bisa termasuk golongan orang BERDZIKIR mengingat Allah SWT pada saat itu, maka lakukanlah ” (HR. Al-Hakim).

Salman Al-Farisi meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda :
”Kerjakanlah shalat malam, sebab itu adalah KEBIASAAN ORANG SHALEH sebelum kamu, JALAN MENDEKATKAN DIRI kepada Tuhan, PENEBUS KEJELEKAN, PENCEGAH DOSA, serta PENGHALAU SAKIT ”.

Subhanallah ! Demikian besarnya keutamaan Shalat Tahajud. Marilah kita mulai rutin lakukan !

Pelaksanaan :
- Shalat malam sebaiknya DILAKUKAN DI RUMAH, bukan di Masjid.
- Bacaan shalat malam BOLEH NYARING dan juga BOLEH PELAN.
- Jumlah rakaatnya MINIMAL 2 rakaat, 4, 8, dst, tidak terbatas.
- Diakhiri dengan SHALAT SUNNAH WITIR 3 rakaat, ganjil.

2. Membaca & Mempelajari AL-QUR’AN

Rekan Muslim, terjadinya berbagai masalah kompleks dalam kehidupan pribadi, keluarga, organisasi, perusahaan dan bernegara, terjadinya karena semua bersumber kepada AL-QUR’AN TIDAK DIJADIKAN SEBAGAI PETUNJUK dan PEDOMAN HIDUP.

Kinilah saatnya kita ”kembali untuk mendalami” kitab yang bersumber dari Allah SWT! (bukan karangan manusia !) tersebut.

Al-Qur’an sebaiknya dipelajari secara SISTEMATIS, diungkap maknanya, digali kandungannya dan isinya sebagai PEDOMAN HIDUP. Bahkan secara transendental-psikologis, Al-Qur’an harus didekati secara emosional, MELIBATKAN PERASAAN dalam upaya menyelami makna terdalam dan hikmah tertinggi yang dimiliki.

”Dan apabila dibacakan ayat-ayat Allah SWT yang maha Pemurah kepada mereka, mereka MENYUNGKUR, BERSUJUD dan MENANGIS” (QS. Maryam : 58)

HR.Tirmidzi :
”Al-Quran adalah kitab Allah SWT yang berisi SEJARAH UMAT sebelum kamu, BERITA UMAT sesudahmu, kitab yang MEMUTUSKAN/menyelesaikan urusan di antara kamu, yang nilainya bersifat PASTI & ABSOLUT. Siapa saja yang durhaka ”meninggalkannya” pasti Allah SWT akan ”memusuhinya”. Siapa yang MENCARI PETUNJUK SELAIN AL-QUR’AN, PASTI AKAN TERSESAT. Al-Qur’an adalah tali Allah yang sangat kuat, PERINGATAN YANG BIJAKSANA dan JALAN YANG SANGAT LURUS”.

Langkah yang sebaiknya kita lakukan adalah dengan :
- Membacanya
- Mencatatnya
- Menghafalnya
- Memahaminya
- Mengamalkannya

Perlu diingat, bahwa Al-Qur’an baru terbukti menjadi petunjuk ketika ada KENYATAAN DALAM PRAKTEK KEHIDUPAN kita. Agar pendalaman Al-Qur’an yang kita lakukan semakin berimplikasi positif bagi kita dan manusia secara umum, maka dalam MENGEKSPLOITASI isi, kisah, hikmah Al-Qur’an seharusnya kita belajar kepada para ulama yang sudah lebih awal dan lebih panjang menadaburi Al-Qur’an termasuk sejumlah tafsir dan karya tulis.

Sedemikian pentingnya sebuah kandungan makna/isi Al-Qur’an, sampai Allah SWT berfirman :

”Kalau sekiranya kami turunkan Al-Qur’an kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya TUNDUK TERPECAH-PECAH disebabkan TAKUT KEPADA ALLAH SWT. Perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka BERPIKIR ! ” (QS. Al-Hasyr : 21)

3. Shalat Shubuh Berjamaah di Masjid

Rasulullah SAW menyampaikan sebuah hadits di hadapan para sahabatnya, ketika menanyakan salah seorang jamaahnya tidak terlihat dalam shaf shubuh berkali-kali :

”Sungguh, shalat yang PALING BERAT BAGI ORANG MUNAFIK, adalah shalat Isya dan SHALAT SHUBUH. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, mereka pasti mendatangani keduanya, SEKALIPUN DENGAN MERANGKAK ” (HR. Bukhari-Muslim).

Banyak ulama hadits menilai tentang penjelasan hadits ini, di antaranya bahwa untuk menilai seseorang apakah sungguh-SUNGGUH BERIMAN atau malah MUNAFIK, maka dapat dilihat shalat shubuhnya.

Shalat Shubuh merupakan satu di antara shalat wajib 5-waktu yang mempunyai KEKHUSUS-AN dan memiliki KEUTAMAAN yang luar biasa.

1.Merupakan SHALAT PALING UTAMA yang diwajibkan pada kaum Muslimin. (merupakan shalat yang sejak awal disyariatkan tetap 2-rakaat).

2.ADZAN shubuh berbeda dengan adzan shalat wajib lainnya, dengan menambahkan ’Ash-shaltu khairum minan naum’ – ”shalat itu lebih baik dari tidur, sebanyak 2 kali”.

3. Rasulullah SAW memberikan DOA KHUSUS setelah shalat shubuh, yang berbeda dengan shalat lain. Doa ini sebagai tambahan ’wirid’ penutup shalat.

Diriwayatkan oleh Abu Dzar RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda :
”Siapa mengatakan setelah shalat shubuh, SEBELUM MENINGGALKAN TEMPAT DUDUKNYA dan BERBICARA SEDIKITPUN – La ilaha illallahu wahdahu la syarikalah lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yuhyi wa yumitu wahuwa ala kulli sya in qadir - sebanyak 10X, maka akan ditulis baginya 10 kebaikan, dihapus 10 kesalahan dan diangkat derajatnya 10 kali lebih tinggi. Satu hari penuh ia terlindungi dari suatu yg tidak disukai, terlindungi dari syetan, tidak ada dosa yang pantas dianggap sebagai dosa, kecuali syirik ” (HR.Tirmidzi).

Rasulullah SAW pernah menasehati Muslim bin harits : ” Jika kamu shalat shubuh, maka bacalah sebelum kamu berbicara – Allahumma ajirni minannar (Ya ALLAH lindungilah aku dari api neraka) – sebanyak 7X, maka jika kamu mati hari itu, ALLAH akan menjauhkanmu dari api neraka ” (HR. Abu Dawud dan Nasa’i).

4. Rasulullah SAW selalu MENYURUH MEMENDEKKAN BACAAN shalat, KECUALI SHALAT SHUBUH !Abu Barzah Al-Islami meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pada shalat shubuh membaca 60 sampai 100 ayat …..sampai sebentar lagi matahari terbit (HR. Muslim).

5. Rasulullah SAW mempunyai BACAAN KHUSUS SHALAT SHUBUH di HARI JUMAT ! Abu Huraira meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW membaca pada rakaat pertama SURAH AS-SAJADAH dan rakaat kedua SURAH AL-INSAN. Keistimewaan ini tidak terjadi pada shalat wajib lainnya !

6. Shalat shubuh TIDAK BISA DI-QASAR dan DIJAMAK !

Seperti yang juga kita pahami dari beberapa hadits, pada saat shalat shubuh inilah pergantiang malam dan siang dimulai. Pada saat itu pula MALAIKAT MALAM dan SIANG BERKUMPUL dan BERGANTI TUGAS.

”SHALAT BERJAMAAH LEBIH UTAMA dari shalat sendirian sebanyak 25 kali lipat. Malaikat penjaga malam dan siang BERKUMPUL PADA SHALAT SHUBUH” (HR. Bukhari).

ALLAH SWT berfirman : ”Dan dirikanlah SHALAT SHUBUH. Sungguh, shalat shubuh itu DISAKSIKAN OLEH PARA MALAIKAT” (QS. Al-Isra : 78).

Ada lagi hal utama dalam shalat shubuh, adalah – DUA RAKAAT SHALAT FAJAR (shalat sunah sebelum atau qabliyah shubuh) yang LEBIH BAIK DARI DUNIA & SEISINYA (HR. Muslim).
Rasulullah SAW mengistimewakan shalat ini dengan menggambarkan bahwa : ”Seandainya dunia dan seisinya ini adalah sebuah kebaikan, maka JAUH LEBIH BAIK 2 RAKAAT SHALAT FAJAR YANG KITA KERJAKAN” !

Selain itu pula, SHALAT SHUBUH BERJAMAAH DI MASJID bisa menjadi PENERANG PADA HARI KIAMAT KELAK, seperti yg disabdakan Rasulullah SAW : ”Berilah kabar gembira bagi orang-orang YANG BERJALAN DI KEGELAPAN MENUJU MASJID (untuk mengerjakan shalat shubuh) DENGAN CAHAYA YANG TERANG-BENDERANG (pertolongan) PADA HARI KIAMAT ! ” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibn Majah).

Dari semua pengetahuan kita tentang keutamaan SHALAT SHUBUH BERJAMAAH DI MASJID INI, kesombongan apalagi pada diri kita yang akan menghalangi untuk menjalankannya ?

4. Melakukan SHALAT DHUHA

”Wahai anak Adam, cukupilah aku dengan melakukan EMPAT RAKAAT SHALAT DHUHA pada pagi hari, maka aku akan MENCUKUPI KEBUTUHANMU pada akhir hayatmu” (HR Ahmad & Abu Ya’la).

Beliau berwasiat kepadaku tentang 3 hal, yang sejak itu aku TIDAK PERNAH MENINGGALKANNYA :

Pertama - Hendaknya aku tidak tidur sebelum mengerjakan SHALAT WITIR

Kedua - Hendaknya aku tidak meninggalkan dua rakaat SHALAT DHUHA (karena shalat DHUHA adalah shalatnya ’awwabin’-orang yg bertobat kepada ALLAH SWT serta meninggalkan maksiat)

Ketiga - Hendaknya aku BERPUASA 3 HARI setiap bulan - (HR. Tirmidzi dan Nasa’i)

Salah satu makna fungsional shalat DHUHA adalah agar pelakunya MENDAPATKAN REZEKI dan DIJAUHKAN DARI KEMISKINAN : ”Shalat DHUHA itu mendatangkan rezeki dan menolak kemiskinan, dan tidak ada yang memelihara shalat kecuali orang-orang bertobat” (HR. Tirmidzi)

”Siapa yang mengerjakan shalat DHUHA 2 rakaat – dia TIDAK AKAN dicatat dalam kelompok orang-orang yang LUPA. Siapa yang mengerjakan shalat DHUHA 4 rakaat – dia dicatat dalam kelompok orang-orang yang AHLI IBADAH. Siapa yang mengerjakan shalat DHUHA 6 rakaat – pada hari itu segala kebutuhannya DICUKUPI oleh ALLAH SWT. Siapa yang mengerjakan shalat DHUHA 8 rakaat – maka ALLAH SWT mencatatnya termasuk golongan yang TUNDUK dan menghabiskan waktunya untuk BERIBADAH. Dan, siapa yang mengerjakan shalat DHUHA 12 rakaat – maka ALLAH SWT membangunkan baginya sebuah ISTANA INDAH DALAM SURGA.Tidak ada dalam sehari-semalam kecuali ALLAH SWT pasti MEMBERIKAN ANUGERAH serta SEDEKAH kepada hambaNYA” (HR. Thabrani dan Abu Daud).

Subhanallah !

5. BERSEDEKAH

Maha suci ALLAH SWT, ZAT yang telah membersihkan hati orang-orang beriman dari sifat angkuh dan serakah. ALLAH SWT lah yang menyelipkan ke sanubari orang beriman perasaan iba, simpati sekaligus empati kepada orang-orang yang lemah dan membutuhakan bantuan, melalui bersedekah.

Bersedekah tidak harus besar, yang penting dengan KEIKHLASAN.

Kita bersedekah TIDAK MENGHARAPKAN BALASAN dari orang yang kita bantu. Kita harus yakin ALLAH SWT lah yang akan membalas.

”Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yg luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang-orang yang MENAFKAHKAN (HARTANYA) DI WAKTU LAPANG & DI WAKTU SEMPIT, dan orang-orang yg menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. ALLAH menyukai orang-orang yang berbuat baik ” (QS. Ali Imran : 133-134)

” Perbandingan (balasan atau pahala) bagi orang-orang yg MEMBELANJAKAN HARTANYA DI JALAN ALLAH seperti satu biji yg menumbuhkan tujuh cabang, di setiap cabang menjuntai seratus buah, dan ALLAH akan menggandakan (pahala) kepada siapa yang Dia kehendaki, dan ALLAH itu luas (pemberian-Nya) lagi sangat mengetahui ” (QS. Al-Baqarah : 261)

”Siapa yang MEMBANTU MENYELESAIKAN KESUSAHAN SESEORANG di dunia (lebih-lebih lagi saudara sesama Muslim), ALLAH PASTI MEMBANTU MENYELESAIKAN KESUSAHANNYA DI DUNIA dan AKHIRAT ” (HR. Bukhari).

* Berkah sedekah bisa sirna jika orang yang bersedekah MENGUNGKIT-UNGKIT dan SELALU MENYEBUT-NYEBUT sedekah itu di depan umum.
* Sedekah dapat MEMADAMKAN MURKA ALLAH SWT
* Sedekah dapat MEMELIHARA MANUSIA DARI KEJAHATAN

Siapakah yang DIUTAMAKAN UNTUK DIBERI SEDEKAH ?

1- ANAK YATIM, karena sebelum dewasa anak yatim belum dapat mandiri. Mereka adalah TITIPAN ALLAH SWT kepada hamba lainnya yang mampu.
2- FAKIR MISKIN, yang perlu dibantu agar dapat diberdayakan agar mandiri.
3- JANDA dan LANSIA, karena kehilangan tulang punggung pencari nafkahnya, serta kehilangan masa produktifnya.
4- YANG TERLILIT HUTANG
5- YANG TERKENA MUSIBAH

6. SELALU DALAM KEADAAN BERWUDHU

Banyak hadits yang sangat menganjurkan untuk TETAP BERWUDHU WALAUPUN TIDAK HENDAK MENDIRIKAN SHALAT.

Berdasarkan sunnah tsb, mulai generasi sahabat hingga orang-orang shaleh, senantiasa mereka MENJAGA WUDHU DALAM SEGALA AKTIFITAS, baik dalam perjalanan, membaca Al-Qur’an, menuntut ilmu, dalam bekerja, ketika hendak tidur, termasuk sebelum & sesudah berhubungan suami-istri.

BERWUDHU BUKAN HANYA DISAAT MENGHADAP ALLAH SWT dalam shalat, tapi juga ketika akan tidur – BERADA DALAM KESUCIAN.

ALLAH SWT berfirman : ”Sungguh, ALLAH menyukai orang-orang yg bertobat dan mereka yang MENYUCIKAN DIRI” (QS. Al-Baqarah : 222).

Abu Hurairah meriwayatkan RASULULLAH SAW, bersabda :
”Pada hari kiamat, karena bekas wudhunya (yang bercahaya). Siapa ingin memanjangkan ghurram-nya silakan lakukan” (HR. Bukhari).

”Siapa yang BERWUDHU (untuk mendapatkan) KESUCIAN, maka ALLAH akan MENETAPKAN BAGINYA DENGAN SEPULUH KEBAIKAN” (HR. Abu Daud)

”Seseorang senantiasa DIANGGAP SEPERTI DALAM KEADAAN SHALAT, asal dia tidak berhadas (= buang angin)” (HR. Bukhari)

7. SELALU BERDZIKIR

Dzikrullah memiliki daya hidup. Menghidupkan dan menyemangati jiwa yang rapuh, melapangkan jiwa yang sempit serta membangkitkan keyakinan bagi yang mengalami kelelahan dalam menjalani kehidupan.

DZIKIR yang UTAMA :

* La ilaha illallah wahdahu la syarika lah. Lahul mulku wa lahu hamdu wa huwa ’ala kulli syay’in qadir
* Subhanallah wal hamdu lillah wa ilaha illallah wallahu akbar
* Subhanallah wa bihamdihi
* Subhanallahi wa bihamdihi, subhanallahil azhim
* (surah Al-Fatihah)

Rasulullah SAW bersabda : ”Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Tuhannya dan orang yang tidak berdzikir, seperti ORANG YG HIDUP dan ORANG YG MATI” (HR. Bukhari)

”Dan laki-laki yang BANYAK MENYEBUT (MENGINGAT) ALLAH disertai dengan perempuan yang banyak menyebut Allah, maka Allah telah menyediakan untuk mereka AMPUNAN & PAHALA YG BESAR ” (QS. Al-Ahzab : 35)

”Maka apabila kami telah menyelesaikan shalat, INGATLAH DI WAKTU BERDIRI, DUDUK maupun BERBARING ….” (QS. An-Nisa : 103)

”Karena itu, INGATLAH KALIAN PADA-KU, niscaya Aku pun akan ingat pada kalian…” (QS. Al-Baqarah : 152)

”INGATLAH TUHANMU SEBANYAK-BANYAKNYA dan BERTASBIHLAH dengan memuji Tuhanmu di waktu petang dan pagi ” (QS. Ali-Imran : 41)

Pribadi yang BERDZIKIR :
Setiap KALAMNYA adalah DAKWAH
Setiap DIAMNYA adalah DZIKIR
Setiap NAPASNYA adalah TASBIH
Setiap PANDANGAN MATANYA adalah RAHMAT
Setiap SUARA TELINGANYA selalu TERJAGA
Setiap PIKIRANNYA adalah BAIK SANGKA
Setiap GERAK HATINYA adalah DOA
Setiap SENTUHAN TANGANNYA adalah SEDEKAH
Setiap LANGKAH KAKINYA adalah JIHAD
Kekuatannya adalah SILATURAHMI
Kesibukannya adalah ASYIK MEMPERBAIKI DIRI
Kerinduannya adalah TEGAKNYA SYARIAT ALLAH SWT

Semoga kita dapat mengambil pengetahuan yang bermanfaat dan bernilai ibadah.AMIN

CP note:Om Gan

Rabu, 21 April 2010

Terjemah Do'a Akasah

Dengan Asma' Allah Yang Maha Pemurah dan Maha Pengasih.Ya Allah, tetapkanlah shalawat dan salam atas junjungan kami Nabi Muhammad, Keluarga dan shahabat-shahabat beliau.

Dengan Asma' Allah yang menyinari sinar diatas sinar, Segala puji bagi Allah Pencipta nur dan menurunkan kitab Taurat diatas gunung Thurdi dalam kitab yang tertulis, Segala Puji bagi Allah Yang Disebut kaya dengan kemulyaan dan keagungan yang dikenal dan atas senang dan susah yang disyukuri dan segala puji bagi Allah yang menciptakan langit dan bumi dan menjadikan gelap dan terang, kemudian orang-orang kafir kepada Tuhannya dan berpaling.

Kaf Ha Ya 'Ain Shaad, Ha Mim 'Ain Sin Qaf, hanya kepada-Mu lah kami menyembah dan memohon pertolongan, hai Dzat Yang Hidup Tegak Kokoh, Allah Yang sangat belas kasihan kepada hamba-Nya memberi rizki kepada siapa saja yang dia kehendaki, Dia sangat kuat dan mulia, hai Dzat Yang mencukupi segala sesuatu, cukupilah aku dan palingkanlah dariku segala sesuatu dengan kekuasaanMu yang baik, bahwasanya Engkau berkuasa atas segala-galanya.

Ya Allah, Dzat Yang banyak pemberiannya dan Yang selalu bertemu, Yang bagus perbuatannya, Pemberi rizki hamba-hambaNya pada setiap keadaan, hai Dzat Pencipta pertama kali dengan tidak melalui contoh, hai Dzat yang langgeng, yang tidak akan binasa, selamatkanlah kami dari kufur dan tersesat dengan : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW.

Ya Allah, seandainya kufur/rasa bimbang dan ragu masuk dalam keimananku kepada Engkau sedang aku tidak mengerti atau mengerti, maka aku bertaubat dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW.

Ya Allah, seandainya kufur masuk kedalam keislamanku kepada Engkau sedang aku tidak mengerti atau mengerti, maka aku bertaubat dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW.

Ya Allah, seandainya rasa bimbang dan ragu masuk ke dalam ketauhidanku terhadap Engkau, sedang aku tidak mengerti atau mengerti, maka aku bertaubat dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW.

Ya Allah, seandainya rasa sombong, takabur,riya' dan sum'ah / menonjolkan diri dan kekurangan di dalam amal perbuatanku bagi Engkau masuk ke dalam hatiku sedang aku tidak mengerti atau mengerti, maka aku bertaubat dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW.

Ya Allah, seandainya sifat dusta, pengumpat, mengadu domba dan pembohong berjalan pada mulutku sedang aku tidak mengerti atau mengerti, maka aku bertaubat dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW.

Ya Allah, seandainya di dalam hatiku terlintas rasa was-was sedang aku tidak mengerti atau mengerti, maka aku bertaubat dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW.

Ya Allah, seandainya rasa penyerupaan dan lalai masuk ke dalam ma'rifatku kepada Engkau sedang aku tidak mengerti atau mengerti, maka aku bertaubat dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW.

Ya Allah, seandainya rasa nifak, dosa-dosa besar dan kecil masuk ke dalam hatiku maka aku bertaubat dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW.

Ya Allah, seandainya sifat riya' masuk ke dalam amal perbuatanku dan perkataanku sedang aku tidak mengerti atau mengerti, maka aku bertaubat dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW.

Ya Allah, kejahatan-kejahatan yang telah aku perbuat sedang aku tidak tahu atau tahu, maka aku bertaubat dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW.

Ya Allah, kebaikan-kebaikan yang Engkau kehendaki bagiku, lalu aku tidak dapat mensyukuri sedang aku tidak tahu atau tahu, maka aku bertaubat dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW.

Ya Allah, hal-hal yang telah Engkau takdirkan kepadaku, lalu aku tidak bergembira atau tidak menerimakannya sedang aku tidak tahu atau tahu, maka bertaubatlah aku dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW.

Ya Allah, kenikmatan-kenikmatan yang telah Engkau berikan kepadaku, lalu aku salah gunakan, durhaka kepadamu sedang aku tidak mengerti atau mengerti, maka aku bertaubat dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW.

Ya Allah, kenikmatan-kenikmatan yang telah Engkau kuasakan kepadaku, lalu aku tidak bersyukur kepada Engkau sedang aku tidak mengerti atau mengerti, maka aku bertaubat dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW.

Ya Allah, kebaikan-kebaikan yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan aku tidak memujiMu, sedang aku tidak tahu atau tahu, maka aku bertaubat dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW.

Ya Allah, berfikir dalam kekuasaanMu yang Engkau ciptakan terhadapku, lalu aku menutup mata, sedang aku mengetahui atau tidak, maka aku bertaubat dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW.

Ya Allah, perbuatan-perbuatan yang aku lakukan sepanjang umurku, lalu Engkau tidak ridha, sedang aku mengerti atau tidak, maka aku bertaubat dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW.

Ya Allah, amal perbuatanku yang Engkau perpendek di dalam mengharap-harap rahmatMu, sedang aku tidak mengerti atau mengerti, maka aku bertaubat dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW.

Ya Allah, jika aku bergantung kepada selain Engkau di dalam menghadapi kepayahan-kepayahan, sedang aku tidak mengerti atau mengerti, maka aku bertaubat dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW.

Ya Allah, jika aku memohon pertolongan kepada selain Engkau, dalam kecelakaan dan bahaya, sedang aku tidak mengerti atau mengerti, maka aku bertaubat dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW.

Ya Allah, urusan-urusanku yang telah Engkau baguskan dengan anugerah Engkau dan pandanganku salah, sedang aku tidak mengerti atau mengerti, maka aku bertaubat dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW.

Ya Allah, jika aku tegelincir menyimpang dari jalan lurus (shirat), karena memohon kepada selain Engkau, sedang aku tidak mengerti atau mengerti, maka aku bertaubat dan berserah diri dengan mengucap : La ila ha illallah Muhammadur Rasulullah SAW.

Ya Allah, Yang Hidup tegak kokoh, Yang memiliki rahmat dan banyak anugerahNya, banyak memberi dan Pemilik kerajaan, Tidak ada Tuhan yang lain kecuali Engkau, maha suci Engkau, bahwasanya aku menganiaya diri sendiri, (firman Allah) :

"Lalu Kami kabulkan dan Kami selamatkan dia dari kesusahan, demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang beriman"

Zakariya ketika menyeru tuhannya, ya Tuhanku:

"Janganlah Engkau tinggalkan aku sendiri, Engkaulah waris yang paling baik".

Ya Allah, dengan hak La ila ha illallah dan kemuliaannya, hak kursi dan keluasannya, hak 'Arsy dan keagungannya, hak kalam dan berjalannya, hak Lauh Mahfudh dan penjaga-penjaganya, hak Timbangan (Mizan) dan dua matanya, hak Shirat dan kelembutannya, dengan hak Jibril dan kejujurannya, hak Mikail dan belas kasihnya, hak Israfil dan terompetnya, hak Izrail dan terpilihnya, hak Ridlwan dan surganya, hak Malik dan nerakanya, hak Adam dan terpilihnya, hak Ibrahim dan terpilihnya sebagai khalilullah, hak Ishak dan keagamaannya, hak Isma'il dan disembelihnya, hak Ya'kub dan kedukaannya, hak Yusuf dan terasingnya, hak Musa dan ayat-ayatnya, hak Harun dan kehormatannya, hak Hud dan kewibawaannya, hak Shaleh dan untanya, hak Luth dan pemikirannya, hak Yunus dan ajakannya, hak Danial dan kerahmatnya, hak Zakariya dan kesuciannya, hak Isa dan kejiwaannya dan dengan hak Muhammad yang terpilih menjadi kekasihNya dan dengan syafa'at 'Udhmanya SAW.

Ya Allah, Yang Hidup, tidak ada Tuhan yang lain kecuali Engkau, Maha Suci Engkau, bahwasanya aku termasuk orang-orang yang menganiaya diri, (Firman Allah); Lalu kami mengabulkannya dan menyelamatkannya dari kesusahan, demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman. Tidak ada Tuhan yang lain kecuali Allah, kepadaNya aku bertawakkal, Dia pengurus 'Arsy yang Agung. Allah-lah yang mencukupi aku, sebaik-baik Pelindung, Pengurus dan Penolong. Tidak ada daya kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi dan Agung.

Ya Tuhan kami, berilah kebaikan kepada kami di dunia dan akherat, serta peliharalah kami dari siksa api neraka. Shalawat Allah tetapkanlah kepada sebaik-baik makhlukNya, cahaya 'ArsyNya yaitu junjungan kami , Nabi dan pemberi syafaat bagi kami Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat beliau semua dengan rahmatMu hai Dzat Yang paling belas kasihan. Amin (Semoga Allah mengabulkan permohona kami ini, hai Dzat yang mengurus alam semesta)

Do'a Selamat

ALLAAHUMMA INNAA NAS ALUKA SALAAMATAN FIDDIINI, WA AFIATAN FILJASADI WAZIAADATAN FIL'ILMI WABARAKATAN FIR RIZQI WATAUBATAN QOBLALMAUT, WAROHMATAN INDAL MAUUT, WAMAGHFIROTAN BA'DALMAUUT. ALLAHUMMA HAWWIN ALAINA FISAKARAATIL MAUTI WANNAJAATA MIN NANNAAR, WAL'AFWA INDAL HISAAB. RABBANA LAA TUZIGHQULUBANNA BA'IDADZHADAITANAAWAHABLANAA MINLADUNKA RAHMATAN INNAKA ANTAL WAHHAB.ROBBANAA AATINAA FIDDUNYA HASANATA WAFILAKHIRATI HASANATAN WAQINAA ADZAABANNAR

ARTINYA : " Ya Allah, kami mohon kepada-Mu keselamatan agama, kesehatan jasmani, bertambah ilmu dan berkah rejeki, Dapat bertaubat sebelum mati, mendapat rachmat ketika mati dan memperoleh keampunan setelah amti. Ya Allah, mudah-kanlah kami pada gelombang sakaratul maut, dan lepaskanlah dari api neraka dan mendapat kema'afan ketika dihisab-Nya. Ya Allah janganlah diguncangkan hati kami setelah mendapat petunjuk, berilah kami rahmat. Engkau maha pemberi. Ya Allah berilah kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat, peliharalah kami dari azab api neraka ".

HAMA PENYAKIT YG MERUSAK TAMAN BUNGA DUNIA

kehidupan dunia ini ibarat taman bunga. Dan ada lima hal yang dapat membuat taman bunga itu indah, semerbak dan harum mewangi. Kelima hal tersebut adalah:
a. Ilmunya para ulama (Ilmul 'Ulamaak).b. Adilnya para penguasa (Adlul Umaroo'i).c. Ibadahnya hamba Allah (Ibaadatul 'Aabidi).d. Terpercayanya para pedagang (Ammanatut Tujjaari).e. Ketekunan para buruh atau karyawan (Nashiihatul Mukhtarifiina).

Akan tetapi agaknya iblis tidak senang melihat indah dan semarak serta harmonisnya kehidupan dunia. Karena itu ia beserta bala tentaranya lalu menyebarkan hama-hama penyakit yang bisa merusakkan taman bunga dunia tersebut. Diantara hama-hama penyakit yang disebarkan itu adalah:

a. Dengki (Ai-Hasadu).
Penyakit dengki ini akan disebarkan oleh iblis disamping ilmu para ulama agar supaya timbul kedengkian diantara mereka sehingga ilmu yang dimilikinya tidak digunakan untuk kepentingan masyarakat tetapi digunakan untuk menjatuhkan satu sama lain.


b. Dlolim (Adl-Dlolimu).
penyakit in bisanya menyerang para penguasa sehingga tidak lagi berbuat adil tetapi malah berbuat sewenang-wenang dan menindas kepada kaum yang lemah.


c. Riya' (Ar-Riyaa'u).
penyakit ini biasanya menyerang para ahli ibadah, sehingga ibadahnya itu tidak lagi ditujukan kepada Allah tetapi ditujukan kepada selain-Nya, seperti agar mendapat pujian, atau simpati dari orang lain.


d. Curang (Al-Khiyaanatu).
penyakit ini akan menyerang para pedagang, sehingga banyak diantara mereka yang berbuat curang, mengurangi timbangan, menyembunyikan cacat atau cela pada orang-orang yang dijualnya dan sebagainya demi untuk mendapatkan untung yang sebesar-besarnya.


e. Menyeleweng (Al-Ingkaaru).
penyakit ini akan disebarkan dikalangan para buruh atau karyawan, sehingga mereka menjadi malas bekerja, dan kalau bekerja seenaknya sendiri atau hanya bekerja ketika diawasi oleh majikannya saja.


Kita berdoa semoga Allah melimpahkan surga kepada kita. Dan, melimpahkan perkataan dan perbuatan yang bisa mendekatkan kepada jannah . Kita juga berlindung kepada Allah dari neraka dan berlindung dari perkataan maupun perbuatan yang mendekatkan kepada neraka, amin.

Selasa, 20 April 2010

Mewujudkan Ibadah

Peribadatan kepada Allah merupakan tujuan diciptakannya seorang hamba. Lalu bagaimanakan cara mewujudkannya?

1. Meminta Tolong Kepada Allah Azza Wa Jalla.
Jika beribadah kepada Allah Azza wa Jalla merupakan tujuan dan keinginan akhir seorang hamba, maka dia akan bertawajjuh (menghadap) kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, agar Allah menolongnya dalam beribadah dan agar Allah memberikan hidayah kepadanya untuk mampu menunaikan hak-hak Allah Azza wa Jalla. Karenanya meminta tolong kepada Allah agar bisa mencapai ridhaNya merupakan permintaan yang paling utama.

Jika engkau konsisten beribadah kepada Allah dan engkau masukkan dirimu ke dalam peribadatan kepadanya, maka Dia Azza wa Jalla akan membantumu. Jadi masuknya dirimu ke dalam pengabdian kepada Allah merupakan sebab untuk mendapatkan pertolongan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Semakin sempurna peribadatan seorang hamba, maka semakin besar pula ia mendapatkan pertolongan dari Allah Azza wa Jalla.

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

"Hanya kepadaMu kami beribadah dan hanya kepadaMu kami memohon pertolongan".

2. Sabar Dalam Beribadah
Orang yang tujuan akhirnya adalah Allah, ia pasti akan memiliki semangat yang tinggi. Dia kumpulkan semangatnya. Dia siapkan kemampuannya, dan ia singkirkan tuntutan hawa nafsunya, supaya ia bisa naik pada posisi tinggi di hadapan Allah Azza wa Jalla, Dzat yang dicintai dan ditaatinya. Ia juga akan memperbaiki kesalahan-kesalahan di jalan, agar tetap mapan di peringkat ini.

Ya, itu merupakan perbuatan sulit; sulitnya mengumpulkan, menyiapkan dan melepaskan diri dari segala yang menghalangi ibadah …

Namun, itu juga merupakan kenikmatan yang tidak bisa dirasakan, kecuali oleh orang yang sudah merasakan nikmat dan manisnya perbuatan itu. … Akan tetapi, itu semua tidak akan bisa didapatkan, kecuali dengan kerja keras. Jika engkau sudah mampu melewati masa-masa sulit itu, maka ia akan memberimu keharuman, sehingga tertebarlah bau wanginya. Engkaupun menjadi orang yang pantas berada pada posisi itu, dan engkau termasuk orang yang bisa memahaminya dengan pemahaman yang sebenarnya.

Allah Azza wa Jalla berfirman,

فَاعْبُدُوْهُ وَاصْطَبِرْ لِعِبَادَتِهِ

"Maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadat kepadaNya".[Maryam:65].

Perbuatan ibadah dalam Islam itu, mencakup semua kegiatan, gerakan, kesibukan, niat dan arah. Sungguh (betapa) sulit bagi seorang manusia mengarahkan semua itu hanya kepada Allah Azza wa Jalla. Sebuah kesulitan yang membutuhkan kesabaran. Dan sebuah jalan yang membutuhkan kesungguh-sungguhan, agar hati bisa terbebas dari noda-noda hawa nafsu, tipuan syethan dan keburukan jiwa.

Namun, siapapun yang menanam keikhlasan, ia pasti akan menuai keselamatan. Dan siapapun yang menanam benih ittiba’ (mengikuti Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam), ia akan memetik hasil kebenaran dalam berkata dan berbuat. Dan barangsiapa yang menjaga (syari’at) Allah, Allah Azza wa Jalla pasti akan menjaganya.

3. Muraqabatullah (Merasa Selalu Dalam Pengawasan Allah)
Ini adalah tingkatan ihsan. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan isyarat kepada tingkatan ihsan ini dalam hadits Jibril yang panjang, ketika Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya tentang ihsan, beliau bersabda:

أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ

"(Ihsan adalah) engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihatNya, jika engkau tidak melihatNya, maka sesungguhnya Dia melihat engkau".

Ada yang mengatakan, ungkapan itu merupakan pengungkapan alasan bagi perkara yang pertama (yaitu engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatNya). Sesungguhnya seorang hamba jika diperintahkan untuk muraqabatullah (merasa diawasi oleh Allah Azza wa Jalla) dalam ibadahnya dan merasakan kedekatan Allah kepada hambaNya sampai seakan-akan ia melihatNya, maka ini terkadang sulit bagi seorang hamba. Untuk mewujudkan ini semua, seorang hamba bisa memanfaatkan keyakinannya, bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala senantiasa melihatnya. Allah mengetahui perbuatan hamba yang dikerjakan dengan sembunyi-sembunyi dan dengan terang-terangan. Allah mengetahui hati dan zhahirnya. Tidak ada sesuatupun yang luput dari pengetahuan Allah Azza wa Jalla.

Ibnul Qayyim Al Jauziyah rahimahullah mengatakan, “Orang yang mencapai tingkatan ini, seakan bisa melihat RabbNya Azza wa Jalla di atas langit, di atas ‘ArsyNya sedang mengawasi hamba-hambaNya. Dia melihat mereka. Allah mendengar ucapan-ucapan mereka dan Allah melihat zhahir dan bathin mereka.

Senin, 19 April 2010

KISAH BERKAT DI BALIK MEMBACA BISMILLAH

Ada seorang perempuan tua yang taat beragama, tetapi suaminya seorang yang fasik dan tidak mau mengerjakan kewajiban agama dan tidak mau berbuat kebaikan.
Perempuan itu senantiasa membaca Bismillah setiap kali hendak berbicara dan setiap kali dia hendak memulai sesuatu senantiasa didahului dengan Bismillah. Suaminya tidak suka dengan sikap isterinya dan senantiasa memperolok-olokkan isterinya.
Suaminya berkata sambil mengejek,"Asyik Bismillah, Bismillah. Sekejap-sekejap Bismillah."

Isterinya tidak berkata apa-apa sebaliknya dia berdoa kepada Allah S.W.T. supaya memberikan hidayah kepada suaminya. Suatu hari suaminya berkata : "Suatu hari nanti akan aku membuat kamu kecewa dengan bacaan-bacaanmu itu."
Untuk membuat sesuatu yang memeranjatkan isterinya, dia memberikan uang yang banyak kepada isterinya dengan berkata, "Simpan uang ini." Isterinya mengambil uang itu dan menyimpan di tempat yang aman, di samping itu suaminya telah melihat tempat yang disimpan oleh isterinya. Kemudian dengan senyap-senyap suaminya itu mengambil uang tersebut dan mencampakkan uang itu ke dalam perigi di belakang rumahnya.

Setelah beberapa hari kemudian suaminya itu memanggil isterinya dan berkata, "Berikan padaku uang yang aku berikan kepada mu dahulu untuk disimpan."
Kemudian isterinya pergi ke tempat dia menyimpan uang itu dan diikuti oleh suaminya dengan berhati-hati dia menghampiri tempat dia menyimpan uang itu dia membuka dengan membaca, "Bismillahirrahmanirrahiim." Ketika itu Allah S.W.T. mengutus malaikat Jibrail A.S. untuk mengembalikan semua uang dan menyerahkan uang itu kepada suaminya kembali.

Alangkah terperanjat suaminya, dia merasa bersalah dan mengaku segala perbuatannya kepada isterinya, ketika itu juga dia bertaubat dan mulai mengerjakan perintah Allah, dan dia juga membaca Bismillah apabila dia hendak memulai sesuatu pekerjaan.

Minggu, 18 April 2010

Cara Mendekatkan Diri Kepada ALLAH SWT

1. Sholat wajib tepat waktu, selalu berdoa dan berdzikir kepada Allah

Dengan sholat, berdo’a dan dzikir kepada Allah, Inya Allah hati menjadi tenang, damai dan makin dekat dengan-Nya

2. Sholat tahajud

Dengan sholat tahajud Insya Allah cenderung mendapatkan perasaan tenang. Hal ini dimungkinkan karena di tengah kesunyian malam didapatkan kondisi keheningan dan ketenangan suasana,yang tentu saja semua itu hanya dapat terjadi atas izin-Nya. Pada malam hari, diri ini tidak lagi disibukkan dengan urusan pekerjaan ataupun urusan-urusan duniawi lainnya sehingga dapat lebih khusyu saat menghadap kepada-Nya.

3. Mengingat kematian yang dapat datang setiap saat

Kematian sebenarnya sangat dekat, lebih dekat dari urat leher kita. Dan dapat secepat kilat menjemput.

4. Membayangkan tidur di dalam kubur

Membayangkan tidur dalam kuburan yang sempit , gelap dan sunyi saat kita mati nanti. Semoga amal ibadah kita selama di dunia ini dapat menemani kita di alam kubur nanti.

5. Membayangkan kedahsyatan siksa neraka

Azab Allah sangat pedih bagi yang tidak menjauhi larangan-Nya dan tidak mengikuti perintah-Nya.. Ya Allah jauhkanlah kami dari siksa neraka-Mu, karena kami sangat takut akan siksa neraka-Mu.Ya Allah bimbinglah kami agar dapat memanfaatkan sisa hidup kami untuk selalu dijalan-Mu.……

6. Membayangkan surga-Nya

Kesenangan duniawi hanya bersifat sementara, sangat singkat dibanding dengan kenikmatan di akhirat yang tidak dibatasi waktu.Semoga kita dapat selalu mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dan Insya Allah diizinkan untuk meraih Surga-Nya. Amin…..

7a. Mengikuti tausyiah atau mengikuti pengajian secara rutin seminggu satu kali (minimal), dua kali atau lebih. Insya Allah… dengan mendengar tausyiah atau mengikuti pengajian, akan meningkatkan keimanan karena selalu diingatkan kembali utk selalu dekat kpd Allah SWT. Perlu dicatat, dikarenakan iman bisa turun atau naik, maka harus dijaga agar iman tetap stabil pada keadaan tinggi/ kuat dengan mengikuti tausyiah, pengajian dsb.

7b. Bergaul dengan orang-orang sholeh

Agar tingkat keimanan kita tetap tinggi. Berada pada lingkungan kondusif dimana orang-orangnya dekat dengan Allah SWT, Insya Allah juga akan membawa kita untuk makin dekat kepada-Nya.

8. Membaca Al Qur’an dan maknanya (arti dari setiap ayat yang dibaca)

Insya Allah dengan membaca Al Qur’an dan maknanya, akan menjadikan kita makin dekat dengan-Nya.

9. Menambah pengetahuan keislaman dengan berbagai cara, antara lain dengan : membaca buku, membaca di internet (tentang pengetahuan Islam, artikel Islam, tausyiah dsb), melihat video Islami yang dapat meningkatkan keimanan kita.

10. Merasakan kebesaran Allah SWT, atas semua ciptaan-Nya seperti Alam Semesta (jagad raya yang tidak berbatas) beserta semua isinya.

11. Merenung atas semua kejadian alam yang terjadi di sekeliling kita (tsunami, gunung meletus, gempa dsb). Dimana semua itu mungkin berupa ujian keimanan, peringatan, atau teguran bagi kita agar kita selalu ingat kepada-Nya/ mengikuti perintah-Nya. Bukan makin tersesat ke perbuatan maksiat atau perbuatan lain yang dilarang oleh-Nya. Ya Allah kami mohon bimbingan-Mu agar kami dapat selalu introspeksi atas semua kesalahan yang kami perbuat, meninggalkan larangan-Mu dan kembali ke jalan-Mu ya Allah.

12. Mensyukuri begitu besar nikmat yang sudah diberikan oleh Allah SWT

Jangan selalu melihat ke atas, lihatlah orang lain yang lebih susah. Begitu banyak nikmat yang diberikan oleh-Nya.Saat ini kita masih bisa bernafas, masih bisa makan, bisa minum, masih mempunyai keluarga, masih mempunyai apa yang kita miliki saat ini,masih mempunyai panca indera mata, hidung, telinga dan…masih bisa bernafas (masih diberi kesempatan hidup). Masih pantaskah kita tidak bersyukur dan tidak berterimakasih pada-Nya.

Jumat, 16 April 2010

Delapan Golongan

Siapa yang duduk bersama delapan golongan di bawah ini, maka Allah akan memberikan delapan sesuatu:

1 - duduk bersama orang kaya, pasti ia cinta dunia.

2 - duduk bersama orang fakir, pasti ia syukur dan ridho dalam segala hal.

3 - duduk bersama penguasa, pasti ia berkata keras dan kasar.

4 - duduk bersama wanita, pasti ia tertarik kepadanya.

5 - duduk bersama anak-anak, pasti ia suka bercanda.

6 - duduk bersama orang fasik, pasti ia berani berbuat jahat.

7 - duduk bersama orang-orang baik, pasti ia bertambah sadar.

8 - duduk bersama ulama , pasti ilmu dan pengamalan-nya bertambah.

dan ada empat perkara yg dapat menggelapkan hati: perut yang terlalu kenyang, berteman dengan orang yang suka salim, melupakan kesalahan yang pernah dilakukan, dan suka menghayal.

0leh: Abdullah A'mal

Selasa, 13 April 2010

Amanat

Kita adalah manusia yg dijadikan oleh Allah sebagai khalifah di muka bumi ini banyak sekali mengemban amanah Allah dalam lingkungannya dengan apa yg disebut :

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu sekalian untuk menyampaikan amanat kpd yg berhak sekalian, apabila menetapkan hukum diantara manusia hendaklah kamu menetapkan dengan yang adil. (An-Nisa : 58)

Adapun pengertian amanat adalah segala hak yang dipertanggung jawabkan kepada seseorang baik hak itu milik Allah maupun hak alami baik berupa pekerjaan, perkataan maupun kepercayaan hati.

Amanat itu juga merupakan segala hal yng dipertaruhkan kpd kita yg harus kita pelihara, kita laksanakan serta kita jalani baik berupa harta, kehormatan maupun berupa hak yg lain. Bahkan amanat melengkapi undang-undang yg Allah berikan kpd kita dengan maksud agar kita menjaganya dan menyampaikannya kepada manusia secara universal.

Amanat dlm pandangan Islam cukup luas pengertiannya melambangkan arti yg yg bermacam-macam tapi semuanya tergantung kepada perasan manusia yg mengemban amanat tersebut. Islam mengajarkan kepada para pemeluknya agar memiliki hati kecil yg bisa melihat, bisa menjaga dan memelihara hak-hak Allah dan amal manusia dari yg berlebihan.

Islam mewajibkan kaum muslimin agar berlaku jujur dan dapat dipercaya, mengerti kewajibannya dg jelas dan bertanggung jawab kepada Allah SWT.

“Kamu sekalian adalah pemimpin dan kamu sekalian akan diminta pertanggungjawabannya tentang apa yg kamu pimpin” HR.Bukhori.

Hadits ini menjelaskan pertanggungjawaban yg dipikulkan di pundak setiap orang dalam kehidupan didunia ini. Tidak seorangpun dari setiap pribadi, kecil atau besar, tua atau muda melainkan ia harus bertanggungjawab atas amanat yg telah dipikulnya dan harus melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.

Serorang pemimpin, baik pemimpin tingkat apa saja adalah bertanggungjawab terhadap daerah (wilayah) yg ia pimpin. Ia berkewajiban menegakkan keadilan, mengembalikan hak bagi pemiliknya, menghormati kemerdekaan rakyatnya bermusyawarah dengan mereka dalam persoalan-persoalan yg menyangkut mereka, mendengarkan nasehat dan kritikan mereka demi baiknya roda pemerintahan, berusaha untuk memakmurkan mereka, mengusahakan lapangan kerja agar mereka tidak menjadi penganggguran, membuat jalan untuk memperlancar perekonomian dsb. Sebab Allah tidaklah menghancurkan suatu negeri manakala penduduknya itu orang-orang yg sholeh ya’ni orang-orang yg berbuat kebaikan sebagaimana dalam firman Allah :

“ Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan suatu negeri secara dholim, sedang penduduknya adalah orang-orang yang berbuat kebaikan”. Q.S. Hud : 117).

Sabtu, 10 April 2010

MENJAGA LISAN AGAR SELALU BERBICARA BAIK

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya:

"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata dengan perkataan yang baik atau diam." (HR.Bukhari dan Muslim).

Imam Asy-Syafi'i Rahimahullah menjelaskan bahwa, "Apabila seseorang ingin berbicara maka hendaklah ia berpikir terlebih dahulu. Jika diperkirakan perkataanya tidak akan membawa mudharat maka silakan dia berbicara. Akan tetapi apabila diperkirakan apakah akan membawa mudharat atau tidak (ragu-ragu) maka hendaknya ia tak usah bicara. Orang yang berakal seharusnya lebih banyak mempergunakan telinga dari pada mulutnya. Dia perlu menyadari bahwa dia diberi dua telinga dan satu mulut adalah supaya dia lebih banyak mendengar daripada bicara. Seringkali orang menyesal di kemudian hari karena perkataan yang diucapkannya. Dan sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya:

"Sesungguhnya seorang mukmin yang mengucapkan suatu perkataan yang tidak dipikirkan apa akibatnya akan membuatnya terjerumus dalam api neraka yang dalamnya lebih jauh dari jarak antara timur dan barat." (HR.bukhari dan Muslim).

Al-Hasan berkata, "Berakhlak baik itu adalah bermuka cerah, ramah dan tidak menyakiti orang lain."

Adz-Dzahabi berkata, "Demikianlah adanya. Kita terkadang melihat seseorang tampak wara' dalam menjaga makanan, pakaian dan pergaulanmya. Namun apabila berbicara, ada hal yang seharusnya tidak disertakan dalam ucapannya namun ia sertakan juga. Adalakanya ia berusaha tetap jujur, namun ia memperbagus ucapannya agar dipuji sebagai orang yang fasih..."

Ibnu As-Sammak berkata, "Binatang buasmu ada di antara kedua bibirmu (lisanmu). Dengan itu kamu bisa memakan (menfitnah) siapa saja yang lewat di depanmu... sesungguhnya ada tiga hal yang menghalangimu untuk tidak menggunjingi mereka;

1. Mungkin engkau menyebut suatu perkara yang ada padamu. Bagaimana menurutmu apa yang akan diperbuat Rabb mu apabila engkau menggunjingi sahabatmu dalam urusan yang ada padamu?

2. Mungkin engkau menyebutnya dengan perkara dimana engkau melakukan kesalahan yang lebih darinya, dimana semua itu bisa membuat sahabatmu jengkel dan marah kepadamu.

3. Mungkin engkau menyebutnya dalam urusan dimana Allah telah memaafkanmu dalam urusan ini. Apakah ini balasan bagi Allah yang telah memaafkanmu?... Sayangilah saudaramu dan pujilah yang telah memaafkanmu.

Kamis, 08 April 2010

10 Hal yang Mendatangkan Cinta Allah

Alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu ‘ala Rosulillah wa ‘ala alihi wa shohbihi wa man tabi’ahum bi ihsaanin ilaa yaumid diin.
Saudaraku, sungguh setiap orang pasti ingin mendapatkan kecintaan Allah. Lalu bagaimanakah cara cara untuk mendapatkan kecintaan tersebut. Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan beberapa hal untuk mendapatkan maksud tadi dalam kitab beliau Madarijus Salikin.
Pertama, membaca Al Qur’an dengan merenungi dan memahami maknanya. Hal ini bisa dilakukan sebagaimana seseorang memahami sebuah buku yaitu dia menghafal dan harus mendapat penjelasan terhadap isi buku tersebut. Ini semua dilakukan untuk memahami apa yang dimaksudkan oleh si penulis buku. [Maka begitu pula yang dapat dilakukan terhadap Al Qur’an,
Kedua, mendekatkan diri kepada Allah dengan mengerjakan ibadah yang sunnah, setelah mengerjakan ibadah yang wajib. Dengan inilah seseorang akan mencapai tingkat yang lebih mulia yaitu menjadi orang yang mendapatkan kecintaan Allah dan bukan hanya sekedar menjadi seorang pecinta.
Ketiga, terus-menerus mengingat Allah dalam setiap keadaan, baik dengan hati dan lisan atau dengan amalan dan keadaan dirinya. Ingatlah, kecintaan pada Allah akan diperoleh sekadar dengan keadaan dzikir kepada-Nya.
Keempat, lebih mendahulukan kecintaan pada Allah daripada kecintaan pada dirinya sendiri ketika dia dikuasai hawa nafsunya. Begitu pula dia selalu ingin meningkatkan kecintaan kepada-Nya, walaupun harus menempuh berbagai kesulitan.
Kelima, merenungi, memperhatikan dan mengenal kebesaran nama dan sifat Allah. Begitu pula hatinya selalu berusaha memikirkan nama dan sifat Allah tersebut berulang kali. Barangsiapa mengenal Allah dengan benar melalui nama, sifat dan perbuatan-Nya, maka dia pasti mencintai Allah. Oleh karena itu, mu’athilah, fir’auniyah, jahmiyah (yang kesemuanya keliru dalam memahami nama dan sifat Allah), jalan mereka dalam mengenal Allah telah terputus (karena mereka menolak nama dan sifat Allah tersebut).
Keenam, memperhatikan kebaikan, nikmat dan karunia Allah yang telah Dia berikan kepada kita, baik nikmat lahir maupun batin. Inilah faktor yang mendorong untuk mencintai-Nya.
Ketujuh, -inilah yang begitu istimewa- yaitu menghadirkan hati secara keseluruhan tatkala melakukan ketaatan kepada Allah dengan merenungkan makna yang terkandung di dalamnya.
Kedelapan, menyendiri dengan Allah di saat Allah turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang terakhir untuk beribadah dan bermunajat kepada-Nya serta membaca kalam-Nya (Al Qur’an). Kemudian mengakhirinya dengan istighfar dan taubat kepada-Nya.
Kesembilan, duduk bersama orang-orang yang mencintai Allah dan bersama para shidiqin. Kemudian memetik perkataan mereka yang seperti buah yang begitu nikmat. Kemudian dia pun tidaklah mengeluarkan kata-kata kecuali apabila jelas maslahatnya dan diketahui bahwa dengan perkataan tersebut akan menambah kemanfaatan baginya dan juga bagi orang lain.
Kesepuluh, menjauhi segala sebab yang dapat mengahalangi antara dirinya dan Allah Ta’ala.
Semoga kita senantiasa mendapatkan kecintaan Allah, itulah yang seharusnya dicari setiap hamba dalam setiap detak jantung dan setiap nafasnya.
Ibnul Qayyim mengatakan bahwa kunci untuk mendapatkan itu semua adalah dengan mempersiapkan jiwa (hati) dan membuka mata hati.
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallalahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.
Sumber: Madaarijus Saalikin, 3/ 16-17, Ibnu Qayyim Al Jauziyah

ANA KHAIRUN MINHU

Sombong, barangkali sama tuanya dengan peradaban manusia. Iblis dikutuk dan dikeluarkan dari surga juga lantaran sombong. Ia menolak bersujud kepada Adam as, manusia pertama, karena merasa dirinya lebih baik.
"Allah berfirman: 'Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang (yang) lebih tinggi?' Iblis berkata: 'Aku lebih baik daripadanya, karena engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah'." (Shaad: 75 -- 76).
"Ana khoirun minhu (Saya lebih baik dari dia)," kata Iblis. Merasa diri lebih baik dari pada yang lain itulah sombong. Dan akibat sombong, iblis dikutuk.
"Allah berfirman: 'Maka keluarlah kamu dari surga, sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang terkutuk, sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan." (Shaad: 77 -- 78).
Kita berlindung kapada Allah dari perbuatan sombong, baik dalam bentuk sifat, sikap maupun perilaku, karena ia dapat menjadi penghalang masuk jannah. Rasulullah saw bersabda, "Tidak akan masuk jannah seseorang yang terdapat dalam hatinya sifat sombong (kibr) meskipun hanya sebesar biji sawi." (HR Muslim).
Berhati-hatilah kita, karena sifat, sikap, dan perilaku merasa lebih baik, lebih mulia bisa menimpa siapa saja. Seorang tokoh yang memiliki pengikut banyak, reputasi yang luas juga berpotensi untuk menyombongkan diri lantaran ketokohannya dan pengikutnya yang banyak. Seorang yang memiliki tubuh kuat, atletis, jawara, kadang tergoda memamerkan bentuk tubuhya, disamping tidak jarang gampang terpancing perkelahian, dalam urusan

kecil sekalipun, hanya lantaran merasa dirinya pendekar. Seorang rupawan juga kadang tergoda untuk membanggakan kecantikannya dan meremehkan yang tidak seganteng dan secantik dirinya, bahkan sampai mencacat bentuk fisik orang lain. Seorang hartawan sering tergoda membanggakan pakainnya yang bagus, kendaraannya yang mewah, rumahnya yang mentereng dengan melihat sebelah mata pada kaum alit yang kumal, kotor, kolot dan pinggiran. Seorang pejabat yang kebetulan pangkatnya lebih tinggi kadang merasa lebih baik dari bawahannya. Presiden merasa lebih baik dari menteri, jenderal merasa lebih baik dari kopral, direktur merasa lebih baik dari karyawan dan seterusnya.
Sifat sombong juga dapat menimpa ahli ibadah. Sosok yang secara dhahir wara', zuhud, bertahajud setiap hari, berpuasa senin-kamis, rawatibnya tidak pernah tertinggal. Karena salatnya rajin sekali hingga jidatnya hitam. Namun, ternyata ia tergoda untuk menganggap dirinya orang yang paling suci, paling baik, paling takwa. Orang lain dianggap tidak ada apa-apanya dibanding dia.
Rasa sombong juga dapat menghinggapi ilmuwan. Ilmunya setinggi langit, titelnya profesor doktor, hafal Alquran, dapat berbicara dalam banyak bahasa. Tetapi, ia tidak sabar untuk menahan dirinya merasa lebih baik dari masyarakatnya. Seorang bangsawan, karena merasa berasal dari keturunan yang mulia, aristokrat, darah biru, kadang merasa tidak sepadan jika harus bersanding, bergaul dengan yang bukan bangsawan. Dapat menurunkan derajat, katanya. Tak peduli, yang dinggap sebagai tidak selevel itu sosok berilmu sekalipun. Tak jarang, dalam pergaulan sering juga muncul kalimat yang konotasinya merendahkan, seperti
"Hai Irian! Hai Dayak! Hai anak si Anu…!"
Berhati-hatilah....
Kisah Abu Dzar patut kiranya menjadi pelajaran. Suatu ketika beliau sedang marah kepada seorang laki-laki sampai terucap, "Hai anak wanita hitam." Rasulullah mendengar hal itu, kemudian bersabda, "Wahai Abu Dzar, tidak ada keutamaan bagi kulit putih atas kulit hitam," (dalam riwayat lain ditambahkan, "melainkan karena takwa"). Mendengar hal itu Abu Dzar sangat menyesal hingga meminta orang tadi untuk menginjak pipinya. (HR Imam Ahmad).
"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong), dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri." (Luqman: 18).

Perihal sombong, Rasulullah mendefinisikan dalam sebuah riwayat, "Kibr (sombong) adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia." (HR Muslim). Dua kata kuci: menolak kebenaran dan meremehkan manusia, itulah sombong. Ketika ada rasa ingin menonjolkan dan membanggakan diri, ketika hati kita keras menerima nasihat terlebih dari yang lebih yunior, ketika pendapat kita enggan untuk dibantah bahkan tidak jarang dipertahankan dengan dalil yang dipaksakan, ketika kita tersinggung tidak diberi ucapan salam terlebih dahulu, ketika kita berharap tempat khusus dalam sebuah majlis, ketika kita tersinggung titel dan jabatan yang dimiliki tidak disebut, maka jangan-jangan virus takabbur telah meracuni diri kita.
Imam Ghozali mengajari cara mawas diri agar tidak terjebak dalam sikap merasa lebih baik. Ketika kita melihat seseorang yang belum dewasa, kita bisa berkata dalam hati: "Anak ini belum pernah berbuat maksiat, sedangkan aku tak terbilang dosa yang telah kulakukan, maka jelas anak ini lebih baik dariku." Ketika kita melihat orang tua, "Orang ini telah beramal banyak sebelum aku berbuat apa-apa, maka sudah semestinya ia lebih baik dariku."
Ketika kita melihat seorang 'alim, "Orang ini telah dianugerahi ilmu yang tiada kumiliki, ia juga berjasa telah mengajarkan ilmunya. Mengapa aku masih juga memandang ia bodoh, bukankah seharusnya aku bertanya atas yang perlu kuketahui?" Ketika kita melihat orang bodoh, "Orang ini berbuat dosa karena kebodohannya, sedangkan aku? aku melakukannya dengan kesadaran bahwa hal itu maksiat. Betapa besar tanggung jawabku kelak. (Diadaptasi dari Ihya', bab takabbur).
Lantas, atas dasar apa kita membanggakan diri ? Bukankah dunia ini bersifat fana? Bukankah kekayaan, pangkat, kecantikan, keturunan, pengikut, dan ilmu merupakan anugerah Allah yang bersifat sementara? tidak permanen? dan dapat dicabut sewaktu-waktu jika Allah mengendaki? Lagi pula, bukankah yang dilihat oleh Allah adalah ketakwaan seorang hamba? dan bukan kekayaan, pangkat, fisik, keturunan? Maka adalah aneh sikap anak manusia yang merasa ana khairun minhu.

Rabu, 07 April 2010

GEJALA HIDUP YANG MERUGIKAN

Abu Bakar r.a. berkata, " Sesungguhnya iblis berdiri di depanmu, jiwa di sebelah kananmu, nafsu di sebelah kirimu, dunia di sebelah belakangmu dan semua anggota tubuhmu berada di sekitar tubuhmu. Sedangkan Allah di atasmu. Sementara iblis terkutuk mengajakmu meninggalkan agama, jiwa mengajakmu ke arah maksiat, nafsu mengajakmu memenuhi syahwat, dunia mengajakmu supaya memilihnya dari akhirat dan anggota tubuh menagajakmu melakukan dosa. Dan Tuhan mengajakmu masuk Syurga serta mendapat keampunan-Nya, sebagaimana firmannya yang bermaksud, "....Dan Allah mengajak ke Syurga serta menuju keampunan-Nya..."Siapa yang memenuhi ajakan iblis, maka hilang agama dari dirinya. Sesiapa yang memenuhi ajakan jiwa, maka hilang darinya nilai nyawanya. Sesiapa yang memenuhi ajakan nafsunya, maka hilanglah akal dari dirinya. Siapa yang memenuhi ajakan dunia, maka hilang akhirat dari dirinya. Dan siapa yang memenuhi ajakan anggota tubuhnya, maka hilang syurga dari dirinya.

Dan siapa yang memenuhi ajakan Allah S.W.T., maka hilang dari dirinya semua kejahatan dan ia memperolehi semua kebaikan."

Iblis adalah musuh manusia, sementara manusia adalah sasaran iblis. Oleh itu, manusia hendaklah sentiasa berwaspada sebab iblis sentiasa melihat tepat pada sasarannya. Sabda Rasulullah S.A.W kepada Mu'adz, "Wahai Mu'adz, apabila di dalam amal perbuatanmu itu ada kekurangan :
  1. Jagalah lisanmu supaya tidak terjatuh di dalam ghibah terhadap saudaramu/muslimin.
  2. Bacalah Al-Qur'an
  3. Tanggunglah dosamu sendiri untukmu dan jangan engkau tanggungkan dosamu kepada orang lain.
  4. Jangan engkau mensucikan dirimu dengan mencela orang lain.
  5. Jangan engkau tinggikan dirimu sendiri di atas mereka.
  6. Jangan engkau masukkan amal perbuatan dunia ke dalam amal perbuatan akhirat.
  7. Jangan engkau menyombongkan diri pada kedudukanmu supaya orang takut kepada perangaimu yang tidak baik.
  8. Jangan engkau membisikkan sesuatu sedang dekatmu ada orang lain.
  9. Jangan engkau merasa tinggi dan mulia daripada orang lain.
  10. Jangan engkau sakitkan hati orang dengan ucapan-ucapanmu.

Selasa, 06 April 2010

NASIHAT BERHARGA BAG 1

1- Ada dua perkara yg tidak dapat diugguli, yaitu beriman kepada Allah swt. dan memberi manfaat kepada sesama muslim.

maksud memberi manfaat di sini ialah dalam bentuk perkataan atau nasihat, bantuan tenaga, pikiran, harta ataupun jabatan.

2- Siapa yang bangun pagi dan tidak berniat menzalimi seseorang, maka ia mendapat ampunan dosa. dan siapa yang bangun pagi lalu niat menolong orang yang dizalimi atau ia niat untuk mengabulkan hajat ( kebutuhan ) sesama muslim, maka ia memperoleh pahala seperti pahala haji mabrur.

3- Hamba yang sangat dicintai Allah ialah hamba yang sangat bermanfaat bagi sesama manusia, dan amal yang paling utama ialah menanamkan rasa iba di hati orang mukmin yang dapat menghilangkan rasa lapar (bagi seseorang) atau meringankan beban derita seseorang atau dengan melepaskan hutang seseorang. dan dua perkara yang sangat jelek dan tercela yaitu syirik kepada Allah Swt. dan mendatangkan petaka bagi sesama mukmin.

Maksud mendatangkan petaka bagi sesama mukmin ialah baik yang berkaitan dengan perkataan, perbuatan, harta benda maupun jabatan.

bagaimanapun juga agama kita selalu menganjurkan agar kita saling sayang menyayangi, cinta mencintai dan saling harga menghargai.

4- Hendaklah kalian duduk dengan ulama dan meresapi pembicaraan mereka yang bermutu (bijaksana), karena sesungguhnya Allah menghidupkan hati yang keras dengan cahaya hikmat, sebagaimana tanah yang gersang dapat menjadi subur karena air hujan.

5- Dekatilah orang-orang besar dan bertanyalah kepada orang-orang pandai serta bergaullah dengan orang-orang yang bijaksana (hukama).

6- suatu masa akan terjadi pada ummatku (Nabi Muhammad), semua melarikan diri dari ahli fiqih, kemudian Allah Swt akan menimpakan tiga bencana pada mereka:

a- Hilangnya keberkahan hasil usaha (mata pecaharian).
b- Dikuasai oleh penguasa yang zalim.
c- Keluar dari alam dunia (mati) tanpa disertai iman.

barangsiapa masuk kubur (mati) tidak membawa bekal bagaikan berlayar tanpa perahu, orang mati di dalam kubur tak ubahnya seperti orang tenggelam yang selalu mengharapkan pertolongan.

7- Dari Umar r.a, bahwa Nabi Saw. berkata kepada malaikat Jibril a.s, Ceritakan kepadaku tentang kebajikan umar!" Malakat Jibril berkata; seandainya air laut kujadikan sebagai tinta dan pepohonan sebagai pena, niscaya aku tidak dapat menghitungnya, Nabi berkata lagi, Ceritakan kepadaku kebajikan Abu Bakar r.a,!" Malaikat Jibril menjawab; Umar adalah salah satu kebajikan dari kebajikan-kebajikan Abu Bakar.

8- Menyasahkan diri semata-mata karena dunia adalah kegelapan hati. dan menyusahkan diri semata-mata karena akhirat adalah penerang dalam hati.

Kandungan statemen di atas bahwa berduka cita dalam hal-hal yang bersifat keduniaan akan menjadikan kegelapan hati seseorang, sedangkan berduka cita dalam hal-hal yang berhubungan dengan akhirat, hati akan menjadi terang, Ya allah, kami mohon, janganlah Engkau menjadikan penghidupan kami di dunia ini menjadi tujuan yang utama, tetapi jadikanlah itu sebagai jembatan menuju akhirat.

9- Barang siapa yang menuntut ilmu sama halnya ia mencari syurga, dan barang siapa yang berbuat maksiat/dosa sama halnya ia mencari neraka.Seseorang yang bersusah payah menuntut ilmu manfaat yang wajib diketahui orang-orang yang berakal, maka sesungguhnya ia mencari amal untuk syurga dengan ridha Allah Swt.dan barang siapa yang selalu berbuat dosa maka sama halnya ia mencari-cari pintu neraka dan berusaha memperoleh murka Allah Swt.

10- Orang pemurah itu tidak akan mendurhakai Allah dan tidaklah pengaruh akhirat akan dikalahkan oleh pengaruh dunia bagi orang yang bijaksana.

NASHAIHUL IBAD

Senin, 05 April 2010

Ber-Puasa-lah Agar Allah Mencintaimu dan Engkau Pasti Bahagia

Allah ta’ala telah berfirman
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang mus lim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang men jaga kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, A llah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar” (QS. Al-Ahz ab : 35).
“Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui” (QS. Al-Baqarah : 184).
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (183) (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi ma kan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan1 14, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kam u mengetahui (184) ” . (QA. Al Baqarah 183 – 184)
Sungguh nikmat rasanya apabilah kita dicintai seseorang b aik itu suami terhadap istri maupun istri terhadap suaminya, dicintai dalam kelu arga, masyarakat dan atau oleh seseorang yang kita cintai namun tiada banding de ngan cintanya Allah yang diberikan kepada kita dan mahkluknya pada umumnya. Tumb uhnya cinta karena adanya rasa memiliki namun sayang apabila rasa ingin memiliki itu bukan dari hati melainkan nafsu ketertarikan terhdap sesuatu tanpa menyadar i sipemiliknya yang akhirnya dapat menimbulkan masalah, sakit hati misalnya (eep pp kok kesini).
Sungguh, cinta Allah itu Maha Agung, di bulan ramadhan, bulan ya ng penuh nikmat, pentunjuk dan ampunan, bulan yang suci ini mari kita lebih memb enahi diri dan lebih mendekatkan diri pada Allah azza wa Jalla karena Dia lah pe milik segalanya, sunggu malu jika kita sudah banyak diberi nikmat namun masih me rasa kurang dan tak mensyukuri atas nikmat yang Allah berikan kepada kita. Semog a disisa umur yang Allah berikan kepada kita dapat kita manfaatkan untuk semata- mata karena Allah atas apa yang kita kerjakan dan tentunya semakin baik niat dan langkah kita.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam telah menjelaskan dala m sunnahnya bahwasannya puasa merupakan benteng dari hawa nafsu syahwat, penangk al dari sambaran api neraka, dan Allah ta’ala telah mengkhususkannya sebagai nama salah satu pintu surga. Berikut ini merupakan diantara keutamaan berpuasa:
1. Puasa Sebagai Perisai
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kepada orang yang diliputi nafsu birahi untuk menikah. Jika dia tidak mampu untuk melaksanakannya, maka ia diperintahkan berpuasa untuk mengekang nafsu sya hwatnya. Sebab puasa bisa menahan gejolak anggota tubuh dengan kelemahannya sehingga dapat mengekangnya dari tindakan yang menyimpang. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam telah bersabda :
“Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kalian telah mampu (ba’ah), maka hendaknya dia menikah, karena menikah itu dap at menjaga pandangan dan memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang tidak mampu untuk menikah, maka hendaknya dia berpuasa, karena puasa itu bisa menjadi perisa i baginya” (HR. Bukhari no. 4779 dan Muslim no. 1400 dari Ibnu Mas’ud radliyallaahu ‘anhu).
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam juga telah menjelas kan bahwa surga itu dikelilingi oleh hal-hal yang tidak disukai, sedangkan nerak a dikelilingi oleh berbagai kesenangan syahwat. Oleh sebab itu, jelaslah kiranya bagi kita bahwa puasa itu dapat mementahkan syahwat dan menumpulkan ketajamann ya yang bisa mendekatkan kepada api neraka, dan puasa itu bisa menjadi penyekat antara orang yang berpuasa dengan neraka. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam telah bersabda :
“Puasa itu adalah perisai yang dapat melindungi diri se orang hamba dari api neraka” (HR. Ahmad no. 15299; hasan lighairihi. Lihat Shahih At-Targhib no. 981).
Dan tentunya, hanya puasa yang ikhlash dan sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya sajalah yang dapat menjadi perisai dari api neraka.
2. Pu asa Dapat Memasukkan Seseorang ke dalam Surga
Sebagaimana telah disebutkan sebel umnya bahwa puasa itu dapat menjauhkan diri dari api neraka, yang otomatis mende katkan dapat pelakunya kepada surga, bi-idznillaah.
Diriwayatkan dari Abu Umamah radliyallaahu ‘anhu, ia berkata : Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam :
“Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku suatu amala n yang dapat memasukkan aku ke dalam surga”. Maka Rasulullah shallallaahu ‘ alaihi wasallam pun menjawab : “Hendaknya kamu berpuasa, karena puasa itu tida k ada tandingan (pahala)-nya” (HR. Nasa’i dalam Al-Kubraa no. 2530, Ibnu Hib ban dalam Al-Mawarid hal. 232, dan Al-Hakim no. 1533 dengan sanad shahih. Lafadh ini adalah milik Ibnu Hibban. Lihat Shahih Sunan An-Nasa’i no. 2097).
3. Or ang yang Berpuasa akan Mendapatkan Pahala Tak Terhitung Nilainya.
4. Orang yan g Berpuasa akan Mendapatkan Dua Kebahagiaan.
5. Bau Mulut Orang yang Berpuasa Lebih Harum di Hadapan Allah Ta’ala daripada Bau Misk (Kesturi).
Dari Abi Hura irah radliyallaahu ‘anhu, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam : Telah berfirman Allah ta’ala (merupakan hadits qudsi) :
Setiap amal anak Adam adalah untuk dirinya sendiri kecuali puasa, sesungguhnya pu asa itu untuk-Ku dan Aku akan memberi pahala atasnya. Puasa itu adalah perisai, maka pada saat berpuasa hendaknya seseorang diantara kamu tidak melakukan rafat s (yaitu : berjima’ dan berbicara keji – Pent.) dan tidak juga membuat kegaduhan. Jika ada orang yang mencacinya atau menyerangnya, maka hendaklah ia mengatakan,”Sesungg uhnya aku berpuasa”. Demi Allah yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sesu ngguhnya bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah daripada ba u minyak kesturi di hari kiamat. Dan bagi orang yang berpuasa itu mempunyai dua kegembiraan, yaitu ketika berbuka dan ketika berjumpa dengan Rabbnya, ia gembir a dengan puasanya (HR. Bukhari no. 1805 dan Muslim no. 1151).
6. Puasa dan Al-Qu r’an akan Memberi Syafa’at Bagi Orang Yang Menjalankannya
Rasulullah shallal laahu ‘alaihi wasallam bersabda :
Puasa dan Al Qur’an itu akan memberikan syafa’at kepada seorang hamba pada hari kiamat nanti.
Puasa akan berkata :
Wahai Tuhanku, saya telah menahannya dari makan dan nafsu syahwat di waktu siang, karenanya perkenank anlah aku untuk memberikan syafa’at kepadanya.
Dan Al-Qur’an berkata :
Saya telah melarangny a dari tidur di malam hari, karenanya perkenankan aku untuk memberi syafa’at k epadanya”. Beliau bersabda,”Maka syafa’at keduanya diperkenankan. (HR. Ah mad No.6626, Al Hakim No. 2036, dan Abu Nu’aim 8/161 dari Abdullah bin ‘Umar radliyallahu ‘anhuma; hasan shahih. Lihat Shahih At-Targhib No. 984).
7. Puasa Sebagai Kaffarat (Penebus Dosa)
Diantara keutamaan yang hanya dimiliki oleh ibadah puasa adalah bahwa Allah ta’ala telah menjadikan pu asa sebagai penebus dosa bagi orang yang mencukur kepala dalam ihram karena ada halangan baginya, baik karena sakit atau karena gangguan yang terdapat pada kepa la (lihat QS. Al-Baqarah : 196). Dan puasa juga dapat menjadi kaffarat karena tidak mampu memotong hewan kurban (QS. Al-Baqarah : 196), membunuh seseorang yang berada dalam perjanjian karena kesalahan atau tidak sengaja (QS. An Nisaa’ : 92), melanggar s umpah (QS. Al-Maaidah : 89), membunuh binatang buruan pada saat ihram (QS. Al-Ma aidah : 95), dan zhihar (QS. Al-Mujaadilah : 3-4).
Demikian halnya dengan puasa dan shadaqah, keduanya berperan serta dalam penebus pelanggaran dosa seseorang, baik di dalam keluarga, harta, atau tetangga. Dari Hudzaifah bin Yaman radliyal laahu ‘anhu ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasa llam :
Fitnah (ujian) seseorang dalam keluarga (istri), harta, anak, dan tetangganya dapat ditutupi dengan shalat, puasa, dan shadaqah. (HR. Bukhari no. 502 dan Muslim no. 144).
8. Ar-Rayyan Disediakan Bagi Orang-Orang yang Berpuasa
Sesungguhnya di dalam surga itu terdapat satu pintu yang diberi nama Ar-Rayyaan. Dari pintu tersebut orang-orang yang berpuasa akan masuk di hari kiamat nanti dan ti dak seorang pun yang masuk ke pintu tersebut kecuali orang-orang yang berpuasa.
Dikatakan kepada mereka: Dimana orang-orang yang berpuasa?
Maka mereka pun masuk melaluinya. Dan apabila orang terakhir dari mereka telah masuk, maka pintu ters ebut ditutup sehingga tidak ada seorangpun yang masuk melalui pintu tersebut. (B arangsiapa yang masuk, maka ia akan minum minuman surga. Dan barangsiapa yang mi num minuman surga, maka ia tidak akan haus selamanya) (HR. Bukhari no. 1797 dan Muslim 1152, dan tambahan terakhir — di dalam kurung — adalah riwayat dari Ibnu Khuzaimah dalam Shahih-nya N o.1902)
Di salin dan di edit dari Abu Al-Jauzaa’

Pengikut