"Lagu Panggilan Jihad.mp3"

Kamis, 13 Mei 2010

Kegunaan Adzan Dan Arti Dari SWT, SAW, AS, dan RA

Kegunaan Adzan

1. Memanggil Sholat

Adzan diperintahkan untuk memanggil umat Islam sebagai tanda masuknya waktu sholat. Hal ini sudah masyhur (terkenal) di kalangan umat Islam dan tidak ada khilaf, perbedaan pendapat antara kaum muslimin tentang hal ini. Semuanya sepakat dalam hal bahwa adzan digunakan untuk panggilan sholat.

Dalil-dalil Qur’an tentang ini adalah;
Surat al Jumu’ah ayat 9: Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”
Surat al-Maidah ayat 58 : “dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) sembahyang, mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal.


Adapun dalil-dalil hadis tentang hal ini adalah;

Dari Abdullah bin Zaid bin Abduh Rabihi radhiyallahu ‘anhu berkata dia, “Manakala Rasulullah telah memerintahkan untuk memakai lonceng yang dibunyikan bagi memanggil manusia untuk berkumpul melaksanakan sholat berjamaah, telah berkeliling kepadaku seorang lelaki yang sedang memegang sebuah lonceng ditangannya, pada saat itu aku sedang tidur (bermimpi). Aku berkata, “Wahai hamba Allah apakah engkau menjual lonceng?” orang itu berkata,” Untuk apa lonceng bagimu?” Aku berkata, “Kami mau memanggil manusia untuk melakukan sholat dengan lonceng itu.” Kemudian orang yang dalam mimpi itu berkata, “ Maukah engkau aku tunjukkan sesuatu yang lebih baik daripada memukul lonceng?” lalu aku menjawab, “iya.” Maka orang itu berkata lagi ucapkan olehmu, “Allahu Akbar 4x ..(dan seterusnya sampai selesai kalimat adzan lengkap - pen). Kemudian orang itu mundur tidak jauh daripadaku dan dia berkata, “Jika engkau telah selesai sholat (sunat) maka ucapkanlah Allahu Akbar 2x ….. (bacaan iqomat sampai selesai – pen). Setelah aku terbangun di subuh hari, aku mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan menceritakan tentang mimpiku. Maka Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya mimpimu adalah mimpi yang benar, Insya Allah.” Maka berdirilah bersama Bilal dan ajarkanlah kepada Bilal tentang mimpimu itu agar Bilal beradzan seperti itu, karena suara Bilal lebih baik dari suaramu. Maka aku berdiri bersama Bilal dan mengajarkan seruan adzan itu secara perlahan sementara Bilal menyerukan suara adzan itu dengan keras. Maka telah mendengar Umar bin Khatab di rumahnya akan seruan adzan Bilal tersebut, kemudian beliau segera keluar dari rumahnya sambil menyandang selendangnya. Umar berkata, ”Demi Allah yang telah mengutus Engkau ya Rasul dengan haq, sungguh aku telah melihat dalam mimpiku serupa dengan yang dialami Abdullah bin Zaid itu. Maka Rasulullah menjawab, ”Bagi Allah sajalah segala puji .”(HR. Tarmidzi dan Abu Dawud, sanad yang shohih)


2. Adzan dan Iqomat Pada Anak yang Baru Lahir

Disunnatkan juga mengadzankan anak yang baru lahir pada telinga kanannya dan mengiqomatkan anak tersebut pada telinga kirinya, seperti adzan dan iqomat pada sholat 5 waktu. Tidak berbeda perlakuan adzan dan iqomat ini kepada anak laki-laki ataupun anak perempuan. Hal ini disandarkan pada beberapa hadis antara lain;

Dari Abi Rofi’ radhiyallahu ‘anhu berkata, “Aku pernah melihat Rasulullah mengadzankan Sayyidina Husain di telinganya pada saat Sayyidina Husain baru dilahirkan oleh Sayyidatuna Fatimah dengan bacaan adzan untuk sholat .” (HR. Ahmad, Abu dawud, Tarmidzi, dishohihkannya).

Dari Abi Rofi’ berkata dia, “Aku pernah melihat Nabi melakukan adzan pada telinga Al Hasan dan Al Husain radhiyallahu ‘anhuma.” (HR. Thabrani).

Barangsiapa yang kelahiran seorang anak, lalu anaknya diadzankan pada telinganya yang sebelah kanan serta di iqomatkan pada telinga yang kiri, niscaya tidaklah anak tersebut diganggu oleh Ummu Shibyan (HR. Ibnu Sunni, Imam Haitsami menuliskan riwayat ini pada Majmu’ Az Zawaid, jilid 4,halaman 59). Menurut pensyarah hadis, Ummu Shibyan adalah jin wanita yang selalu mengganggu dan mengikuti anak-anak bayi.


Arti Dari SWT, SAW, AS, dan RA


Selaku kaum muslim, kita seringkali menemukan istilah-istilah SWT, SAW, AS, dan RA pada saat mempelajari Islam. Apa yang dimaksud dengan istilah-istilah tersebut?

SWT adalah singkatan dari Subhanallahu Wa ta’ala yang mempunyai arti “Engkau yang Maha Suci ya ALLOH Dan Maha Tinggi”. Kita biasa mengucapkan hal ini apabila nama ALLOH telah disebutkan. Karenanya kita akan jumpai tulisan ALLOH SWT.

SAW adalah kependekan dari Shallallahu `alaihi Wa Sallam, yang disunnahkan kepada kita untuk mengucapkannya pada saat menyebut atau mendengar nama Rasululloh SAW. Arti dari istilah ini adalah “Semoga ALLOH SWT memberikan shalawat dan salam kepadanya”. Karenanya kita akan banyak dapatkan tulisan Rasululloh SAW.

AS sendiri adalah kependekan dari Alaihis Salam yang bermakna “Semoga keselamatan dilimpahkan kepadanya”. Kita akan dapati di akhir nama para Nabi dan Rasul.

RA adalah istilah untuk menyingkat lafaz Radhiyallahu `anhu/`anha / `anhum. Biasanya digunakan dan diberikan kepada para sahabat Rasululloh SAW. Maknanya adalah “Semoga ALLOH SWT meridhoinya”. Ada beberapa ketentuan mengenai hal ini. Apabila di bagian akhir `anhu itu berarti satu orang laki-laki. Sementara jika kata terakhirnya adalah `anhum maka ini berarti banyak (jamak) dan sedangkan jika kata terakhirnya adalah `anha maka ditujukan untuk seorang wanita.


Smg Bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut